Analisis Perbedaan Struktur Morfologi Pada Bakteri dan Jamur

20 October 2024 18:53:09 Dibaca : 12

A. JUDUL

Analisis Perbedaan Struktur Morfologi Pada Baketeri dan Jamur

B. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Untuk Morfologi Koloni Bakteri

2. Untuk Mempelajari Morfologi Koloni Jamur (Kapang dan Khamir)

C.Alat dan bahan 

a. alat

 

b. bahan

 

D. PROSEDUR KERJA

a). Morfologi Koloni Bakteri

 

b). Morfologi Koloni Jamur

E. HASIL PENGAMATAN

A. Bakteri Staphylococcus aureus

 

B. Bakteri Escherichia coli

C. Jamur

F. HASIL PEMBAHASAN

          Pada hari Selasa, 15 Oktober 2024, kami melaksanakan pra-lab untuk membuat media sediaan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Bahan-bahan yang digunakan meliputi 150 ml aquadest, 3 gr Nutrient Agar (NA), dan 1 gr bubuk powder. Semua alat yang digunakan telah disterilkan dalam laminar air flow. Campuran bahan tersebut dimasukkan ke dalam tabung Erlenmeyer yang telah disterilkan, kemudian dipanaskan di hot plate selama 10 menit pada suhu 60°C. Setelah itu, media disterilkan dalam autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit, sebelum dimasukkan ke dalam laminar air flow. Selanjutnya, media yang sudah disterilkan dibiarkan dalam inkubator selama 24 jam.

          Pada Rabu, 16 Oktober, kami melakukan penghitungan jumlah bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang telah diinkubasi. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa terdapat 78 koloni Escherichia coli dan 645 koloni Staphylococcus aureus, yang dihitung menggunakan alat colony counter.

          Langkah berikutnya adalah mengamati morfologi jamur. Kami mengambil sampel jamur dari roti dengan menggunakan pinset, kemudian meletakkannya pada kaca preparat yang telah disterilkan dengan alkohol. Sampel tersebut diteteskan dengan larutan pewarna Giemsa, dipadatkan dengan cover glass, dan kemudian diamati di bawah mikroskop.

         Menurut Syaifuddin (2017), kerusakan roti tawar biasanya disebabkan oleh pertumbuhan kapang, seperti Aspergillus flavus dan Rhizopus sp. Beberapa jenis kapang dapat menghasilkan aflatoksin yang berbahaya bagi manusia. Salah satu spesies kapang yang merugikan adalah Aspergillus flavus, yang merupakan penghasil utama mikotoksin aflatoksin, yang diketahui memiliki sifat mematikan dan karsinogenik.

         Mugiono (2015) menjelaskan bahwa khamir adalah fungi uniseluler, dengan beberapa jenis yang digunakan dalam pembuatan roti atau fermentasi minuman beralkohol. Khamir yang paling umum digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae, yang dimanfaatkan dalam produksi anggur, roti, dan bir dalam bentuk ragi.

 

DOKUMENTASI

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong