College Life, I'm Coming!
Desember 2020…
Aku mulai menonaktifkan satu persatu akun social media yang aku punya, mengingat tahun depan aku akan melaksanakan Ujian Tertulis Berbasis Komputer atau singkat aja jadi UTBK, biar gak ribet. Mulai dari instagram (yang sebenarnya emang jarang aku buka bahkan aku uninstall aplikasinya dari hanpdhone-ku) hingga twitter yang sering aku buka setiap jam hanya untuk melihat apa yang sedang terjadi di Indonesia maupun di belahan dunia lainnya. Tidak sepenuhnya dinonaktifkan mengingat twitter adalah salah satu platform sosial media yang menyediakan bertumpuk-tumpuk latihan-latihan soal mulai dari latsol UTBK hingga latsol kedinasan. Nonaktif whatsapp? Info sekolah sumbernya dari situ, jadi 0 kemungkinan itu akan hilang dari daftar aplikasi yang ada handphone-ku, ya walaupun dari lama aku ingin menghilangkannya karena notif yang benar benar membuatku overthinking.
Menonaktifkan aplikasi sosial media, check. Selanjutnya? Mencari latihan-latihan soal dari twitter. Jika kalian mengetik keywoard ‘latihan soal UTBK’ di search bar, maka kalian akan menemukan begitu banyak latihan soal dari tahun-tahun sebelumnya yang sudah disatukan dalam bentuk google drive.
Januari 2021
Ting!
Bunyi notif whatsapp dari grup sekolah yang isinya semua teman-teman seangkatan dengan beberapa guru bidang studi. Katanya, “Nak, ayo mulai bikin akun buat kalian UTBK nanti. Batasnya tanggal segini ya jangan sampai telat…”
Mulailah aku dan teman-temanku pusing dengan system cara pembuatan akun untuk UTBK kita nanti. Ada yang bermasalah data belum valid tapi sudah di-save permanen, ada yang daerahnya tidak muncul ketika dicari, dan lain sebagainya.
Alhamdulillah, untungnya saat aku membuat akun bersama temanku, kita tidak memiliki kendala yang begitu berarti. Hanya ada beberapa kendala kecil seperti, lupa berapa gaji orangtua, tidak tahu berapa tagihan listrik sebulan, dan lain-lain.
Di bulan ini juga, aku sudah mulai mengikuti lembaga yang menyediakan tryout UTBK dengan setiap penjelasan materi per soal. Selain mengandalkan latihan soal yang telah aku dapatkan dari twitter, aku juga mengandalkan beberapa channel youtube yang memang terkenal sebagai channel edukasi latihan-latihan soal UTBK dari tahun ke tahun.
Setelah, membuat akun dan menyimpannya secara permanen akhirnya tanggal pelaksanaan UTBK aku pun diumumkan, yaitu tanggal 02 April 2021.
“Tinggal dua bulan waktu belajarnya. Bisa gak, ya?”
Februari 2021
Bulan ini adalah bulan ter-ambis selama beberapa bulan aku belajar untuk menguasai materi UTBK. Jalur belajar hingga jalur langit pun benar-benar aku lakukan di bulan Februari ini. Bangun di sepertiga malam, menunaikan sholat tahajud, kemudian membaca al-quran selama 5 menit menjadi rutinitasku selama sebulan ini. Kemudian, di pagi hari aku akan mandi setelah subuh yang setelah itu akan aku lanjut dengan membawa surah-surah pilihan yang telah aku tulis di sticky notes dan kemudian menempelkannya ke dinding agar tidak lupa. Bahkan, aku sempat berolahraga di dalam ruangan selama beberapa hari namun, kegiatan yang satu itu sangat menguras banyak tenaga untuk kaum rebahan seperti aku.
Maret 2021…
Satu bulan menjelang UTBK, aku kadang masih demotivated untuk belajar bahkan sekedar menonton video materi. Benar-benar seharian hanya bisa rebahan, tidur, makan, mandi, dan melakukan kegiatan tidak produktif lainnya. Kadang aku overwhelmed dengan semuanya. Bukan hanya tentang bagaimana aku akan menghadapi tes tapi juga tentang ekspetasi orang-orang yang semakin hari terasa semakin memberatkan.
Menangis, mimpi buruk, menjadi anti-social, hingga merasa lelah berkepanjangan menjadi rutinitasku selama sebulan ini. Kecemasan tentang UTBK semakin hari semakin menjadi membuat aku menjadi lebih sensitive jika ditanyai, “Mau kuliah dimana?”
Not to be dramatic, but everything was horrible at the time. Hingga akhirnya, dua minggu sebelum tanggal 2 Maret, aku memilih untuk tidak belajar sama sekali.
“Dilan, jadi apa yang lebih berat? Rindu Milea atau ekspetasi orang-orang yang menuntut untuk menjadi sempurna?”
02 April 2021…
D-day. Kebetulan karena aku dapat sesi pagi dan bertepatan dengan ibadah puasa, maka aku menuju lokasi UTBK hanya berbekal doa dari orangtua. And, fortunetly my friend got a same day with me to doing the test, so I was not be alone there. Beberapa jam sebelum tes, aku tidak merasakan gugup sama sekali. Pikirku, “Oh gugupnya kan udah kemaren-kemaren jadi mungkin hari ini bakal biasa aja.”
Tapi, tentu saja tidak semudah itu Ferguso. Tepat setelah pengumuman dari panitia agar peserta diminta untuk berdiri di depan gedung pelaksanaan UTBK, tangaku mulai dingin. Saat mengeluarkan jam tangan, tanganku gemetar hebat dan menurutku jika aku melihat wajahku di cermin saat itu, mungkin akan terlihat pucat.
Memasuki ruangan tes, nama peserta mulai dipanggil satu persatu, melakukan absensi, diarahkan system tesnya, hingga berdoa sesuai kepercayaan masing-masing adalah beberapa prosedur sebelum mengisi tes. Ajaibnya, setelah berdoa tangan aku yang awalnya merasakan dingin karena takut dan deg-degan menjadi lebih hangat dan tidak lagi merasakan gemetar sedikit pun.
Saat memulai tes, aku begitu takut untuk sekedar meregangkan kepala dengan sedikit menengok ke kanan kiri. Takut dianggap menyontek dan berakhir dikeluarkan dari ruangan. Waktu yang disediakan oleh panitia LTMPT adalah sekitar 5 jam dengan jumlah soal (kalo gak salah ingat) sekitar 110 soal. Sangat lama dan benar-benar menguras tenaga. Poin plusnya? Ruangannya ber-ac, hehe.
Soal-soal yang ditampilkan benar-benar jauh dari bayanganku. Jujur saja soal-soalnya TIDAK se-susah itu, tapi jadi SE-SUSAH itu karena materinya adalah materi dasar which means I bet most of us already forget about it, yang kedua adalah karena pikiran aku sudah memasang warning kalau soal UTBK tidak bisa ditebak sehingga bingung mau belajar yang mana dulu, dan terakhir karena aku tidak memaksimalkan usaha belajarku karena terbagi dengan overthinking hal-hal yang sebenarnya tidak perlu untuk terlalu dibawa serius.
Tepat pukul 13.00 aku dan teman-teman lainnya dipersilahkan untuk keluar dari ruangan dengan meninggalkan buram diatas meja. Setelah keluar dari ruangan, aku hanya bisa duduk lemas sembari menunggu jemputan.
D-day has finished, let’s wait for the announcement.
14 Juni 2021 ; Pengumuman UTBK 2021.
Sejak malamnya, aku tidak merasakan kecemasan sedikit pun soal hasil tes yang telah aku selesaikan. Aku bahkan menikmati waktuku dengan membaca thread-thread yang ada di twitter, konser sendirian di kamar, menonton drama korea, dan lain-lain. Aku berusaha agar tidak terlalu cemas dengan hasilnya, ya…walaupun kepikiran tapi setidaknya aku berhasil mendistraksi pikiranku agar tidak cemas berlebihan soal hasil tes.
Pengumuman UTBK sendiri baru akan bisa diakses di akun LTMPT masing-masing tepat jam 15.00 WIB atau 16.00 WITA.
Sebelum membuka pengumuman, aku sholat ashar dulu biar tenang dan berdoa agar apapun hasilnya semoga aku bisa sabar, aku sudah belajar sesuai kemampuan aku, aku udah menyerahkan semuanya ke Allah, dan semoga orangtuaku tidak kecewa.
Tepat jam 16.00 aku mulai mencoba membuka akses kea kun LTMPT, namun mungkin karena banyak yang mengaksesnya di waktu yang sama, aku mengalami error katanya nomor peserta yang aku masukkan tidak valid padahal sudah aku cek berulang-ulang kali.
And, finally Alhamdulillah I got a congratulation from LTMPT.
COLLEGE LIFE, I’M COMING! ><