Manusia itu unik dengan segala kepribadian dan ciri khasnya masing-masing. Menurut seorang psikolog dari Swiss, Carl Jung, terdapat 3 jenis kepribadian umum pada manusia, yaitu Introvert, Ambievert, dan Ekstrovert. Ketiga kepribadian tersebut memliki pandangan berbeda dalam hal pengambilan keputusan, interaksi sosial, respon terhadap masalah, komunikasi verbal dan non verbal, serta berbagai respon sosial lainnya.
Introvert
Manusia dengan kepribadian introvert cenderung menutup diri dari dunia luar. Tipe ini lebih banyak menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk kegiatan soliter, seperti membaca, menulis, menggunakan komputer, serta lebih menyukai berada dalam kesunyian atau tempat tenang. Mereka analitis sebelum berbicara, merasa kurang nyaman karena terlalu banyak pertemuan dan keterlibatan sosial, lebih senang bekerja sendirian, serta lebih suka berinteraksi secara 1 on 1 interaction. Keunggulan dari tipe kepribadian ini adalah mereka berpikir dulu sebelum berbicara atau melakukan sesuatu, mereka adalah pendengar yang baik, dan bersikap analitis.
Ekstrovert
Kebalikan dari introvert, kepribadian ekstrovert cenderung lebih membuka diri terhadap dunia luar. Mereka menyukai keramaian, dengan banyak interaksi dan aktivitas sosial. Tipe kepribadian ini lebih mudah mengungkapkan perasaan melalui kata-kata, mudah bosan dengan kesendirian, dan lebih senang bercerita daripada mendengarkan. Keunggulan dari tipe ekstrovert adalah kepercayaan diri antusiasme yang tinggi, mudah bergaul, aktif, dan dapat berinteraksi dengan banyak orang sekaligus.
Ambievert
Ambievert merupakan kepribadian gabungan antara introvert dan ekstrovert. Kelebihan dari tipe ini, mereka nyaman berada di tengah keramaian dan berbagai aktivitas sosial, tetapi juga rileks dengan kesendirian. Kekurangan dari kepribadian ambievert adalah mereka cenderung moody, karena sifat yang berubah-ubah.
Apa Penyebab Seseorang Menjadi Introvert dan Ekstrovert?
Menurut penelitian yang dirilis pada jurnal Frontiers in Human Neuroscience, menemukan bahwa cara pemrosesan informasi di otak yang berbeda pada kepribadian introvert dan ekstrovert. Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh Michael Cohen, seorang peneliti dari University of Amsterdam yang menyebutkan adanya keterkaitan antara fungsi dopamin dan respon terhadap hal baru. Dopamin merupakan zat kimia di otak yang mengatur respon terhadap suatu rangsangan.
Para peneliti melakukan pengujian terhadap kelompok ekstrovert dan introvert dengan permainan judi. Saat memenangkan permainan, mereka memindai aktivitas otak melalui proses scan otak. Dari proses tersebut, kelompok ekstrovert menunjukkan respon lebih kuat di area otak amigdala dan nucleus accumbens dibandingkan dengan kelompok introvert. Amigdala berfungsi untuk memproses rangsangan emosional, sedangkan nucleus accumbens berhubungan dengan produksi hormone dopamin.
Mitos Keliru tentang Introvert dan Ekstrovert
1. Mitos : Introvert adalah Pemalu
Fakta : Tentu saja ada introvert pemalu. Akan tetapi introvert dan rasa malu tidak sama. Menurut Helgoe, seorang asisten professor psikologi Davis & Elkins College West Virginia, kepribadian introvert terlihat pemalu karena mereka cenderung berpikir sebelum berbicara, serta memproses sesuatu secara internal, berbeda dengan ekstrovert yang lebih spontan dalam mengungkapkan sesuatu.
2. Mitos : Seorang Introvert Tidak Dapat Menjadi Public Speaker
Fakta : Setengah dari public speaker dunia adalah seorang introvert. Seorang introvert dapat menjadi public speaker bila mereka mempersiapkan diri dan berlatih dengan baik, serta menyadari jika mereka menarik.
3. Mitos : Seorang Ekstrovert Lebih Bahagia Dibandingkan Seorang Introvert
Fakta : Baik introvert maupun ekstrovert bahagia dengan caranya masing-masing. Ekstrovert merasa “hidup” di keramaian, sedangkan introvert merasa “damai” saat berada dalam ketenangan. Dalam masyarakat awam, sebuah ketenangan seringkali dinilai sebagai bentuk keprihatinan, sehingga menilai jika seorang introvert tidak bahagia.
4. Mitos : Anda adalah Salah Satu Dari Keduanya, Introvert atau Ekstrovert
Fakta : Banyak orang beranggapan seorang introvert adalah kutu buku, sedangkan ekstrovert adalah tukang pesta. Kenyataannya, tidak ada ekstrovert atau introvert 100%. Tiap orang merupakan kombinasi keduanya, yang membedakan adalah dominasi sifat introvert atau ekstrovert.
5. Mitos : Ekstrovert Bukan Pendengar yang Baik
Fakta : Seorang ekstrovert dapat menjadi pendengar yang baik karena mereka mampu mengembangkan hubungan dengan orang lain dan tahu bagaimana membuat orang lain merasa nyaman. Mereka menjadi menarik karena mampu melontarkan pertanyaan terbuka, sehingga membuat suasana menjadi lebih hidup.
6. Mitos : Ekstrovert Tidak Suka Sendiri dan Suasana Tenang
Fakta : Setiap orang memerlukan “Me Time” untuk memperbaiki mood dan membuat lebih bersemangat. Tipe ekstrovert menghabiskan “Me Time” dengan dosis yang lebih sedikit dan cara yang berbeda.
7. Mitos : Ekstrovert Berpikiran Dangkal
Fakta : Ekstrovert maupun introvert memiliki cara masing-masing dalam hal memproses informasi. Tipe ekstrovert lebih aktif dalam memulai percakapan, tetapi memerlukan waktu untuk eksplorasi secara lebih mendalam dan tak jarang mereka memiliki gagasan lebih baik tentang suatu hal.
Ekstrovert Maupun Introvert akan Berkembang Baik Jika Dikelola Secara Baik Pula
Kepribadian manusia itu kompleks. Mereka dibentuk dari pengalaman, sejarah pribadi, interaksi, dan budaya Anda dibesarkan. Seorang introvert mendapat kekuatan dari ide dan refleksi batin, sedangkan ekstrovert melalui kegiatan eksternal. Kedua kepribadian ini memiliki kekuatannya masing-masing. Apapun kecenderungan seseorang, baik introvert maupun ekstrovert, jika ia mampu menerima diri sendiri dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki, maka ia akan bertumbuh menjadi pribadi yang baik.