KONSEP DASAR & ASPEK-ASPEK GEOMORFOLOGI

14 September 2017 09:29:22 Dibaca : 2992

NAMA : FADLIA DJALIL

MATA KULIAH : GEOMORFOLOGI UMUM

DOSEN PENGAJAR : INTAN NOVIANTARI MANYOE S.Si,. M.T

1. DEFINISI KATA LEMBAH, STRUKTUR GEOLOGI, TOPOGRAFI, PROSES ENDOGEN, PROSES EKSOGEN, EROSI, & GLASIALLEMBAH

Lembah adalah wilayah bentang alam yang dikelilingi oleh pegunungan atau perbukitan yang luasnya dari beberapa kilometer persegi sampai mencapai ribuan kilometer persegi. Lembah dapat terbentuk dari beberapa proses geologis.

a). STRUKTUR GEOLOGI

Struktur Geologi adalah kenampakan yang dihasilkan oleh gerak-gerak tersebut, sebagai hasil dari deformasi. Kenampakan yang terbentuk antara lain struktur lipatan (fold), kekar (joint) patahan/sesar (fault) dan ketidakselarasan (unconformity).

b) TOPOGRAFI

Topografi menggambarkan ciri-ciri fisik dari bumi. Fitur-fitur ini biasa mencakup formasi alam seperti gunung, sungai, danau & lembah. Fitur buatan manusia seperti bendungan, jalan, & kota-kota juga dapat dimasukkan. Topografi juga mencatat berbagai ketinggian suatu daerah dengan menggunakan peta topografi.

c). PROSES ENDOGEN

Proses Endogen adalah pembentukan bentang alam yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi dan membangun. Proses Endogen meliputi Diatropisme/Tektonisme dan Vulkanisme.

d). PROSES EKSOGEN

Proses Eksogen adalah pembentukan bentang alam yang disebabkan oleh tenaga dari luar dan merusak.

e). EROSI

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi.

f). GLASIAL

Glasial adalah waktu suhu menurun dalam jangka masa yang lama dalam iklim bumi, menyebabkan peningkatan dalam keluasan es di kawasan kutub dan gletser gunung. Sisa lautan yang ada tidak tertutupi es namun memiliki suhu tertinggi rata-rata sekitar 40 C.

2. SKALA WAKTU GEOLOGI RELATIF BESERTA KURUN, MASA, ZAMAN, & KALA DIDALAMNYA.

Sudah sejak lama sebelum para ahli geologi dapat menetukan umur bebatuan berdasarkan angka seperti saat ini, mereka mengembangkan skala waktu geologi secara relatif. Skala waktu relatif pertama kali dikembangkan di Eropa sejak 18 hingga abad ke 19. Berdasarkan skala waktu relatif, sejarah bumi dikelompokkan menjadi Eon(Masa) yang terbagi menjadi Era(Kurun), Era di dibagi-bagi kedalam Perod(Zaman), dan Zaman dibagi lagi menjadi Epoch(Kala). Nama-nama seperti Paleozoikum atau Keneozoikum tidak hanya sekedar kata yang tidak memiliki arti, akan teapi bagi para ahli geologi, kata tersebut mempunyai arti tertentu dan menjadi kunci dalam membaca skala waktu geologi. Sebagai contoh, kata Zoikum merujuk pada kehidupan binatang dan kata Paleo yang berarti purba, maka arti kata Paleozoikum merujuk pada kehidupan binatang-binatang purba, Meso yang mempunyai art tengaj/pertengahan dan Keno yang berarti sekarang. Sehingga urutan relatif dari ketiga kurun tersebut adalah sebagai berikut: Paleozoikum, kemudian Mesozoikum, dan kemudian disusul Keneozoikum. Sebagaimana diketahui bahwa Fosil adalah sisa-sisa organisme yang masih bisa dikenali seperti, tulang, cangkang, atau daun atau bukti lainnya seperti jejak-jejak(Track), lubang-lubang(Burrow), atau kesan dari kehidupan masa lalu diatas bumi. Para ahli kebumian yang khusus mempelajari tentang fosil dikenal sebagai Paleontolog, yaitu seorang yang mempelajari kehidupan purba.

Fosil dipakai sebagai dasar dari skala waktu geologi. Nama-nama dari semua Eon(Kurun) dan Era(Massa) diakhiri dengan kata zoikum, hal ini karena kisaran waktu tersebut sering kali dikenal atas dasar kehidupan binatangnya. Batuan yang terbentuk selama masa Proterozoikum kemungkinan mengandung fosil dari organiseme yang sederhana seperti Bacteria dan Algae. Btauan yang terbentuk selama masa Fanerozoikum kemungkinan mengandung fosil-fosil dari binatang yang komplek dan tanaman seperti dinosaurus dan mamalia.

