Kaulah Sahabat Terbaikku
"Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku." (Q.S Al-kafiruun)
"Hei, kenalin aku angel. Kamu mau jadi temen aku?"
Aku tertegun menatap gadis di depanku, baru saja hari pertama masuk sekolah, udah ada orang aneh yang gangguin aku .
"Kok malah bengong, nama kamu siapa?" tanya gadis itu sambil tersinyum simpul. Aku tersadar dan membalas jabatan tangannya.
"Aku Sulis, Sulis Annisa Putri."
"Berarti hari ini kita resmi berteman, kan lis?" katanya sembari menggandeng tanganku, aku hanya bisa mengangguk kepala pasrah ketika dia menyeretku ikut dengannya.
"Kok ke kantin?" tanyaku ketika sampai di kantin.
"Aku lapar, kamu lapar juga kan? yuk duduk disini," katanya sambil menepuk nepuk bangku di sebelahnya. Aku mengangguk lalu duduk di sebelahnya, makanan sudah tersedia, kami segera menyantapnya. Namun makanku terhenti ketika melihat siswa-siswa yang sedang menatap kami berdua. Wajar jika mereka menatap kami, pasalnya aku dan angel memakai pakaian yang sangat berbeda, aku memakai seragam panjang dan khimar lebar, sedangkan Angel memakai seragam yang sangat pendek, bahkan roknya hanya sepanjang lutut. Ya aku dan angel beda agama, dia beragama kristen protestan, makanya aku agak risih ketika dia mengajakku untuk berteman dengannya.
"Lah, kenapa berhenti?" katanya ketika melihatku tak lagi melanjutkan makanku. "Aku udah kenyang, nih makan aja kalo kamu mau," jawabku menyodorkan makananku ke dia. Dengan mata berbinar dia mengambil makanan itu lalu melahapnya, aku tersenyum melihatnya. 'Ah bodo amat apa kata orang, aku akan tetap berteman dengannya,' batinku.
Sebulan sudah kami bersekolah, dan sudah sebulan juga aku dan angel berteman baik, kami sering menghabiskan waktu luang kami bersama, bahkan dia sudah sering mengunjungi rumahku. Namun yang sering membuatku heran, dia sering bertanya tentang agama islam, apa itu agama islam, apa saja kewajiban muslim, kenapa muslimah harus memakai jilbab, bahkan dia pernah bertanya kenapa teroris ada dalam islam.
"Teroris sangat bertentangan dengan ajaran islam, islam tidak pernah mengajarkan kita untuk memaksa orang lain untuk mengikuti keyakinan kita, apalagi menyuruh kita untuk membunuh mereka, itu sangatlah salah. Islam adalah agama yang damai, agama islam mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menghargai agama lain. Islam juga melarang kita untuk mendzalimi non-muslim," Jelasku ketika angel bertanya tentang teroris.
"Oh, aku paham," katanya sembari tersenyum.
"Eh minggu ini kamu main ke rumahku ya," pintanya kepadaku.
"Oke."
Sabtu sore aku sudah bersiap-siap untuk ke rumah angel. Aku memakai gamis dan khimarku, setelah ku rasa cukup, aku segera berangkat dengan mengendarai motorku. ketika sampai, aku memasuki perkarang rumahnya, namun belum sempat aku mengetuk pintu rumahnya, terdengar sayup-sayup suara orang yang sedang marah.
"Sudah berapa kali mama bilang, jangan berteman dengan teroris!!" Deg!
"Sulis bukan teroris ma," terdengar suara angel.
"Halah, baju panjang, jilbab panjang mana mungkin dia bukan teroris," ucap mamanya angel dengan nada mengejek.
"Islam itu agama perdamaian ma, sulis mengenakan baju dan jilbab panjang hanya untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim," ucap Angel berusaha membuat ibunya mengerti.
Plaaaak, suara tamparan itu terdengar jelas. Pintu rumah terbuka, terlihat angel dengan mata sembabnya menatapku.
"Sulis," ucapnya ketika melihatku. Aku diam kemudian berbalik ke arah jalan, aku terus berlari. Angel mengejarku sambil terus memanggil namaku.
"Suliiiis!!" teriaknya memintaku untuk berhenti, aku tak menghiraukannya, dan bruuuuukkkk.. Langkahku terhenti, aku menoleh ke belakang.
"Angeeel!!" teriaku ketika melihat tubuh angel yang sudah terkapar di jalan, aku berlari ke arahnya dan memeluk tubuhnya. Warga yang melihatnya berdatangan dan memberikan pertolongan.
Sudah 3 hari angel belum bangun dari komanya, aku setiap hari selalu berkunjung ke rumah sakit, rasa bersalah terus menghantui pikiranku, kalau saja aku tak lari darinya, mungkin ini semua tak akan terjadi. Aku selalu berdo'a kepada Allah, memohon agar angel cepat sadar dan sehat. Hingga suatu malam, ketika aku selesai sholat, aku melihat tangan angel bergerak dan dia membuka matanya.
"Sulis," lirihnya.
"Angel, alhamdulillah, kamu udah sadar, bentar aku panggil dokter dulu." Aku berbalik berniat akan memanggil dokter, namun dia menarik tanganku.
"Tak perlu, aku sudah tak lama lagi di dunia ini," katanya sembari menatapku.
Aku tersentak. "Kamu ngomong apaan sih, udah tunggu aku panggil dokter dulu," ucapku sambil berusaha melepas genggamannya, namun ia semakin erat menggenggam tanganku.
"Aku hanya ingin kamu membantuku, lis." Aku menyeritkan dahiku.
"Bantu aku untuk masuk islam, aku sudah tak lama lagi di dunia ini, bantu aku lis." Aku tersentak.
"Apa kamu serius." dia menganggukan kepalanya.
"Aku serius," katanya dengan wajah serius.
Aku memanggil dokter dan mengutarakan permintaan angel, dokter itu menyetujui perkataanku, dan memanggil seorang perawat.
"Kamu yakin mau masuk islam angel?" tanyaku, dia mengangguk kepalanya pelan.
"Baik dokter, silahkan dimulai."
Dokter itu mendekat ke arah angel." Ikuti perkataan saya, Asyahadu an La ilaha illa Allah."
Angel mengikutinya. "Wa Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah." Walaupun tersendat-sendat, angel berhasil mengucapkan 2 kalimat syahadat. "Alhamdulillah, kamu sekarang seorang muslimah," ucap dokter itu. "Selamat ya angel, kamu sekarang beragama islam." Angel tersenyum mendengar perkataanku, perlahan matanya tertutup, dan "Innalillahi wa inailahi roji'un." Air mataku menetes, 'kamu sahabatku yang terbaik angel' batinku sembari menatap tubuh angel yang sudah terbujur kaku, dan wajahnya, masyaa Allah dia tersenyum.
"Semoga kamu tenang di alam sana sahabatku."
.
.
Tamat