PROSES ENDOGEN
NAMA: RASNA WATI
KELAS: B
NIM: 451417025
PENGAMPU: INTAN NOVANTARI MANYOE S.Si, M.T.
MATA KULIAH: GEOMORFOLOGI UMUM
1. Gunung api
Gunung berapi atau gunung api adalah suatu system saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman 10 km dibawah permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Suatu gunung berapi merupakan bentukan alam dari pecahan yang terjadi dikerak dari benda langit bermassa planet, seperti bumi, dimana patahan tersebut mengakibatkan lava panas, abu vulkanik dan gas bisa keluar dari dapur magma yang terdapat dibawah permukaan bumi.
Letusan gunung berapi terjadi apabila magma naik melintasi kerak bumi dan muncul diatas permukaan. Gunung berapi terbentuk dikarenakan keraknya terpecah menjadi 17 lempeng tektonik utama yang kaku mengambang diatas lapisan mantel yang lebih panas dan lunak. Oleh karena itu, gunung berapi dibumi sering ditemukan dibatas divergen dan konvergen dari lempeng tektonik.
Gunung api diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu (1) erupsi pusat, erupsi keluar melalui kawah utama; dan (2) erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya; (3) erupsi celah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa kilometer; (4) erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.
Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya letusan serta tinggi tiang asap, maka gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi: (1) Tipe Hawaiian, yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya berupa semburan lava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana; (2) Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua; (3) Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar; (4) Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkan kubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit; (5) Tipe Ultra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa; (6) Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampai dasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan sering disertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik; (7) Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunung api, gunung api bawah laut atau gunung api yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.
2. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi dipermukaan bumi akibat pelepasan energy dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismic. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang dialami selama periode waktu. Alat pengukur gempa dinamakan seismometer. Moment Magnitude adalah skala yang paling umum dimana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang dilaporkan oleh badan observatorium seismologi nasional yang diukur pada skala besarnya local 5 magnitude
3. Geotektonik
Geotektonik adalah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Geotektonik dibagi menjadi 3:
 Gerak divergen
Gerak divergen merupakan gerakan lempeng tektonik yang saling menjauh dan bergerak secara perlahan. Akibatnya, terjadi retakan-retakan yang merupakan jalan keluarnya magma yang terus menerus mengalir. Aliran magma tadi lama kelamaan akan muncul sedikit sampai di permukaan bumi yang menyebabkan timbulnya pulau-pulau vulkanik yang baru. Sedangkan jika terjadi didassar laut maka akan menimbulkan Sea Floor Spreading atau hamparan dasar laut.
 Gerak konvergen
Gerak konvergen adalah gerakan lempeng tektonk yang saling mendekat sehingga menimbulkan tabrakan antar lempeng. Jika lempeng samudra menabrak lempeng benua, maka sisi lempeng samudra akan melengkung dan masuk ke bawah lempeng benua (penujaman atau subduction), karena massa jenis lempeng benua lebih ringan.
 Gerak sesar
Gerak sesar adalah gerakan dua lempeng tektonik yang bergeser dan menimbulkan patahan batuan lapisan kulit bumi