Pengamatan Organ Dan Sistem Organ Pada Tumbuhan dan Hewan
A. Pengamatan Organ Dan Sistem Organ Pada Tumbuhan dan Hewan
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menjelaskan Derivat-derivat Organ pokok tumbuhan
2. Menjelaskan Bagian-bagian Akar pada tumbuhan
3. Menjelaskan Bagian-bagian Batang pada tumbuhan
4. Menjelaskan Bagian-bagian Daun pada tumbuhan
5. Menyebutkan Bagian-bagian dari alat reproduksi pada tumbuhan
6. Menjelaskan Bagian-bagian pada Cyprinus carpio
7. Menjelaskan Bagian-bagian pada Oreochromis niloticus
F. Pembahasan
Dari hasil pengamatan tentang ogan tumbuhan, maka dapat kita bedakan bagian-bagian organ tumbuhan diantaranya bagian akar (radiks), Batang (caulis), Daun (folium), dan Bunga. kami melakukan pengamatan secara morfologi dan mendapatkan hasil bahwa tanaman Amaranthus spinosus berakar serabut, berbatang rums (internodus), berdaun pangkal (basis), dan memiliki benang sari. Pada tanaman Zea mays kami melakukan pengamatan secara morfologi dan mendapatkan hasil bahwa tanaman Zea mays berakar serabut, berbatang buku-buku (nodus), berdaun ujung (speks), dan memiliki benang sari.
Pada tanaman Musa paradisiaca kami melakukan pengamatan secara morfologi dan mendapatkan hasil bahwa tanaman Musa paradisiaca berakar serabut, berbatang rums (internodus), berdaun ujung (speks), serta memiliki putik dan benang sari. Pada tanaman Amaranthus spinosus kami melakukan
pengamatan secara morfologi dan mendapatkan hasil bahwa tanaman Amaranthus spinosus berakar primer, berbatang rums (internodus), berdaun pangkal (basis), serta memiliki putik dan benang sari.
Anatomi tumbuhan didefenisikan sebagai bagian dari ilmu botani yang mempelajari bentuk dan susunan bagian dalam dari tumbuh-tumbuhan. Anatomi tumbuhan ini mencakup 3 (tiga) bagian : Organ tubuh ini mencakup anatomi pada akar, batang, daun, dan bunga (Malti, Ghosh, Kaushik, Ramasamy, Rajkumar, Vidyasagar. 2017).
Untuk pengamatan pada Ikan Kita membedahnya dengan pisau beda dan mengeluarkannya dengan hati-hati. Setelah itu, kita mengambil bagian luar dan bagian dalam untuk mendapatkan bagian luar seperti ekor, sisik, mata, sirip punggung, sisik pelpik, dan mulut. Sedangkan bagian dalam seperti insang, empedu, hati, dan usus.
Dokumentasi
.
Analisis Perbedaan Struktur Morfologi Pada Baketeri dan Jamur
A. JUDUL
Analisis Perbedaan Struktur Morfologi Pada Baketeri dan Jamur
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk Morfologi Koloni Bakteri
2. Untuk Mempelajari Morfologi Koloni Jamur (Kapang dan Khamir)
C.Alat dan bahan
Nama Alat
- Mikroskop
- Kaca Preparat
- Cover Glass
- Pinset
- Pipet Tetes
Nama Bahan
- Bakteri Escherichia coli
- Bakteri Staphylococcus aureus
- Roti berjamur
- Giemsa
Hasil pengamatan
PEMBAHASAN
Dari pengamatan fungi (jamur) dan bakteri yang telah kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pentingnya mengetahui macam-macam fungi (jamur) dan bakteri, karena dari beberapa fungi (jamur) dan bakteri memiliki ciri-ciri, bentuk koloni, spesies, dan tempat pertumbuhan yang berbeda.
PENGAMATAN FASE MITOSIS DAN LETAK KROMOSOM PADA _ALLIUM CEPA_L
PENGAMATAN FASE MITOSIS DAN LETAK KROMOSOM PADA _ALLIUM CEPA_L
A. Tujuan Praktikum
Pada akhir praktikum ini para mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengenal fase-fase mitosis dengan mengamati letak kromosom
2. Mengenal tahapan dalam pembuatan preparat metode squash yang di gunakan dalam pengamatan mikroskop
B. Alat dan Bahan
1. Ujung akar bawang merah (Allium Cepa L.)
2. Botol flakon
3. Alkohol 70%
4. Acetocarmin
5. H2O
6. Cutter berkarat
7. Tisu
8. Gelas benda dan gelas penutup
10. Bunsen
11. spritus
C.Prosedur kerja
1. Umbi bawang diletakkan pada cawan petri yang berisi air hingga akarnya tumbuh.
2. Potong ujung akar yang telah tumbuh dengan Silet ambil bagian yang berwarna putih
3. Letakkan ke dalam gelas arloji dan menambahkan alkohol 70% dan dibiarkan terendam selama 2 menit
4. Setelah 2 menit alkohol 70% dihisap dengan kertas hisap
5. Rindam akar ke dalam larutan H2O selama 5 menit
6. Ambil potongan akar bawang merah dari gelas arloji memotong bagian ujung akar dan meletakannya pada kaca benda
7. Langkah selanjutnya yaitu tetesi dengan larutan acetocarmin lalu dicaca dengan Silet berkarat kemudian ditutup dengan kaca penutup
8. Preparat diletakkan di atas lampu spiritus selanjutnya menggilasnya dengan jempol atau pensil yang tumpul
9. Amati tahap pembelahan mitosis di bawah mikroskop
D.Pembahasan
Mitosis merupakan proses pembelahan aseksual sel, pembelahan inidilakukan dengan satu sel menghasilkan dua sel anakan yang dihasilkandari pembagian nukleus sel yang melakukan mitosis. Organismemultiseluler terbentuk dari fertilisasi telur yakni gamet betina dibuahi olehgamet jantan akan menghasilkan zygot diploid (2n). Sebelum terjadimitosis, DNA sel berduplikasi sehingga masing-masing sel anakanmengandung informasi gen yang sama dengan sel induk. Mekanismemitosis dapat dilihat dari beberapa tahapan pembelahan informasi gen yangditurunkan berupa kromosom yang akan bertransfomasi menjadi nukleusdari masing-masing sel anakan.
Proses pembelahan mitosis dibagi menjadi 5 fase. Pada setiapfasenya menunjukkan pertumbuhan morfologi kromosom dan pergerakkankromosom. Ada 5 fase dari pembelahan mitosis seperti.Interfase, pada tahap ini sel siap untuk membelah namun belummemperlihatkan kegiatan membelah. Inti sel nampak keruh kemudianlambat laun akan nampak benang-benang kromatin yang halus. Profasetahap selanjutnya dari proses mitosis adalah prophase/ profase dimanabenang-benang kromatin di dalam nukleus makin pendek dan menebal.
Dokumentasi
PERCOBAAN DI FUSI DAN OSMOSIS BERDASARKAN PADA Solanum tuberosum. SIFAT ZAT DAN KONSENTRASI LARUTAN BERBEDA
A.Tujuan Praktikum
Mengamati Proses Terjadinya di fusi dan osmosis
B.Alat Dan Bahan
C. Prosedur Kerja
E Hasil pengamatan
1. Difusi
Langkah yang kami lakukan adalah membersihkan sebanyak 4 gelas beaker lalu mengisi masing-masing gelas beaker dengan air sebanyak 50ml. Setelah itu kami memasukkan takaran 1 sendok spatula nutrisari kedalam 1 gelas beaker dan mengaduknya secara cepat dan bersamaan dengan gelas ke tiga. Gelas kedua kami menggunakkan dengan takaran yang sama yaitu 1 sendok spatula nutrisari juga, tetapi digelas kedua ini kami melakukannya tanpa pengadukan seperti di gelas sebelumnya yang di lakukan pengadukan. Kemudian digelas ketiga, kami memasukkan pewarna makanan sebanyak 10 tetes mengguanakan pipet tetes dengan melakukan pengadukan secara cepat dan bersamaan dengan gelas beaker yang berisikan nutrisari yang akan di aduk juga. Digelas keempat, kami memasukkan pewarna makanan sebanyak 10 tetes mengguanakan pipet tetes tanpa pengadukan. Lalu tidak lupa juga kami menghitung waktu menggunakan stopwatch yang dibutuhkan oleh kedua larutan tadi untuk menyatu dengan pelarut dan kami dapat mengetahui hasil dari percobaan yang kami lakukan.
Berdasarkan hasil pengamatan pada proses difusi dengan percobaan sampel Nutrisari sebagai pengganti bahan Kristal CuSO4 dan pewarna makanan sebagai pengganti bahan Larutan Eosin. Diperoleh perbedaan waktu pada sampel yang diaduk dan sampel yang tidak diaduk.
2. Osmosis
Diawali dengan pengamatan pada proses osmosis. Pada osmosis kami menggunakan tuber Solanum tuberosum sebagai sampel dan selanjutnya kami mengukurnya Setelah mengukurnya, kami memotong kentang mejadi 2 bagian yang sama. kemudian kedua kentang tersebut kami bersihkan dan keringkan dengan tisu, dan menimbangnya dan menghitung berat dari kentang tersebut. Setelah melalui proses penimbangan, kami mempersiapkan gelas beaker dan mengisi masing-masing gelas beaker dengan aquades dan larutan NaCl 50% sebanyak 50 ml. Dilanjutkan dengan memasukkan kentang yang sudah ditimbang tadi kedalam aquades dan larutan NaCl 50% secara bersamaan. Diamkan kentang tersebut selama 60 menit.
F. Hasil Pembahasan
a. Difusi
Pertama-tama kami menyiapkan dan bahan yang kami gunakan dalam praktikum. Pada gelas beaker yang berisi nutrisari, bahan nutrisari yang diaduk hanya membutuhkan waktu 35 detik untuk terlarut. Sedangkan bahan nutrisari yang tidak diaduk membutuhkan waktu 1 jam 9 menit untuk terlarut. Hal yang sama terjadi pada sampel bahan pewarna makanan, bahan pewarna makanan yang diaduk membutuhkan waktu 40 detik untuk terlarut sempurna, sedangkan untuk yang tidak diaduk membutuhkan waktu 57 menit untuk terlarut sempurna.
b. Osmosis
Pada osmosis kami menggunakan tuber Solanum tuberosum sebagai sampel. Kemudian ada Larutan NaCl 50% sebagai pelarut, aquades juga sebagai bahan yang penting dalam pengamatan ini. Alat yang kami gunakan ada pelubang kentang, alat ini berguna untuk mengambil tuber dari Solanum tuberosum dengan ukuran yang sama. Kami mengamati apa yang terjadi pada kentang tersebut, yang mana pada gelas beaker yang berisi larutan NaCl 50% lama kelamaan kentang tersebut mengecil dan yang awalnya mengapung diatas lama kelamaan mulai turun kebawah. Kentang yang awalnya dengan panjang 2cm dan berat 1,1916 gr, berubah menjadi 1,8 cm dan berat 0,8421 gr. Pada larutan NaCl 50% sel-sel kentang mengalami kekurangan air akibatnya kentang menjadi plasmolisis.
Dokumentasi
Gambar. Menuangkan Aquadest ke dalam gelas beaker
Gambar. Mengambil larutan NaCl Menggunakan pipet tetes
Analisis perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
A.Tujuan
- Menjelaskan struktur sel hewan dan tumbuhan
- Menyebutkan bagian-bagian sel hewan dan tumbuhan
- Menjelaskan perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
B. Alat Dan Bahan
- Mikroskop
- Preparat
- Cover glass
- Pinset
- Tusuk gigi
- Pipet tetes
- Allium cepa
- Mukosa pipi
- Aquades
C.Prosedur kerja
1.Pembuatan Preparat tumbuhan
- Dengan menggunakan pinset mengambil selaput bagian dalam umbi lapis yang berwarna putih dari bawang merah.
- Meletakan selaput tipis pada glass objek
- Meneteskan aquades
- kemudian tutuplah dengan gelas penutup
- Mengamati dibawah mikroskop dan gambarlah 2 atau 3 sel serta berikan keterangan dalam bagian-bagian sel yang nampak.
2. Pembuatan preparat hewan
- Menggunakan tusuk gigi untuk mengcongkel secara perlahan-lahan bagian dalam pipih
- Setelah mendapat bagian mukosa pipi letakkan diatas kaca preparat
- eteskan aquadest kemudian tutup dengan gelas penutup
- Mengamati dibawah mikroskop
D. Aktivitas dan dokumentasi
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong