KONSEP KETUHANAN
Nama : ALFIN PURNAMA
NIM : 452422011
Semester/kelas : 1(satu)
Dosen Pengampuh : Prof. Dr. Novianty Djafri,S.P.d, M.P.d.I
Mata Kuliah : Agama
Jurusan : Ilmu Dan Teknologi Kebumian
Program Studi : Teknik Geologi
Eksistensi Tuhan adalah salah satu masalah paling fundamental manusia, karena penerimaan maupun penolakan terhadapnya memberikan konsekuensi yang fundamental.Alam luas yang diasumsikan sebagai produk sebuah kekuatan yang maha sempurna dan maha bijaksana dengan tujuan yang sempurna berbeda dengan alam yang diasumsikan sebagai akibatdari kebetulan atau insiden.Manusia yang memandang alam sebagai hasil penciptaan Tuhan Maha Bijaksana adalah manusia yang optimis dan bertujuan. Sedangkan manusia yang memandang alam sebagai akibat dari serangkaian peristiwa acak atau chaos adalah manusia yang pesimis, nihilis, absurd dan risau akan kemungkinan-kemungkinan yang tak dapat dipredik
Umat manusia sejak awal kehadirannya di atas pentas sejarah telah memberikan nama yang berbeda-beda, sesuai dengan bahasa yang digunakan masing-masing, kepada kausa prima alam keberadaan. Orang Persia menyebutnya Yazdan atau Khoda. Orang Inggris menyebutnya LordatauGod. Kita menyebutnya Tuhan atau Sang Hyang. Dialah Tuhan Maha Sempurna. Kepercayaan pada “yang adikodrati”, merupakan bagian integral dari kehiupan manusia, baik terbentuk dalam sebuah lembaga transendental yang disebut “agama” maupun tidak diagamakan.Kendati demikian, konsep dan keyakinan tentang Tuhan telah berkembang dan terpecah dalam beberapa aliran ketuhanan.
Tuhan sejak babak pertama peradaban sampai sekarang telah menjadi objek pengimanan dan penolakan.Manusia, sebelum dibagi dalam kelompok agama bahkan sebelum dibagi dalam kelompok monteis dan politeis, telah terbagi dalam dua aliran besar, ateisme dan teisme
Jika dalam berbagai kajian mengenai ke-Tuhanan memiliki konsep-konsep yang berbeda satu sama lain; misalnya faham monoteisme dengan kepercayaan satu Tuhan yang juga dianut oleh masyarakat pratulisan-Afrika yang meyakini bahwa Tuhan adalah yang maha tinggi, dualisme yang difahami dalam Hinduisme bahwa Tuhan yang maha tinggi dianggap memiliki kodrat ganda; yang satu tidak bergerak dan yang lain aktif, politeisme yang memiliki kepercayaan kepada berbagai dewa personal,1panteisme yang mengidentikkan Tuhan dengan segala sesuatu dan monisme yang meyakini bahwa ilahi dapat menjadi daya universal di mana kekuatan tersebut tampak dalam dunia psikologis sebagai jiwa yang universal agama Kristen menjelaskan bahwa Tuhan itu tiga pribadi dalam satu. Tritunggal atau Trinitas adalah doktrin iman Kristen yang mengakui aatu Allah Yang Esa, namun hadir dalam tiga pribadi: Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus, di mana ketiganya adalah sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Dalam kamus Oxfordgereja Kristen (The Oxford Dictionary of the Christian Church) menjelaskan Trinitas sebagai "dogma sentral dari teologi Kristen".2 Doktrin ini diterima oleh mayoritas aliranaliran Kristen, seperti: Katolik, Protestan, dan Ortodoks
Beberapa konsep di atas merupakan pengantar sebuah pemahaman mengenai Tuhan atau hakekat Tuhan dalam persepsi berbagai agama yang ada di dunia.Tulisan ini tidak akan membicarakan secara luas dan mendetil mengenai fahamfaham tersebut melainkan hanya akan mengambil satu faham saja yang relevan dengan persepsi agama Islam yang konsepkonsepnya terdapat dalam al-Quran, hadis dan sejarah para Nabi utusan Allah.
A .Konsep ketuhanan dalam agama agama
1.Agama Yahudi
Agama Yahudi percaya kepada Tuhan Yang Esa, tetapi Tuhan yang hanya khusus untuk Bani Isra’il, bukan Tuhan untuk bangsa lain. Mereka tidak pernah menyebut nama uhannya dengan langsung karena mungkin akan mengurangi kesucian-Nya. Oleh sebab itu orang Israel melambangkan-Nya Agama Yahudi percaya kepada Tuhan Yang Esa, tetapi Tuhan yang hanya khusus untuk Bani Isra’il, bukan Tuhan untuk bangsa lain. Mereka tidak pernah menyebut nama Tuhannya dengan langsung karena mungkin akan mengurangi kesucian-Nya.
2.Agama Nasrani
Agama Nasrani atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan agama Kristen adalah salah satu agama yang mengakuaku monotheisme, namun dalam kenyataannya ajaran Kristen adalah polytheisme, yaitu ketika kita melihat konsep aqidah mereka yang dikenal dengan Trinitas atau Tritunggal.Agama nasrani telah terpecah jadi puluhan agama baru, dari yang sifatnya besar dan mendunia hingga yang lokal dan kurangpopuler. Setiap agama pecahannya pasti mengkafirkan agama pecahan yang lainnya pula.Dan secara umum, agama nasrani terbagi menjadi tiga agama baru, yang masing-masing memiliki gereja dan tokoh agama sendiri-sendiri. Ketiga agama terbesar dari lingkup agama Kristen ini yaitu : Katholik, Ortodox dan Protestan
3.Agama Hindhu
Agama Hindu mempunyai konsepsi ketuhanan yang bersifat polytheistis yang dimanifestikan dalam jumlah dewadewa yang disebutkan dalam kitab-kitab wedha sebanyak 32 dewa yang mempunyai fungsi masing-masing. Dewa-dewa tersebut dipandang sebagai tokoh simbolis dari satu dewa pokok yaitu Brahma. Dalam kitab suci Hindu, sifat-sifat Tuhan dilukiskan sebagai Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa. Dia merupakan perwujudan keadilan, kasih sayang dan keindahan. Dalam kenyataannya, Dia merupakan perwujudan dari segala kwalitas terberkati yang senantiasa dapat dipahami manusia. Dia senantiasa siap mencurahkan anugerah, kasih dan berkahNya pada ciptaan-Nya.
4.Agama Budha
Dalam agama budha, ternyata salah jika kita menganggap Budha adalah Tuhan untuk agama Budha. Konsep ketuhanan dalam agama Budha berbeda dengan konsep dalam agama Samawi dimana alam semesta diciptakan oleh Tuhan dan tujuan akhir dari hidup manusia adalah kembali ke surga ciptaan Tuhan yang kekal.11 Sang Buddha bukanlah Tuhan dalam agama Buddha yang bersifat non-teis (yakni, pada umumnya tidak mengajarkan keberadaan Tuhan sang pencipta, atau bergantung kepada Tuhan sang pencipta demi dalam usaha mencapai pencerahan; Sang Buddha adalah pembimbing atau guru yang menunjukkan jalan menuju nirwana).
5.Agama Islam
Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi yang nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam. Secara etimologis kata Allah diderivasi dari kata ilah yang berarti menyembah Kata Allah juga dapat diderivasi dari kata alih yang berarti ketenangan kekhawatiran dan rasa cinta yang mendalam Ketiga makna kata alih mengarah kepada makna keharusan untuk tunduk dan mengagungkan.