Penolakan Perubahan Nama UNG menjadi Universitas BJ Habibie
Keputusan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dan Senat Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mengganti nama perguruan tinggi itu menjadi Universitas BJ Habibie mendapat penolakan luas masyarakat dari provinsi berjuluk Serambi Medinah. Sejumlah mahasiswa, dosen dan alumni UNG tegas menolak perubahan nama itu. Bahkan Rektor IKIP Negeri Gorontalo periode 2002-2006 dan Rektor Universitas Negeri Gorontalo periode 2006-2010, Prof Dr Nelson Pomalingo, yang kini Bupati Gorontalo, juga tegas menolak perubahan nama tersebut.
Rektor pertama UNG menyebut bahwa perubahan nama itu akan menghilangkan sejarah pendirian universitas negeri pertama di Provinsi Gorontalo tersebut. "Saya bukannya anti dengan BJ Habibie. Tapi kita jangan semena-mena menghilangkan nama dan sejarah UNG, karena perjuangan pembentukan UNG itu melalui proses yang panjang oleh para aktivis pendidikan di Provinsi Gorontalo, " ujar Nelson Pomalingo.
Dia meminta perubahan nama UNG menjadi Universitas Negeri BJ Habibie, dapat dipertimbangkan kembali dengan tetap memperhatikan berbagai aspek, termasuk aspirasi seluruh elemen di Gorontalo.
Deklarator Provinsi Gorontalo ini, menyebut, dirinya justru kasihan dengan nama baik dan nama besar BJ Habibie jika hal itu dipaksakan. Apalagi jika proses pergantian nama itu mendapat penolakan yang luas di masyarakat Gorontalo.
Menurut Ketua PB PGRI ini, perubahan nama UNG menjadi Universitas BJ Habibie kurang tepat, karena beberapa alasan. Diantaranya, ditinjau dari sejarahnya, UNG pada awalnya terlahir dari rahim keguruan yang identik dengan guru dan pendidik yang hingga saat ini “image” tersebut belum sepenuhnya hilang.
Di sisi yang lain, ungkap Nelson, BJ Habibie adalah sosok Teknolog yang identik dengan IPTEK dan teknologi pesawat terbang, sehingga kurang tepat, jika nama besarnya ditempelkan dan diabadikan di lembaga yang identik dengan institusi pendidikan dan keguruan.
Nelson menyarankan agar Pemerintah Provinsi dan juga Rektor UNG saat ini, sebaiknya mengukir sejarah baru dengan membuat gebrakan yang dapat membawa perubahan fundamental bagi Gorontalo masa depan sebagai pusat pendidikan di Kawasan Timur Indonesia.