3. 10 KONSEP DASAR GEOMORFOLOGI

Konsep dasar geomorfologi dikemukakan Thronbury (1958) dalam Suprapto (1997:17) & Suwijanto (tanpa tahun:2) sebagai berikut:

Proses-proses dan hukum fisik yang sama bekerja sejarang, bekerja pula pada waktu geologi yang walaupun intensitasnya tidak seperti sekarangStruktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi bentuklahan & srtuktur geologi dicerminkan oleh bentuklahan.Perbedaan muka bumi yang berbeda antara satu dengan yang lain disebabkan karena dejarat pembentukknnya berbeda pula.Proses-proses geomorfologi meninggalkan bekas-bekas yang nyata pada bentuklahan dan setiap proses geomorfologi akan membangun karakteristik tertentu pada bentuklahannya (meninggalkan jejak yang spesifik dan dapat dibedakan dengan proses lain secara jelas).Akibat perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi, maka dihasilkan suatu urutan bentuklahan yang mempunyai karakteristik pada masing-masing tahap perkembangannya.Evolusi geomorfik yang kompleks lebih umum terjadi dibandingkan dengan evolusi geomorfik yang sederhana (perkembangan bentuk muka bumi umumnya sangat komlpek/rumit, jarang yang disebabkan oleh proses sderhana)Hanya sedikit saja dari permukaan bumi adalah lebih tua dari zaman Tersier, dan kebanyakan dari padanya tidak lebih dari zaman Pleistosen.Interpretasi tepat secara bentanglahan sekarang tidak mungkin dilakukan tanpa melakukan perubahan-perubahan iklim dan geologi dalam masa Pleistosen (Pengenalan bentanglahan saat sekarang harus memperhatikan proses yang berlangsung pada zaman Pleistosen)Apresiasi iklim-iklim dunia amat perlu untuk mengetahui secara benar dari berbahai kepentinagan berbagai proses-proses geomorfologi berbeda (dalam mempelajari bentanglahan/skala dunia, pengetahuan tentang iklim global perlu diperhatikanWalaupun geomorfologi menekankan tentang bentanglahan sekarang, namun ituk mempelajarinya secara maksimal perlu mempelajari sejarah perkembangannya.

4. TAHAP PERKEMBANGAN MUDA, DEAWASA, DAN TUA PADA BENTUK LAHAN

Sehubungan dengan stadia geomorfologi yang dikenal juga sebagai Siklus Geomorfik (Geomorphic cycle) yang pada mulanya diajukan Davis dengan istilah Geomorphic cycle. Siklus dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang mempunyai gejala yang berlangsung secara terus menerus (kontinyu), dimana gejala yang pertama sama dengan gejala yang terakhir. Siklus geomorfologi dapat diartikan sebagai rangkaian gejala geomorfologi yang sifatnya menerus. Misalnya, suatu bentangalam dikatakan telah mengalami satu siklus geomorfologi apabila telah melalui tahapan perkembangan mulai tahap muda, dewasa dan tua (gambar 1-3).

 a). TAHAP MUDA

Dicirikan oleh lembah berbentuk “V”, tidak dijumpai dataran banjir, banyak dijumpai air terjun, aliran air deras, erosi vertikal lebih dominan dibandingkan erosi lateral.

b). TAHAP DEWASA

Dicirikan oleh relief yang maksimal, dengan bentuk lembah sudah mulai cenderung berbentuk “U” dimana erosi vertikal sudang seimbang dengan erosi lateral, cabang-cabang sungai sudah memperlihatkan bentuk meandering.

c). TAHAP TUA

Dicirikan oleh lembah dan sungai meander yang lebar, erosi lateral lebih dominan dibandingkan erosi vertikal karena permukaan erosi sudah mendekati ketingkat dasar muka air.

5. ASPEK-ASPEK GEOMORFOLOGI

Aspek-aspek geomorfologi meliputi :

a. ASPEK MORFOLOGI

   a). Morfografi adalah suatu bentuk lahan yang di nyatakan dalam kualitatif

   b). Morfometri adalah suatu bentuk lahan yang dinyatakan dalam kuantitatif

b. ASPEK MORFOGENESIS

Menyangkut asal-usul dari bentuk lahan. Morfogenesis terkait dengan tenaga dan proses geomorfologi.

c. ASPEK MORFOKLONOLOGIS

Membahas tentang urutan kejadian suatu lahan yang diwujudkan dalam bentuk peta.

d. ASPEK MORFOASOSIASI

Membahas tentang urutan kejadian antara suatu lahan dengan lahan lainnya.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong