ARSIP BULANAN : September 2017

TUGAS 3 GEOMORFOLOGI

18 September 2017 10:10:10 Dibaca : 94

Mata Kuliah : Geomorfologi Umum

Dosen Pengampu : Intan Noviantari Manyoe S.SI., M.T


Vulkanologi
Vulkanologi adalah ilmu yang mempelajari gunung api

Pengertian Gunung Api

Gunung api adalah gunung yang terbentuk akibat material hasil erupsi menumpuk di sekitar pusat erupsi atau gunung yang terbentuk dari erupsi magma. Gunung api tidak dijumpai di semua tempat. Gunung api hanya terdapat pada tempat-tempat tertentu, yaitu pada jalur punggungan tengah samudera, pada jalur pertemuan dua buah lempeng kerak bumi, dan pada titik-titik panas di muka bumi tempat keluarnya magma, di benua maupun di samudera (hot spot). Sebagian besar gunung api yang aktif di dunia berada di pertemuan lempeng tektonik dan muncul di daerah-daerah yang berada di dalam di Larutan Pasifik yang disebut "cincin gunung api" (ring of fire)
Gunung api juga terbentuk di kedalaman laut di punggungan tengah samudera. Di sepanjang pegunungan di tengah lautan, lapisan kerak bumi menjadi tipis dan lemah. Magma yang muncul keluar kemudian membentuk barisan gunung api. Tetapi, tidak semua gunung api terbentuk pada pertemuan lempeng. Pulau Komodo di Flores NTT adalah contoh salah satu pula vulkanis yang ada di Indonesia. Pulau vulkanis merupakan puncak dari gunung api yang terletak di dasar samudera.

Jenis-jenis gunung api dibagi berdasarkan:
aktivitas, proses terjadi, dan tipe letusan. Berdasarkan aktivitasnya.

jenis gunung api antara lain:

Gunung api aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja dan mengeluarkan asap, gempa, dan letusan.
Gunung api mati, yaitu gunung api yang tidak memiliki kegiatan erupsi sejak tahun 1600.
Gunung api istirahat, yaitu gunung api yang meletus sewaktu-waktu, kemudian beristirahat. Contoh, Gunung Ceremai dan Gunung Kelud.

Jenis gunung api berdasarkan bentuk dan proses terjadinya, antara lain:

Gunung api Maar, berbentuk seperti danau kawah. Terjadi karena letusan besar yang kemudian membentuk lubang besar di bagian puncak. Bahan-bahan yang dikeluarkan berupa benda padat atau effiata. Contoh, Gunung Lamongan di Jawa Timur.

Gunung api kerucut atau srato, yaitu jenis gunung api yang paling banyak dijumpai. Berbentuk seperti kerucut dengan lapisan lava dan abu yang berlapis-lapis. Terjadi karena letusan dan lelehan batuan panas dan cair. Lelehan yang sering terjadi menyebabkan lereng gunung berlapis-lapis sehingga disebut strato. Sebagian besar gunung api di Indonesia masuk dalam kategori gunung api kerucut. Contoh, Gunung Merapi.

Gunung api perisai atau tameng, berbentuk seperti perisai, terjadi karena lelehan yang keluar dengan tekanan rendah, sehingga nyaris tidak ada letusan dan membentuk lereng yang sangat landai dengan kemiringan 1 sampai 10 derajat. Contoh gunung api perisai atau tameng antara lain Gunung Maona Loa Hawaii di Amerika Serikat.

Jenis gunung api berdasarkan tipe letusan, antara lain:

Hawaian, memiliki tipe letusan dengan pancuran lava ke udara mencapai ketinggian 200 meter, mudah bergerak dan mengalir secara bebas.

Strombolian, memiliki ciri letusan mencapai 500 meter dengan pijaran seperti kembang api.

Merapi, memiliki tipe letusan dengan ciri guguran lava pijar saat kubah lava runtuh.
Volcanian, memiliki ciri letusan yang membentuk volcano disertai awan panas yang padat.

Pelean, gunung api dengan tipe letusan yang paling merusak karena magma yang meletus dari bagian lereng gunung yang lemah.

St. Vincent, gunung api dengan tipe letusan yang disertai longsoran besar dan awan panas yang bisa menutupi area yang luas.

Sursteyan, gunung api dengan tipe letusan dengan vulkanian tetapi kekuatan letusannya lebih besar.

Plinian, gunung api dengan tipe letusan eksplosif yang sangat kuat dengan ketinggian letusan yang mencapai >500 km.

Seismologi

Seismologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu seismos yang berarti getaran atau goncangan dan logos yang berarti risalah atau ilmu pengetahuan. Orang Yunani menyebut gempa bumi dengan kata-kata seismos tes ges yang berarti Bumi bergoncang atau bergetar. Dengan demikian, secara sederhana seismologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari fenomena getaran pada bumi, atau dengan kata sederhana, ilmu mengenai gempa bumi.
Gempa bumi

Pengertian Gempa bumi

Gempa bumi adalah getaran atau getar getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat seismometer. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011(per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercali.

Jenis Gempa Bumi
Berdasarkan Penyebab :

• Gempa bumi tektonik
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.

• Gempa bumi tumbukan
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi

• Gempa bumi runtuhan
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.

• Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

• Gempa bumi vulkanik (gunung api)
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
Berdasarkan Kedalaman:

• Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.

• Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.

• Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Berdasarkan Gelombang/Getaran Gempa:

• Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungituudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.

• Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4–7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
Penyebab terjadinya gempa Bumi
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
Pergeseran lempeng bumi dapat mengakibatkan gempa bumi karena dalam peristiwa tersebut disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar. Selain pergeseran lempeng bumi, gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga dapat mengakibatkan gempa bumi. Hal tersebut dikarenakan saat dua lempeng bumi bergerak saling menjauh, akan terbentuk lempeng baru di antara keduanya. Lempeng baru yang terbentuk memiliki berat jenis yang jauh lebih kecil dari berat jenis lempeng yang lama. Lempeng yang baru terbentuk tersebut akan mendapatkan tekanan yang besar dari dua lempeng lama lapisan litosfer sehingga akan bergerak ke bawah dan menimbulkan pelepasan energi yang juga sangat besar. Terakhir adalah gerak lempeng yang saling mendekat juga dapat mengakibatkan gempa bumi. Pergerakan dua lempeng yang saling mendekat juga berdampak pada terbentuknya gunung. Seperti yang terjadi pada gunung Everest yang terus tumbuh tinggi akibat gerak lempeng di bawahnya yang semakin mendekat dan saling bertumpuk. Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi yang terjepit kedalam mengalami pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

Kerusakan akibat gempa Bumi di San Francisco pada tahun 1906

Sebagian jalan layang yang runtuh akibat gempa Bumi Loma Prieta pada tahun 1989
.
Akibat Gempa Bumi
• Bangunan roboh
• Kebakaran
• Jatuhnya korban jiwa
• Permukaan tanah menjadi retak dan jalan menjadi putus
• Tanah longsor akibat guncangan
• Banjir akibat rusaknya tanggul
• Gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami

Geotektonik

Ilmu geotektonik mempelajari struktur-struktur geologi setempat, dalam hubungannya berkaitan dengan struktur regional dan dengan semikian berusaha memberikan sintesa tentang sejarah perkembangan kerak bumi di suatu tempat. Ilmu ini mempelajari tentang struktur besar seperti geosinklin dan geantiklin.
Pengetahuan tentang geotektonik bukan saja mempelajari bentuk kerak bumi tetapi juga mempelajari stratigrafi.

Pengertian Tektonik

Tektonisme atau tenaga tektonik adalah tenaga geologi yang berasal dari dalam bumi dengan arah vertikal atau horizontal yang mengakibatkan perubahan letak lapisan batuan yang membentuk permukaan bumi. Proses ini menghasilkan lipatan dan patahan, baik dalam ukuran besar maupun ukuran kecil. Gerakan tektonisme juga disebut dengan istilah dislokasi.
Berdasarkan kecepatan gerak dan luas daerahnya, tektonisme dibedakan menjadi dua yaitu gerak epirogenetik dan orogenetik.

1. Gerak Epirogenetik
Gerak epirogenetik (gerak pembentuk kontinen atau benua) adalah gerakan yang mengakibatkan turun naiknya lapisan kulit bumi yang relatif lambat dan berlangsung lama di suatu daerah yang luas. Gerak epirogenetik dibedakan menjadi dua yaitu epirogenetik positif dan epirogenetik negatif.

a. Epirogenetik positif yaitu gerak penurunan suatu daratan, sehingga kelihatannya permukaan air laut naik.
b. Epirogenetik negatif yaitu gerak naiknya suatu daratan, sehingga kelihatannya permukaan air laut turun.

2. Gerak Orogenetik
Gerak orogenetik adalah gerakan kulit bumi yang lebih cepat dan mencakup wilayah yang lebih sempit. Proses ini dapat menghasilkan pegunungan lipatan dan pegunungan patahan.

a) Lipatan (Fold)
Lipatan adalah suatu ketampakan yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan tekanan vertikal pada kulit bumi yang sifatnya elastis. Pada lipatan terdapat bagian yang turun dinamakan sinklinal dan yang terangkat dinamakan antiklinal.

Beberapa variasi bentuk-bentuk lipatan.

b) Patahan/Sesar (Faoult)
Patahan adalah kulit bumi yang patah atau retak karena adanya pengaruh tenaga horizontal atau tenaga vertikal pada kulit bumi yang tidak elastis. Bidang yang mengalami keretakan atau patahnya kulit bumi disebut bidang patahan. Bidang patahan yang telah mengalami pergeseran disebut faoult atau sesar. Pergeseran tersebut terjadi secara vertikal atau horizontal.

Macam-macam sesar berdasarkan arah geraknya adalah sebagai berikut.

(1) Sesar Naik dan Sesar Turun
Bidang patahan yang atap sesarnya bergeser turun terhadap alas sesar disebut sesar turun, sedangkan yang atap sesarnya seakan-akan bergerak ke atas disebut sesar naik. Sesar naik disebut sesar sungkup apabila jarak pergeserannya sampai beberapa km dan bagian yang satu menutup bagian yang lain. Contoh sesar di Indonesia adalah sistem patahan di Bukit Barisan (dari Sumatra Utara sampai ke Teluk Semangko di Sumatra Selatan). Daerah patahan ini dikenal dengan nama zone patahan Semangko.

(2) Graben dan Horst
Graben/slenk adalah sebuah jalur batuan yang terletak di antara dua bidang sesar yang hampir sejajar, sempit, dan panjang. Bagian yang meninggi atau muncul terhadap daerah sekitarnya disebut horst. Step faulting ialah sesar bentuk tangga.

Graben, horst, dan sesar dengan berbentuk tangga.
Gambar diatas adalah bagan graben, horst dan sesar bentuk tangga. Sebuah pegunungan yang mengandung banyak patahan disebut kompleks pegunungan patahan.

(3) Sesar Mendatar
Sesar mendatar adalah sesar yang tegak lurus dan bergeser secara horizontal walaupun ada sedikit gerak vertikal. Sesar jenis ini umumnya ditemui di daerah-daerah yang mengalami perlipatan dan pensesaran naik. Sesar mendatar yang ukurannya besar terdapat di San Andreas (California), Filipina, dan Taiwan. Di Indonesia, sesar mendatar terdapat dalam lapisan neogen muda di daerah Kefamenanu, Timor.

TUGAS 2 GEOMORFOLOGI UMUM

15 September 2017 10:24:50 Dibaca : 511

Mata kuliah : geomorfologi umum
Pengampu : Intan Noviantari Manyoe S.Si M.T
Nama : Sepril Rumangu
1. Definisi kata lembah, sruktur geologi, topografi, proses endogen, proses eksogen, erosi, dan glasial :

a. Lembah
Lembah adalah wilayah bentang alam yang dikelilingi oleh pegunungan atau perbukitan yang luasnya dari beberapa kilometer persegi sampai mencapai ribuan kilometer persegi.

b. Geologi struktu
Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya
.
c. Topografi
topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal(Ilmu Pengetahuan Sosial). Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan.

d. Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari dalam bumi.

e. Tenaga Endogen
Tenaga endogenadalah tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari dalam bumi.

f. Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi.

g. Glasial
glasial adalah zaman es atau waktu suhu menurun dalam jangka masa yang lama dalam iklim bumi, menyebabkan peningkatan dalam keluasan es di kawasan kutub dan gletser gunung.

2. Skala Waktu Relatif
Sudah sejak lama sebelum para ahli geologi dapat menentukan umur bebatuan berdasarkan angka seperti saat ini, mereka mengembangkan skala waktu geologi secara relatif. Skala waktu relatif dikembangkan pertama kalinya di Eropa sejak abad ke 18 hingga abad ke 19. Berdasarkan skala waktu relatif, sejarah bumi dikelompokkan menjadi Eon (Masa) yang terbagi menjadi Era (Kurun), Era dibagi-bagi kedalam Period (Zaman), dan Zaman dibagi bagi menjadi Epoch (Kala).

a. Kurun fanerozoikum (545 juta tahun lalu-sekarang)
Fanerozoikum adalah suatu eon pada skala waktu geologi yang memiliki kehidupan hewan yang sangat banyak. Masa ini kurang lebih telah dimulai sejak 545 juta tahun yang lalu sewaktu hewan bercangkang keras pertama kali muncul dan masih berlangsung terus saat ini. Fanerozoikum dibagi menjadi tiga masa: kenozoikum, Mesozoikum, dan Masa paleozoikum.

I. Masa kenozoikum (65 juta tahun lalu-sekarang)
Masa kenozoikum berarti masa kehidupan baru. Inilah masa yang terus berlanjut hingga sekarang. Masa ini dibagi kedalam dua sub zaman, yaitu:

 Zaman kuarter (1,7 juta tahun lalu-sekarang)
Zaman kuarter adalah zaman dimana adanya kehidupan manusia yang lebih sempurna. Zaman kuarter merupakan zaman yang terpenting karena mulai ada kehidupan manusia yang lebih sempurna.

• Kala holosen (10.000 juta tahun lalu-sekarang)
Kala holosen berlangsung 10.000 tahun lalu sampai sekarang. Manusia modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada kala ini.

• Kala plistosen (1,7 juta tahun lalu-sekarang)
Kala plistosen berlangsung 1,7 juta tahun lalu dan berakhir pada 10.000 tahu yang lalu. Pada kala plistosen terjadi 5 kali zaman es (glasial).manusia purba jawa (homo erectus) muncul pada kala ini. Flora dan fauna yang hidup pada kala plistosen sangat mirip dengan flora fauna yang hidup sekarang.

 Zaman tersier (berkembang 60 juta tahun)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti berevolusinya berbagai macam mamalia. Sedangkan fauna laut seperti ikan, moluska, enchinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman tersier terus berovolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput.

• Kala pliosen (5,332-1,806 juta tahun lalu)
Pliosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung 5,332 hingga 1,806 juta tahun yang lalu. Kala ini merupakan kala kedua pada periode Neogen di era Kenozoikum.

• Kala miosen (23,03-5,332 juta tahun lalu)
Miosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung antara 23,03 hingga 5,332 juta tahun yang lalu. Seperti halnya periode geologi yang lebih tua lainnya, lapisan batuan yang membedakan awal dan akhir kala ini dapat teridentifikasi, tetapi waktu tepat awal dan akhirnya tidak dapat terlalu dipastikan.

• Kala oligosen (34-23 juta tahun lalu)
Oligosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung dari sekitar 34 hingga 23 juta tahun yang lalu. Seperti periode geologi yang lebih tua lainnya, lapisan batuan yang membedakan periode ini terdefinisi dengan jelas, tetapi waktu awal dan akhirnya agak kurang dapat dipastikan.

• Kala eosen (55,8 ± 0,2 hingga 33,9 ± 0,1 juta tahun yang lalu)
Eosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung 55,8 ± 0,2 hingga 33,9 ± 0,1 juta tahun yang lalu yang merupakan kala kedua pada periode Paleogen di era Kenozoikum. Kala ini berlangsung mulai akhir kala Paleosen hingga awal Oligosen.

• Kala paleosen (65,5 ± 0,3 hingga 55,8 ± 0,2 juta tahun yang lalu)
Paleosen, "awal fajar masa kini", adalah kala yang berlangsung antara 65,5 ± 0,3 hingga 55,8 ± 0,2 juta tahun yang lalu. Paleosen merupakan kala pertama dari periode Paleogen di era modern Kenozoikum. Seperti halnyaskala waktu geologi lainnya, stratum yang menunjukkan awal dan akhir kala ini terdefinisi dengan jelas, tetapi waktu pasti akhirnya tidak terlalu jelas.

I. Masa mesozoikum (245 juta-65 juta tahun lalu)
Masa mesozoikum berlngsung sejak 245 juta-65 juta tahun lalu. Masa ini adalah masa berkembangnya hewan reptilia, khususnya Dinosaurus serta berkembangnya amonit dan tumbuhan berbiji purba. Masa ini dibagi menjadi tiga zaman : kapur, jura dan trias.

 Zaman kapur (145 juta-65 juta tahun lalu)
Periode Kapur atau Cretaceous adalah salah satu periode pada skala waktu geologi yang bermula pada akhir periode Jura dan berlangsung hingga awal Paleosen atau sekitar 145.5 ± 4.0 hingga 65.5 ± 0.3 juta tahun yang lalu. Periode ini merupakan periodegeologi yang paling lama dan mencakup hampir setengah dari era Mesozoikum. Akhir periode ini menandai batas antara Mesozoikum dan Kenozoikum.

• Kala awal (145juta-100juta tahun yang lalu)
Kapur Awal berlangsung dari 145juta-100juta tahun yang lalu. Periode Kapur Awal menyaksikan perluasan jalur laut, dan berakibat penurunan dan kepunahan sauropoda (kecuali di Amerika Selatan). Banyak tercipta dangkalan pesisir, dan yang menyebabkan Ichthyosaurus untuk punah. Mosasaurus berevolusi untuk menggantikan mereka sebagai puncak predator laut. Beberapa dinosaurus hidup berpindah-pindah pulau, seperti Eustreptospondylus, berevolusi untuk hidup di dangkalan pesisir dan pulau-pulau kecil di Eropa kuno. Dinosaurus lain bangkit untuk mengisi kekosongan yang Peristiwa Kepunahan Jura-Kapur telah ciptakan, seperti Carcharodontosaurus dan Spinosaurus. Dinosaurus yang paling sukses, kemudian menjadi Iguanodon yang menyebar ke setiap benua. Musim kembali berlaku dan kutub mendingin, tetapi dinosaurus masih menghuni daerah ini seperti Leaellynasaura yang menghuni hutan kutub sepanjang tahun, dan banyak dinosaurus bermigrasi ke sana selama musim panas seperti Muttaburrasaurus. Karena terlalu dingin untuk buaya, wilayah itu menjadi pertahanan terakhir untuk amfibi besar, seperti Koolasuchus. Pterosaurus menjadi lebih besar seiring spesies seperti Tapejara dan Ornithocheirus berkembang.

• Kala akhir (100juta-65juta tahun yang lalu)
Kala Kapur Akhir berlangsung 100juta-65juta tahun yang lalu. Kapur akhir menampilkan tren pendinginan yang akan melanjutkan di Kenozoikum periode. Akhirnya, tropis terbatas hanya di garis khatulistiwa dan daerah di luar garis tropis memiliki perubahan musim yang ekstrem. Dinosaurus masih berkembang sebagai spesies baru seperti Tyrannosaurus, Ankylosaurus, Triceratops dan Hadrosauria mendominasi rantai makanan. Di lautan, mosasaurus menguasai laut, menggantikan peran Ichthyosaurus, dan plesiosaurus besar, seperti Elasmosaurus, berevolusi. Juga, tanaman berbunga pertama berevolusi. Pada akhir periode Kapur, yang Deccan dan letusan gunung berapi lainnya yang meracuni atmosfer. Diperkirakan bahwa meteor besar menabrak bumi, menciptakan Kawah Chicxulub dalam acara yang dikenal sebagai Kepunahan KT, peristiwa kepunahan massal kelima dan terakhir, dimana 75% dari kehidupan di bumi punah, termasuk semua dinosaurus non-unggas. Semua yang lebih dari 10 kilogram punah. Zaman dinosaurus berakhir.

 Zaman jura (208 juta-145 juta ahun lalu)
Zaman Jura adalah zaman yang berada antara 144 hingga 206 juta tahun yang lampau. Penelitian geologi telah menunjukkan bahwa sepanjang Zaman Jura, sebagian besar Eropa Barat ditutupi oleh laut dangkal yang hangat, dan sebagian besar fosil yang berasal dari mahluk-mahluk laut telah diperoleh dari kawasan ini.
• Kala awal (200 juta sampai 175 juta tahun yang lalu.)
Waktu Periode Jura Awal dari 200 juta sampai 175 juta tahun yang lalu. Iklim jauh lebih lembab dari Trias, sehingga dunia sangatlah tropis. Di lautan, plesiosaurus, Ichthyosaurus dan Amon mememnuhi perairan sebagai ras dominan di laut. Di darat, dinosaurus dan reptil saham lainnya klaim mereka sebagai ras dominan tanah, dengan spesies seperti Dilophosaurus di atas. Buaya sejati pertama berevolusi, mendorong keluar amfibi besar untuk dekat kepunahan. All-in-semua, reptil meningkat untuk menguasai dunia. Sementara itu, mamalia pertama benar berkembang, tetapi tetap relatif kecil berukuran.

• Kala tengah (175,000,000-163,000,000 tahun yang lalu)
Periode jura tengah mencakup 175,000,000-163,000,000 tahun yang lalu. Selama zaman ini, reptil berkembang kawanan sebagai besar sauropoda, seperti Brachiosaurus dan Diplodocus, diisi padang rumput pakis dari Periode Jura Tengah. Banyak predator lainnya naik juga, seperti Allosaurus. Hutan konifer terdiri sebagian besar hutan. Di lautan, plesiosaurus yang cukup umum, dan Ichthyosaurus yang berkembang. Zaman ini adalah puncak dari kehidupan reptil.

• Kala akhir (63juta-145juta tahun yang lalu)
Periode Jura Akhir berlangsung pada 163juta-145juta tahun yang lalu. Akhir Periode Jura menampilkan kepunahan besar-besaran jenis sauropoda dan Ichthyosaurus akibat terpisahnya Pangaea menjadi Laurasia dan Gondwana di peristiwa dikenal sebagai peristiwa kepunahan Periode Jura-Kapur. Permukaan air laut naik, menghancurkan padangrumput pakis dan menciptakan dangkalan setelahnya. Ichthyosaurus punah, sedangkan sauropoda tidak mati secara keseluruhan di Periode Jura; pada kenyataannya, beberapa spesies, seperti Titanosaurus, hidup sampai kepunahan KT. Kenaikan tingkat laut membuka jalan laut Atlantik yang akan terus membesar dari waktu ke waktu. Dunia yang terbagi akan memberi kesempatan untuk diversifikasi dinosaurus baru.

 Zaman trias (250juta -200juta tahun yang lalu)
Trias adalah keadaan transisi yang gersang dan sunyi dalam sejarah bumi antara Peristiwa Kepunahan Perm-Trias dan Periode Jura yang rimbun dan subur, memiliki tiga kala utama:. Trias Awal, Trias Tengah dan Trias Akhir.

• Kala awal (250juta-247juta tahun yang lalu)
Trias Awal berlangsung antara 250juta-247juta tahun yang lalu dan didominasi oleh gurun karena Pangaea belum terpecah, sehingga daratan interior masihlah gersang. Bumi baru saja menyaksikan kepunahan besar di mana 95% dari semua kehidupan punah. Kehidupan yang paling umum di bumi yang Lystrosaurus, Labyrinthodont, dan Euparkeria bersama dengan banyak makhluk lain yang berhasil bertahan hidup.

• Kala tengah (247juta-237juta tahun yang lalu)
Trias Tengah mencakup 247juta-237juta tahun yang lalu. Trias Tengah merupakan masa awal pecahnya Pangaea, dan awal mulanya Laut Tethys. Ekosistem telah pulih dari kehancuran. Fitoplankton, karang, dan krustasea telah pulih, dan reptil menjadi lebih besar dan semakin besar lagi. Reptil air seperti Ichthyosaurus dan Nothosaurus baru berkembang. Sementara itu, di darat, hutan pinus berkembang, bersama nyamuk dan lalat buah. Buaya kuno pertama berevolusi, yang memicu persaingan dengan amfibi besar yang telah memerintah sejak dunia air tawar.

• Kala akhir (237juta -200juta tahun yang lalu)
Trias Akhir mencakup 237juta -200juta tahun yang lalu. Setelah Trias Tengah, Trias Akhir memiliki ciri seringnya gelombang panas, serta curah hujan sedang (250-500mm per tahun). Pemanasan terakhir menyebabkan ledakan evolusi reptil di darat dan dinosaurus sejati pertama berevolusi, serta pterosaurus. Semua perubahan iklim ini, menghasilkan kepunahan besar yang dikenal sebagai peristiwa kepunahan Trias- Jura, di mana semua archosaurus (tidak termasuk buaya kuno), sebagian besar synapsida, dan hampir semua amfibi punah, serta 34% dari kehidupan laut di peristiwa kepunahan massal keempat dunia. Penyebabnya utamanya masih diperdebatkan.

II. Masa paleozoikum (542 – 251 juta tahun yang lalu)
Zaman Paleozoikum adalah era pertama dari tiga era pada eon Fanerozoikum. Era ini dibagi menjadi enam periode, berturut-turut dari yang paling tua: Kambrium, Ordovisium, Silur, Devon, Karbon, dan Perm. Pada saat itu keadaan bumi belum stabil, iklim masih berubah-ubah dan curah hujan sangat besar. Pada zaman inilah dimulainya tanda-tanda kehidupan dimulai dengan makhluk-makhluk bersel satu (mikroorganisme) dan hewan-hewan tak bertulang punggung, jenis-jenis ikan, ganggang, serta rumput-rumputan. Semua ini diketahui dari sisa-sisanya yang disebut fosil. Zaman ini disebut juga zaman primer (zaman pertama).

 Zaman perm (299,0 ± 0,8 hingga 251,0 ± 0,4 juta tahun yang lalu)
perm atau permian adalah periode dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 299,0 ± 0,8 hingga 251,0 ± 0,4 juta tahun yang lalu. Periode ini merupakan periode terakhir dalam era Paleozoikum. Perm dibagi menjadi tiga kala yaitu Lopongian, Guadalupian, dan Cisuralian. Pada periode Permian, benua-benua bergerak lebih mendekat dibandingkan masa Karboniferus, di mana bagian utara dan bagian selatan superbenua Laurasia dan Gondwana mulai menyatu dan membentuk sebuah benua mahaluas yang disebut Pangaea. Periode Permian merupakan periode final dari masa Paleozoikum dan diberi nama sesuai nama sebuah provinsi, Perm, di Rusia, tempat di mana batu pada periode ini dipelajari.

3. 10 Konsep Geomorfologi Menurut Thornbury
a. Proses fisik dan hukum yang terjadi seluruhnya saat ini telah terjadi juga sepanjang waktu geologi, meskipun intensitasnya tidak sama seperti sekarang”. Konsep ini hampir sama dengan prinsip yang dikemukakan oleh James Hutton pada 1785 yaitu prinsip uniformitarianisme. James Hutton mengajarkan “the present is the key to the past”, tetapi dia mengaplikasikan prinsip ini terlalu kaku dan berpendapat bahwa proses geologi yang terjadi dahulu dan sekarang mempunyai intensitas yang sama. Telah terbukti bahwa intensitas kejadian geologi tiap waktu tidak sama, seperti gletser pada Pleistosen lebih besar intensitasnya dibanding sekarang.
b. Struktur geologi adalah salah satu pengontrol dominan dalam evolusi pada bentang alam dan tercermin pada daratan tersebut”. Pada suatu waktu W.M Davis mengajarkan bahwa struktur, proses, dan tingkatan adalah faktor pengontrol utama pada bentang alam. Tetapi apa yang diajarkan Davis tentang “tingkatan” cukup diragukan oleh para geomorfologist. Hal yang tidak diragukan adalah tentang proses dan struktur. Istilah struktur tidak hanya mencakup lipatan, kekar, dan uncomfotmity tetapi juga mencakup cara bagaimana material bumi membentuk daratan yang meninggalkan jejak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya seperti sikap batuan, kehadiran kekar, sesar, unsur mineral, dan sebagainya.
c. Banyak relief permukaan Bumi karena proses geomorfologi berlangsung pada kecepatan yang berbeda”. Alasan utama gradasi pada permukaan bumi terjadi secara berbeda adalah batuan pada kerak Bumi memiliki ragam litologi dan struktur dan oleh karena itu menyebabkan perbedaan resistensi dalam proses gradasi. Perbedaan pada komposisi dan struktur batuan tercermin tidak hanya pada variasi geomorfologi secara regional tetapi juga pada topografi lokal. Selain litologi dan struktur ada juga faktor lain yang mempengaruhi seperti suhu, kelembaban, ketinggian, mikroklimatik, dan jumlah vegetasi yang menutupi permukaan. Pengaruh-pengaruh ini akan tampak pada intensitas pengendapan, laju penguapan, jumlah embun tanah, dan sebagainya.
d. Proses geomorfologi meninggalkan jejak khusus pada bentang alam, dan setiap proses geomorfologi menghasilkan karakter yang terkumpul pada pembentukan muka bumi”. Proses yang dimaksud mencakup proses fisik dan kimia yang terjadi saat modifikasi muka Bumi. Bentang alam mempunyai pembeda yang bergantung pada proses geomorfologi pada saat pembentukannya seperti dataran banjir, kipas aluvial, dan delta yang dibentuk oleh arus. Meskipun sangat tepat bahwa pembentukan bentang alam berasal dari proses geomorfologi yang terpisah, tetapi kita akan menyadari bahwa bentang alam adalah produk dari sekelompok proses.
e. Karena agen erosional berbeda pada permukaan Bumi, maka akan menghasilkan urutan yang sesuai dengannya pada bentang alam”. Hampir semua geomorfologist percaya bahwa bentang alam memiliki proses yang teratur dan berurutan, tetapi tidak selalu melewati tahapan muda, dewasa, dan tua. Konsep muda, dewasa, dan tua mungkin cocok pada tingkat dasar tetapi tidak cocok ketika pendekatan canggih dilakukan pada evolusi bentang alam.
f. Sedikit topografi Bumi lebih tua daripada Tersier dan kebanyakan tidak ada yang lebih tua daripada Pleistosen”. Ashley (1931) memperkirakan setidaknya 90 persen daratan yang ada sekarang terbentuk pada post-Tersier dan mungkin sekitar 99 persen terbentuk pada post-tengah Miosen. Contohnya seperti pegunungan Himalaya pertama terlipat pada zaman Kapur dan hampir seluruh topografi seperti sekarang terbentuk pada Pleistosen.
g. Interpretasi yang tepat pada bentang alam masa kini tidak mungkin tanpa apresiasi dari pengaruh perubahan geologi dan iklim selama Pleistosen”. Gletser dan diastropishm adalah kejadian yang signifikan pada Plesitosen yang mempengaruhi bentang alam yang kita jumpai pada masa kini.Diastropishm berperan pada pembentukan bentang alam disekitar batas lempeng laut pasifik. Gletser yang terjadi pada Plesitosen salah satunya berefek pada arus yang terjadi pada sungai Ohio dan Missouri yang kita lihat sekarang. Air lelehan dari zaman es diperkirakan berefek pada permukaan Bumi seluas 10.000.000 m2.
h. Apresiasi terhadap perubahan iklim dunia diperlukan untuk memahami secara tepat terhadap ragam penting dari proses geomorfologi yang berbeda”. Ragam iklim dapat mempengaruhi operasi dari proses geomorfologi baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh secara tidak langsung adalah seperti iklim yang berpengaruh terhadap jumlah, jenis, dan distribusi tumbuhan yang menutupi bentang alam. Pengaruh secara langsung adalah seperti jumlah dan jenis pengendapan, intensitasnya, hubungan antara pengendapan dan penguapan, rentang suhu harian, dan kecepatan dan arah angin.
i. Geomorfologi tidak hanya fokus terhadap bentang alam masa kini, tetapi juga masa lalu”. Geomorfologist juga dapat menyusun sejarah tentang suatu bentang alam yakni dengan prinsip uniformitarianisme .

