Simulasi percobaan Hukum Mendel dengan menggunakan Kancing Genetika pada persilangan Monohibrid dan Dihibrid

14 October 2024 16:31:45 Dibaca : 49

A. Tujuan 

  1. Mendefinisikan istilah gen, locus, genotif, fenotif, genom, dominam, dan resesif.
  2. Menyusun persilangan dengan satu sifat beda (Monohibrid)
  3. Menyusun persilangan dengan dua sifat beda (Dihibrid).

B. Alat Dan Bahan

  1.  Kantung jas laboratorium
  2.  Kancing genetika (model gen)

C. Prosedur kerja 

 

 

2. Dihibrid

 

Pembahasan

       Hasil pengamatan yang dituliskan dihitung dengan metode chi-square untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa nilai hitung untuk persilangan monohibrid pada data kelompok sebesar 0,5 dan nilai tabel chi square dari 0.05 adalah 3,84. Adapun, derajat kebebasan sebesar 2 Karena ada tiga kelas fenotip (yaitu Merah-Merah, Merah-Putih, Putih-Putih), Jadi, karena nilai hitung lebih kecil dari nilai tabel chi square maka hasil yang diobservasi tersebut tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan ( berlaku) sehingga berlaku hukum Mendel I dengan rasio genotip 2 : 4 : 2 dan rasio fenotip 3 : 1.

    Hukum Mendel I menyatakan bahwa pewarisan sifat dari kedua gen induk yang berupa pasangan alel yang akan mengalami pemisahan. Pemisahan tersebut akan diterima oleh setiap gamet dengan jumlah satu gen induk yang diterimanya. Hukum Mendel I dapat disebut dengan hukum Segregasi bebas yang menyatakan pewarisan sifat induk pada pembentukan gamet keturunan akan melalui pembelahan gen induk yakni terjadi pada persilangan monohibrid. Monohibrid adalah persilangan antar dua individu dengan spesies yang sama tetapi memiliki satu sifat yang berbeda. Monohibrid menghasilkan keturunan pertama (F1) yang seragam. Keturunan pertama (F1) monohibrid mempunyai fenotip yang serupa dengan induknya yang dominan jika dominansi tampak sepenuhnya. Pemisahan alel terjadi saat keturunan pertama (F1) heterozigot membentuk gamet-gamet yang akan menyebabkan gamet hanya memiliki salah satu alel saja.

      Persilangan monohibrid adalah perkawinan antara dua individu dari spesies yang sama yang memiliki satu sifat berbeda. Persilangan monohibrid sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segregasi yang berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan”. Keturunan pertamanya (generasi F1) akan memiliki sifat sama dengan salah satu induk, hal ini dipengaruhi jika dipengaruhi oleh alel dominan dan resesif (Campbell, 2019).

        Dalam percobaan ini yang pertama kali dilakukan persilangan adalah persilangan monohibrid dengan menggunakan kancing genetika (model gen) yang berwarna merah dan putih. Adapun banyak kancing yang dipakaipada persilangan ini yakni terdiri dari 6 kancing merah dan enam kancing putihyang secara keseluruhan berjumlah 12 kancing yang kemudian memasukkan masing-masing 6 gen kancing pada kantong kiri dan kanan. Lalu mengamatikancing yang diambil secara acak dan menuliskannya pada hasil pengamatan. 

Hukum Mendel II atau Hukum Asortasi Bebas (Hukum Pemisahan Bebas) menyatakan bahwa pada saat pembentukan gamet, alel-alel dari satu pasangan gen akan bersegregasi secara bebas dan independen dari alel-alel pasangan gen lainnya. Dengan kata lain, pewarisan suatu sifat tidak akan mempengaruhi pewarisan sifat lain jika gen-gen tersebut berada pada kromosom yang berbeda atau berjauhan di kromosom yang sama (Stansfield, 2018).

Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu yang memiliki dua sifat berbeda dengan masing-masing sifat dikendalikan oleh dua gen yang berbeda. Persilangan ini mempelajari pewarisan dua sifat sekaligus, bukan hanya satu seperti pada persilangan monohibrid. Persilangan dihibrid mengikuti hukum pewarisan yang ditemukan oleh Gregor Mendel.

Dokumentasi:

Monohibrid

 

Dihibrid

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong