A. Judul

Pengamatan Fase Mitosis Dan Letak Dan Letak Kromosom Pada Allium Cepa L.

B. Tujuan 

Pada Akhir Praktikum Ini Mahasiswa Diharapkan Dapat:

1. Mengenal fase-fase mitosis dengan mengamati letak kromosom.

2. Mengenal tahapan dalam pembuatan preparat metode squash yang digunakan dalam pengamatan mikroskop.  

C. Alat Dan Bahan 

D. Prosedur Kerja

 

E. Hasil Pengamatan

F. Pembahasan

Mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak identik, dengan jumlah dan struktur kromosom yang sama dengan sel induknya. Proses ini diikuti oleh sitokinesis, yang membagi sitoplasma dan membran sel, sehingga menghasilkan dua sel anak yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang hampir sama (Masruroh, F., & Nurhatiningrum, 2016).

Pengamatan mitosis pada akar bawang merah (Allium cepa L.) adalah metode yang umum digunakan dalam studi biologi sel. Dalam penelitian ini, Pengamatan mitosis pada akar bawang merah (Allium cepa L.) adalah pada dua fase mitosis yang dapat diamati, yaitu profase dan telofase , sedangkan fase metafase dan anafase tidak dapat diobservasi dengan jelas oleh kelompok kami.

 

Profase : Pada fase ini, kromosom mulai terlihat jelas sebagai struktur yang tebal dan terorganisir. Kromatin yang sebelumnya longgar mulai mengkondensasi menjadi kromosom yang terdiri dari dua kromatid yang terikat pada sentromer. Ini adalah fase awal di mana inti sel mulai menghilang dan benang spindel mulai terbentuk

Telofase : Setelah proses pembelahan selesai, telofase terjadi di mana kromosom mencapai kutub sel dan mulai mengubah kembali menjadi kromatin. Pada fase ini, membran inti terbentuk kembali di sekitar masing-masing kumpulan kromosom, dan sitoplasma mulai terbagi menjadi dua sel anak yang identik. Telofase menandai akhir dari mitosis

Berdasarkan pengamatan, profase dan telofase dapat dilihat dengan jelas, sedangkan metafase dan anafase sulit untuk diamati. Hal ini mungkin disebabkan oleh teknik pembuatan preparat yang tidak optimal atau sel mengalami kerusakan.

 

Dokumentasi

Mengamati sampel Dibawah Mikroskop.

Proses pengeringan sampel setelah di rendam selama beberapa menit.

Proses pemotongan akar bawang merah (Allium Cepa L.) untuk dijadikan bahan pengamatan.

 

A. Judul

Percobaan difusi Dan Osmosis Berdasarkan Pada Solanum Tuberosum, Sifat Zat Dan Konsentrasi Larutan Berbeda.  

B. Tujuan

 

Mengamati Proses Terjadinya Difusi Dan Osmosis

C. Alat dan bahan

D. Prosedur Kerja

E. Hasil Pengamatan

F. Pembahasan

    Percobaan difusi dan osmosis yang telah dilakukan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana zat-zat bergerak dari area konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Pada percobaan difusi, kami mengamati bagaimana pewarna makanan dan nutrisari menyebar secara merata dalam aquadest. kecepatan penyebaran ini di pengaruhi oleh suhu, konsentrasi larutan, dan jenis zat. sementara itu, percobaan osmosis pada kentang menunjukan bagaimana aquadest berpindah melalui membran sel kentang menuju larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. perubahan ukuran kentang setelah perendaman dalam larutan yang berbeda konsentrasi membuktikan adanya peristiwa osmosis 

    Difusi dan osmosis adalah dua proses transportasi pasif yang krusial dalam memahami mekanisme perpindahan zat dalam sistem biologis. Difusi didefinisikan sebagai proses perpindahan suatu zat terlarut dalam pelarut dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah (Prayudo, dkk., 2018). Proses ini terjadi secara spontan tanpa memerlukan energi eksternal dan dapat terjadi pada berbagai media, termasuk gas, cairan, dan padatan. Dalam konteks osmosis, peran membran semipermeabel menjadi sangat penting karena osmosis melibatkan perpindahan air atau larutan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, yang dipisahkan oleh membran semipermeabel (Yoshi & Widiasa, 2016).

    Dalam osmosis, molekul air bergerak melalui membran semipermeabel untuk menyeimbangkan konsentrasi larutan. Osmosis ini memiliki implikasi yang signifikan, terutama dalam konteks seluler, di mana tekanan osmotik dapat mempengaruhi keseimbangan air dalam sel tumbuhan dan hewan. Anggreani Ongga, dkk. (2023). 

    Meski difusi dan osmosis sering dianggap serupa, ada perbedaan signifikan di antara keduanya. Difusi bisa terjadi di berbagai media dan melibatkan perpindahan zat terlarut, sedangkan osmosis secara khusus melibatkan perpindahan air melintasi membran semipermeabel (Smith & Johnson, 2022). Proses difusi didorong oleh gerakan termal acak partikel, sedangkan osmosis bergantung pada perbedaan potensial kimia pelarut di kedua sisi membran semipermeabel, membuatnya lebih selektif dan terkadang melawan gradien konsentrasi (Patel & Lee, 2023).

    Faktor-faktor yang memengaruhi laju difusi mencakup konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan tekanan. Memahami faktor-faktor ini membantu dalam pengajaran konsep difusi dan osmosis, terutama untuk menghindari miskonsepsi umum yang sering dialami siswa (Tanziyah, et al., 2015). Misalnya, dalam konteks larutan gula, Hukum Fick menyatakan bahwa laju difusi sebanding dengan gradien konsentrasi. Selain itu, koefisien difusi, yang dipengaruhi oleh ukuran partikel, ketebalan membran, dan suhu, merupakan parameter penting yang mempengaruhi kecepatan difusi (Utami & Azhar, 2022).

    Pada sel tumbuhan, tekanan osmotik memiliki peran penting dalam mempertahankan tekanan turgor. Ketika sel berada dalam larutan hipotonik, air akan masuk ke dalam sel melalui osmosis, meningkatkan tekanan osmotik di dalam sel. Sebaliknya, dalam larutan hipertonik, air keluar dari sel, mengakibatkan penurunan tekanan osmotik yang dapat menyebabkan plasmolisis (Yudishtira & Kartika, 2023).

Dokumentasi

Pengukuran Nutrisari sebagai pengganti CuSo4 

 

Persiapan perendaman kentang

 

Pengukuran Berat Kentang 

 

Pemotongan kentang untuk digunakan sepanjang 2 cm

 

Pengadukan nutrisari untuk dilihat berapa lama waktu yang dibutuhkan agar zat terlarut dapat tersebar merata.

 

Analisis perbedaan Struktur Sel Hewan Dan Sel Tumbuhan

22 September 2024 23:15:13 Dibaca : 70

A. Tujuan 

Dengan melakukan pengamatan ini Diharapkan Mahasiswa Dapat:

1. Menjelaskan struktur sel hewan dan sel tumbuhan.

2. Menyebutkan bagian-bagian sel hewan dan sel tumbuhan.

3. Menjelaskan Perbedaan sel hewan dan tumbuhan.

 

B. Alat Dan Bahan

1. Mikroskop (sebagai alat bantu untuk melihat sel jaringan).

2. Pipet Tetes (sebagai alat untuk meneteskan aquades pada Sampel yang diletakkan di kaca preparat).

3. Gelas Objek (untuk meletakan sampel).

4. Gelas Penutup (untuk menutup sampel pada kaca preparat).

5. Tusuk Gigi (untuk mengambil sampel mukosa pipi).

6. Selaput Dalam Umbi (sebagai bahan pengamatan).

7. Aquadest (sebagai bahan pelarut).

8. Mukosa Pipi (sebagai bahan pengamatan).

 

C. Prosedur Kerja

  •      Pembuatan Preparat Tumbuhan

  • Pembuatan Preparat Tumbuhan

 

 

D. Hasil Dan Pembahasan 

  • Hasil 
No.  Nama Sel  Gambar Deskripsi

1.

Allium Cepa

sel bawang merah memiliki bentuk koyak-kotak yang rapi, meskipun tidak sempurna.

Sel bawang merah memiliki warna keunguan karena mengandung kloroplas.

Dinding sel bawang merah berfungsi bagian struktur sel, yang memberikan dukungan dan perlindungan bagi cairan dan organel didalamnya.

2.  Mukosa Pipi

Inti sel dapat di uji dengan metode oles (smeor) menggunakan berbagai pewarnaan. Sel sel pipi merupakan sel epitel sederhanayang termasuk dalam sel-sel mukosa basal. Mukosa terdiri dari tiga lappisan, yaitu epitel, lamina propria, dan maskularis mukosa, rongga mulut dilapisi oleh epitel skuamasa yang terdiri dari beberapa lapisan sel skuamasa. Karena itu, rongga mulut sering disebut skuamasa berlapis.

Sitoplasma sebagian besar sitoplasma tampak hilang sehingga zona bening berbentuk dari dalam sel.

  • pembahasan

Untuk mengamati sel bawang merah (Allium cepa) di bawah mikroskop, Pertama, gunakan pinset untuk dengan hati-hati mengambil selaput bagian dalam umbi lapis yang berwarna putih dari bawang merah. Selaput ini sangat tipis dan rapuh, sehingga perlu kehati-hatian dalam penanganannya. Setelah berhasil mengambil selaput, letakkan dengan lembut pada gelas objek yang bersih. Pastikan selaput tersebut tidak terlipat atau rusak saat diletakkan. Selanjutnya, teteskan sedikit aquades di atas selaput. Air ini berfungsi untuk menjaga kelembaban preparat dan meningkatkan kejernihan pengamatan. Segera setelah meneteskan air, tutup preparat dengan gelas penutup secara perlahan untuk menghindari terbentuknya gelembung udara. Setelah preparat siap, letakkan di bawah mikroskop dan mulailah pengamatan. Atur fokus mikroskop dengan hati-hati hingga sel-sel bawang merah terlihat jelas. Amati struktur sel yang terlihat, lalu gambarlah 2 atau 3 sel yang representatif. Dalam gambar Anda, berikan keterangan pada bagian-bagian sel yang nampak, seperti dinding sel, membran sel, sitoplasma, nukleus, dan vakuola. Proses ini memungkinkan Anda untuk mempelajari struktur sel tumbuhan secara langsung dan memahami karakteristik uniknya.

 

Untuk mengamati sel mukosa pipi, prosedur dimulai dengan menggunakan tusuk gigi bersih untuk mengorek secara perlahan-lahan bagian dalam pipi. Gerakan ini dilakukan dengan lembut untuk mengambil sampel sel epitel tanpa menyebabkan ketidaknyamanan atau cedera. Setelah berhasil mendapatkan sampel mukosa pipi, segera letakkan hasil goresan tersebut di atas gelas preparat yang bersih. Penting untuk melakukan langkah ini dengan cepat agar sel-sel tidak mengering. Selanjutnya, teteskan sedikit aquadest di atas sampel. Air ini berfungsi untuk menjaga kelembaban preparat dan meningkatkan kejernihan pengamatan. Segera setelah meneteskan air, tutup preparat dengan gelas penutup secara hati-hati untuk menghindari terbentuknya gelembung udara. Setelah preparat siap, letakkan di bawah mikroskop untuk diamati. Atur fokus mikroskop dengan cermat hingga sel-sel mukosa pipi terlihat jelas. Proses ini memungkinkan Anda untuk mengamati struktur sel epitel hewan secara langsung, mempelajari bentuknya yang khas, serta mengidentifikasi bagian-bagian sel seperti membran sel, sitoplasma, dan nukleus.

Penelitian tentang struktur sel tumbuhan Allium cepa dan sel hewan mukosa pipi telah mengungkapkan perbedaan signifikan antara keduanya. Sel Allium cepa, sebagai perwakilan sel tumbuhan, memiliki karakteristik unik berupa dinding sel rigid yang terdiri dari selulosa.  Sel ini juga ditandai oleh keberadaan vakuola besar. Studi mikroskopis menunjukkan bahwa nukleus sel Allium cepa biasanya terletak di tepi sel, terdorong oleh vakuola sentral yang besar. Sel-sel ujung akar Allium cepa telah menjadi model populer dalam penelitian mitosis karena kromosomnya yang besar dan mudah diamati. Selain itu, penelitian telah mengungkapkan respon adaptif sel Allium cepa terhadap berbagai stres lingkungan, menunjukkan perubahan struktural dan biokimia yang signifikan ketika terpapar polutan atau logam berat.

Di sisi lain, sel mukosa pipi, yang mewakili sel hewan, menunjukkan struktur yang berbeda. Tidak seperti sel tumbuhan, sel mukosa pipi tidak memiliki dinding sel atau vakuola besar, melainkan hanya dibatasi oleh membran plasma yang fleksibel.

  • Dokumentasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong