MENJADI MAHASISWA BARU UNG DI TENGAH PANDEMI
Menjadi Mahasiswa baru memang menjadi pengalaman baru yang menyenangkan bahkan menegangkan. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, seperti baru kemarin memakai putih abu-abu sekarang sudah akan menggunakan almamater universitas baru. Aku yang tadinya sebagai siswa, sekarang sudah bermetamorfosis menjadi seorang mahasiswa. Sosok orang yang dipandang lebih dewasa dan bisa melakukan pekerjaannya sendiri. Banyak sekali mitos-mitos yang menghampiri mahasiswa baru seperti masa orientasi yang mencekam, dosen yang galak, kakak tingkat yang tidak bersahabat, pelajaran yang susah, dll.
Berbagai macam mitos diatas tidak aku temui di Universitas Negeri Gorontalo. Walaupun dilakukan melalui daring akibat dampak dari pandemi Covid-19, semua mitos diatas seolah-olah terbantahkan di Universitas ini.
Walaupun masa pengenalan kampus mahasiswa baru nanti akan di laksanakan tanggal 11-16 Agustus secara daring. Akan tetapi tidak mengurangi sedikitpun antusias para calon mahasiswa baru, dan juga kita sudah bisa mendapatkan insight lebih banyak mengenai Universitas, dapat kenal dengan kakak tingkat, dan pastinya banyak kenalan teman baru.
Lingkungan pertemananan di UNG menurutku juga sangat suportif. Tidak ada yang membeda-bedakan teman, kita dengan mudah mencari teman baru di UNG. Jauh dari kesan sulit mendapatkan pertemanan ketika daring. Dengan adanya pertemanan walaupun sekedar teman online, membuat situasi tidak berubah seperti bertemu langsung di kampus.
Harapan jika Dinyatakan Sah sebagai Mahasiswa
Bagi orang-orang yang beruntung karena keadaan yang mendukung untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, umumnya mereka tidak merasa takut untuk menaruh ekspektasi besar terhadap hiruk pikuk kehidupan kampus.
Banyak harapan yang terlontar dari mulut-mulut calon mahasiswa baru. Hal-hal manusiawi dan sudah tidak asing lagi di telinga kita, yang diharapkan bisa terealisasi saat menjalani kehidupan sebagai mahasiswa baru. Hal-hal seperti bisa bertemu dan mengenal orang-orang baru secara langsung, mendapatkan rekan-rekan baru yang dewasa dan solid, merasakan sensasi wira-wiri di lingkungan kampus dengan memakai baju kasual, menambah skill dan relasi dengan menjajal organisasi-organisasi kampus yang menantang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebenarnya harapan-harapan seperti ini dipandang sangat wajar, asalkan tidak menjadikan kuliah sebagai semata-mata pelarian.
Realitanya di Masa Pandemi Covid-19
Pada faktanya, tidak semua harapan yang telah disimpan sejak jauh-jauh hari oleh para mahasiswa baru kini dapat direalisasikan dengan utuh. Beberapa harapan skala kecil terpaksa harus ditarik dan dipendam dalam-dalam untuk sementara waktu. Covid-19 yang tengah mewabah di Indonesia saat ini seolah meluluhlantakkan terealisasinya harapan-harapan tersebut.
Sebab, sebagaimana kebijakan dan arahan yang dikeluarkan oleh Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), Nadiem Anwar Makarim, melalui SE (Surat Edaran) Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 pada tanggal 17 Maret 2020 perihal Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19), membuat aktivitas pendidikan seperti pembelajaran dan penyelenggaraan acara yang mengundang banyak peserta terpaksa dialihkan ke dalam media daring atau online. Terutama aktivitas di perguruan tinggi.
Hal ini disusul dengan pernyataan resmi yang dipaparkan Nadiem, “Karena keselamatan adalah yang nomor satu, saat ini semua perguruan tinggi masih melakukan (aktivitas pembelajaran) secara online sampai ke depannya mungkin kebijakan berubah. Tapi untuk saat ini belum berubah, jadi masih melakukan (aktivitas pembelajaran) secara daring,” dalam Keterangan Pers terkait Penyelenggaraan Pembelajaran Tahun Ajaran dan Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19.
Jadi mau tidak mau, mahasiswa baru tahun akademik 2021/2022 ini harus melalui kegiatan masa orientasi atau pengenalan kehidupan kampus seperti PKKMB, OSPEK, atau PBAK hingga kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media daring seperti Zoom, YouTube, Google Meet, Microsoft Teams, atau media lain yang relevan. Ini menjadi pertama kalinya dalam sejarah bagi mahasiswa baru untuk mengikuti kegiatan masa orientasi dan pembelajaran secara daring atau online.
Tak ayal, keadaan tersebut membuat tak sedikit mahasiswa baru yang mengeluh. Mereka kecewa karena tidak pernah merasakan sensasi menginjakkan kaki di lantai kampus dan menatap wajah-wajah baru secara langsung untuk pertama kalinya pada awal semester satu.