4. Tahap perkembangan muda, dewasa, dan tua pada bentuk lahan

Stadia geomorfologi merupakan perwajahan permukaan bumi yang disebabkan oleh pengaruh tenagaeksogen. Stadia merupakan penggabaran umur relatif bentuk lahan tertentu yang dinyatakan dengan sebutan muda, dewasa, tua atau variasinya seperti muda awal, muda penuh, dewasa awal, dewasa akhir.
Contoh penerapan konsep stadia ini akan dipaparkan pada bentuk lahan asal proses fluvial berikut ini:

a. Stadia muda
Berdasarkan prosesnya, bentuk lahan ini banyak dipengaruhi faktor perusak, kenampakannya masih asli. Struktur asli bentuk lahan ini masih jelas terlihat.


b. Stadia dewasa
Struktur asli bentuk lahan ini sudah mulai tidak nampak, sebagai akibat faktor perusak yag bekerja lebih intensif.


c. Stadia tua
Pada stadia ini pengaruh tenaga eksogen sangat kuat, sehingga kadang-kadang struktur asli telah hilang.

5. Aspek-aspek geomorfologi

a. Aspek morfologi:

 Morfografi adalah suatu bentuk lahan yang dinyatakan dalam kualitatif
 Morfometri adalah suatu bentuk lahan yang dinyatakan dalam kuantitatif

b. Aspek morfogenesis

Menyangkut asal usul dari bentuk lahan. Morfogenesis terkait dengan tenaga dan proses geomorfologi.

c. Aspek morfokronologis

Membahas tentang urutan kejadian suatu lahan yang diwujudkan dalam bentuk peta.

d. Aspek morfosiasi
Membahas tentang urutan kejadian antara satu bentuk lahan dengan bentuk lahan yang lain.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong