SIMULASI PERBEDAAN STRUKTUR MORFOLOGI PADA BAKTERI DAN JAMUR

19 October 2024 10:56:46 Dibaca : 26

A. Judul

Simulasi perbedaan struktur morfologi pada bakteri dan jamur

B. Tujuan 

1. untuk mempelajari morfologi koloni bakteri 

2. untuk mempelajari morfologi koloni jamur (Kapang dan Khamir)

C. Alat Dan Bahan

D. Prosedur Kerja

E. Hasil Pengamatan

F. Pembahasan

Bakteri dan jamur adalah dua kelompok mikroorganisme yang memiliki ciri morfologi yang sangat berbeda, mencerminkan perbedaan dalam struktur dan fungsi biologis mereka. Bakteri, sebagai organisme prokariotik, tidak memiliki inti sel dan organel terikat membran. Dinding sel bakteri terdiri dari peptidoglikan, yang memberikan kekuatan dan bentuk pada sel. Bentuk bakteri bervariasi, termasuk kokus (bulat), bacillus (batang), dan spirillium (spiral). Selain itu, bakteri dapat dibedakan berdasarkan sifat pewarnaan gram; bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih tebal dibandingkan dengan bakteri gram negatif, yang memiliki dinding sel lebih tipis dan dilapisi oleh membran luar (Febriana, Dkk, 2017). Di sisi lain, jamur adalah organisme eukariotik dengan struktur yang lebih kompleks. Jamur memiliki hifa sebagai struktur vegetatifnya, yang tidak memiliki akar, daun, atau jaringan pengangkut sejati. Reproduksi jamur dapat terjadi secara seksual maupun aseksual; reproduksi aseksual melibatkan pembentukan spora aseksual seperti konidiospora atau sporangiospora, sementara reproduksi seksual melibatkan penyatuan dua inti sel dari hifa yang berbeda jenis (Suryani, 2022). Dengan demikian, perbandingan antara bakteri dan jamur menunjukkan bahwa meskipun keduanya merupakan mikroorganisme penting dalam ekosistem, mereka memiliki karakteristik struktural dan fungsional yang sangat berbeda.

Jamur dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual , sedangkan bakteri umumnya bereproduksi secara aseksual melalui pembelahan biner (Abdullah, ZA & Susandini, 2018). Bakteri tumbuh pada media padat membentuk koloni, yang merupakan massa mikroorganisme yang berasal dari satu sel induk, sehingga koloni tersebut merupakan klon dengan kesamaan genetik.

Dalam identifikasi bakteri dan jamur, fokus utamanya adalah pada pertumbuhan organisme di media (Jackie Reynolds, 2015). Bakteri umumnya bersel tunggal dan tidak memiliki klorofil. Meskipun kecil, bakteri memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari; beberapa di antaranya bermanfaat dalam industri pangan, sementara yang lain dapat menyebabkan peradangan makanan dan infeksi pada manusia (Febriza & Adrian, 2021).

Karakterisasi bakteri dilakukan dengan mengamati ciri makroskopis koloni pada cawan petri, seperti bentuk, tepi, elevasi, warna, dan tekstur. Untuk ciri mikroskopis, dilakukan pengujian gram untuk visualisasi bentuk dan tipe gram (positif atau negatif) (Desimaria Panjaitan, dkk 2023).Secara keseluruhan, jamur dan bakteri memiliki perbedaan mendasar namun keduanya sangat penting dalam ekosistem.

Pada tanggal 15 oktober 2024 tepatnya hari selasa kami sebagai perwakilan kelompok melakukan pra-praktikum yang mana kami membuat media sediaan bakteri yang dimulai dengan menimbang Na 3 gr dan bubuk powder 1 gr sesuai dengan perhitungan rumus yang telah ditentukan. Kemudian dicampurkan dengan 150 ml aquadest di dalam labu erlenmeyer dan di masak dengan suhu 60 derajat hingga mendidih selama 10 menit. Ketika sudah mendidih, dinginkan selama beberapa menit kemudian disterilkan menggunakan auto clave dengan tekanan suhu sebesar 121 derajat. Setelah disterilkan, media tersebut dipindahkan  pada cawan petri yang telah disterilkan menggunakan laminar air flow yang sudah diletakan sampel bakteri E-Coli dan S. Aureus kemudian disimpan pada inkubator selama 1 x 24 jam.

Pada tanggal 16 oktober tepatnya hari rabu kami mengamati pertumbuhan bakteri yang telah di isolasi dengan menghitung jumlah bakteri menggunakan colony counter yang mana kami memperoleh 653 jumlah seluruh bakteri S. Aureus dan 37 jumlah seluruh bakteri E-Coli.

Pengamatan jamur pada roti berjamur menggunakan mikroskop merupakan metode yang efektif untuk mengidentifikasi jenis jamur yang tumbuh pada makanan tersebut. Proses ini dimulai dengan pengambilan sampel roti yang menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan jamur. Setelah itu, sampel dipersiapkan dengan cara mensterilkan kaca objek menggunakan alkohol dan api Bunsen untuk menghindari kontaminasi. Selanjutnya, larutan Ghiemsa digunakan untuk mewarnai sel jamur, sehingga memudahkan dalam proses identifikasi di bawah mikroskop.Setelah persiapan, jamur yang diambil dari permukaan roti diletakkan di atas kaca objek yang telah diberi Ghiemsa dan ditutup dengan kaca penutup. Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x0.65 untuk melihat morfologi jamur secara detail. Dan pada pengamatan dibawah mikroskop  kami dapat mengamati adanya spora dan filamen.

G. DOKUMENTASI

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong