Masuknya UNG di Peringkat 42 Perguruan Tinggi Terbaik Indonesi di Tahun 2018
Universitas Negeri Gorontalo kembali masuk dalam 50 besar sebagai Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia tahun 2018. Pencapaian tersebut berdasarkan hasil pemeringkatan Perguruan Tinggi di Indonesia versi webometrics yang di-publish bulan Januari 2018 melalui laman http://www.webometrics.info/en/Asia/Indonesia, dengan mengukuhkan UNG menduduki peringkat 42 sebagai Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia.
Pencapaian peringkat 42 Perguruan Tinggi terbaik versi webometrich ditahun 2018 tersebut mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana berdasarkan hasil pemeringkatan tahun 2017 UNG hanya bertengger diperingkat 56 Perguruan Tinggi terbaik versi webometrich tahun 2017.
Webometrisc merupakan sistem yang memberikan penilaian terhadap kemajuan universitas sedunia melalui website resminya. Webometrics menilai universitas-universitas menggunakan presence (20%), impact (50%), openness (15%), dan excellence (15%).
Presence (20%) merupakan jumlah halaman web host pada webdomain utama (termasuk subdomain dan direktori) dari universitas yang diindeks oleh mesin pencari Google. Untuk Impact (50%) merupakan kualitas konten dengan menghitung semua external inlinks yang diterima oleh webdomain universitas dari pihak ketiga.Untuk Openness (15%) merupakan jumlah file dokumen seperti Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps, .eps), Microsoft Word (.doc,.docx) dan Microsoft Powerpoint (.ppt, .pptx) yang terindeks mesin pencari (Google Scholar). Sedangkan Excellence (15%) merupakan jumlah publikasi artikel ilmiah perguruan tinggi yang bersangkutan yang terindeks di Google Scholar atau mesin pencari yang menjadi indikator penilaian webometrics.
Kelapa Subbagian Hukum dan Humas UNG Lenny DJ Muda, SH, menjelaskan, untuk pemeringkatan Perguruan Tinggi terbaik se Indonesia versi webometrich ditahun 2018, UNG mengalami peningkatan 14 peringkat dari tahun sebelumnya menjadi peringkat 42.
“Ada lebih dari 20.000 perguruan tinggi di dunia dari 200 negara yang dinilai Webometrics, dan Alhamdulillah untuk Indonesia UNG berhasil bertengger diposisi 42 Perguruan Tinggi se Indonesia,” Jelasnya.
Menurut Lenny, pencapaian peringkat webometrich diawal tahun dapat menjadi pelecut semangat bagi UNG untuk dapat terus meningkatkan kualitas dalam menyongsong tahun 2018 dalam memperkuat terwujudnya visi dan misi UNG. “Insyaallah kedepan UNG dapat terus berkembang melalui pretasi dan kualitasnya,” pungkasnya. (wahid)
Penolakan Perubahan Nama UNG menjadi Universitas BJ Habibie
Keputusan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dan Senat Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mengganti nama perguruan tinggi itu menjadi Universitas BJ Habibie mendapat penolakan luas masyarakat dari provinsi berjuluk Serambi Medinah. Sejumlah mahasiswa, dosen dan alumni UNG tegas menolak perubahan nama itu. Bahkan Rektor IKIP Negeri Gorontalo periode 2002-2006 dan Rektor Universitas Negeri Gorontalo periode 2006-2010, Prof Dr Nelson Pomalingo, yang kini Bupati Gorontalo, juga tegas menolak perubahan nama tersebut.
Rektor pertama UNG menyebut bahwa perubahan nama itu akan menghilangkan sejarah pendirian universitas negeri pertama di Provinsi Gorontalo tersebut. "Saya bukannya anti dengan BJ Habibie. Tapi kita jangan semena-mena menghilangkan nama dan sejarah UNG, karena perjuangan pembentukan UNG itu melalui proses yang panjang oleh para aktivis pendidikan di Provinsi Gorontalo, " ujar Nelson Pomalingo.
Dia meminta perubahan nama UNG menjadi Universitas Negeri BJ Habibie, dapat dipertimbangkan kembali dengan tetap memperhatikan berbagai aspek, termasuk aspirasi seluruh elemen di Gorontalo.
Deklarator Provinsi Gorontalo ini, menyebut, dirinya justru kasihan dengan nama baik dan nama besar BJ Habibie jika hal itu dipaksakan. Apalagi jika proses pergantian nama itu mendapat penolakan yang luas di masyarakat Gorontalo.
Menurut Ketua PB PGRI ini, perubahan nama UNG menjadi Universitas BJ Habibie kurang tepat, karena beberapa alasan. Diantaranya, ditinjau dari sejarahnya, UNG pada awalnya terlahir dari rahim keguruan yang identik dengan guru dan pendidik yang hingga saat ini “image” tersebut belum sepenuhnya hilang.
Di sisi yang lain, ungkap Nelson, BJ Habibie adalah sosok Teknolog yang identik dengan IPTEK dan teknologi pesawat terbang, sehingga kurang tepat, jika nama besarnya ditempelkan dan diabadikan di lembaga yang identik dengan institusi pendidikan dan keguruan.
Nelson menyarankan agar Pemerintah Provinsi dan juga Rektor UNG saat ini, sebaiknya mengukir sejarah baru dengan membuat gebrakan yang dapat membawa perubahan fundamental bagi Gorontalo masa depan sebagai pusat pendidikan di Kawasan Timur Indonesia.
Pelaksanaan Kuliah Online yang di Lakukan UNG untuk Mencegah Penyebaran Covid-19
Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mengumumkan adanya metode perkuliahan dalam bentuk daring atau online sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19. Langkah itu dilakukan sesuai dengan instruksi dari Rektor UNG Eduart Wolok, agar pelayanan akademik tidak terganggu di tengah ancaman pandemi Covid-19. Adapun salah satu bentuk layanan tersebut adalah menyiapkan infrastruktur kelas daring untuk pembelajaran dari rumah.
UNG saat ini telah mengaktifkan 1923 kelas daring untuk 17.976 mahasiswa dan 872 dosen. 1923 kelas daring ini diharapkan bisa menjadi alternatif model perkuliahan bagi semua mahasiswa dan dosen.
“Saya telah menginstruksikan agar perkuliahan daring segera diaktifkan berikut dengan infrastruktur yang ada. Kami telah menyiapkan 1923 kelas daring untuk melayani 17.976 mahasiswa yang diampu oleh 872 dosen,” kata Eduart Wolok, Selasa (17/3/2020).
Menurut Eduart, sistem perkuliahan daring melalui fitur e-Learning di Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) UNG sudah disiapkan sejak 2011. Sistem itu, menurutnya, dibangun berdasarkan hasil kajian UNG terhadap penerapan e-Learning UNG yg telah dipaparkan pada International Symposium on Open, Distance, and e-Learning (ISODEL) tahun 2012.
“UNG telah menginisiasi perkuliahan daring sejak tahun 2011 dan terus dikembangkan serta diperkuat hingga kini. Alhamdulillah saat berada situasi krisis seperti saat ini, UNG telah siap dengan segala infrastruktur,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Rektor II periode 2010-2014 dan periode 2014-2017 tersebut.