Analisis Perbedaan Struktur Morfologi Pada Bakteri dan Jamur

18 October 2024 10:23:02 Dibaca : 6

A. Tujuan Praktikum 

  1. Untuk morfologi koloni bakteri.
  2. Untuk mempelajari morfologi koloni jamur (Kapang dan Khamir)

B. Alat dan Bahan 

 

C. Prosedur Kerja

 

 

 

D. Hasil Pengamatan 

 

E. Hasil Pembahasan

 

Morfologi adalah studi mengenai bentuk, susunan tubuh dan perkembangan, penampilan eksternal tubuh, berbagai organ tumbuhan beserta fungsinya (Sugandi dan Yanti, 2018). Untuk memudahkan para peneliti dalam mengklasifikasikan jenis tumbuhan, bentuk morfologi merupakan salah satu indikator yang sangat besar perannya untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual, sehingga keragaman tumbuhan yang sangat beranekaragam dapat identifikasi dan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam pemberian nama spesies, famili hingga kingdom (Suryanti, Dkk., 2018).

Bakteri memiliki bentuk dan struktur yang berbeda. Bentuk dan struktur ini yang disebut dengan morfologi bakteri. Setiap bakteri memiliki bentuk yang berbeda. Ini juga dipengaruhi oleh kondisi tempat hidupnya. Bakteri dapat hidup di setiap tempat misalnya; udara, diantara rambut, di sela-sela gigi, didalam tanah dan sebagainya (Hastuti, 2020).

Karakteristik dari bakteri kitilonitik dapat diketahui dengan melakukan ciri-ciri morfologi koloni bakteri, dimana dengan mengetahui ciri-ciri morfologi tersebut maka dapat mempermudah dalam melakukan indentifikasi jenis bakteri kitilonitik (Fitri, 2016).

Jamur (Fungi) adalah organisme eukariotik yang memiliki struktur sel kompleks dengan inti sejati dan organel yang terikat membran. Mereka termasuk dalam kingdom Fungi, yang terpisah dari kingdom tanaman, hewan, dan bakteri. Jamur dapat bersifat uniseluler, seperti ragi, atau multiseluler, seperti kapang dan cendawan. Mereka memperoleh nutrisi dengan cara heterotrof, yaitu dengan menyerap bahan organik dari lingkungannya melalui sekresi enzim ekstraseluler (Blackwell, 2017).

Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen. Filamen merupakan ciri khas morfologi kapang yang membedakan dengan khamir. Pertumbuhan kapang pada bahan makanan dapat mengurai kualitas makanan karena kapang menghasilkan toksin yaitu mikotoksin.Apabila roti terkontaminasi oleh kapang, maka dapat menyebabkan kerusakan yang ditandai dengan ciri-ciri di antara lain perubahan tekstur, terbentuk aroma yang tidak sedap dan terjadi perubahan rasa.(Utami, 2016).

Khamir adalah fungi uniseluler yang beberapa jenis digunakan dalam pembuatan roti atau fermentasi minuman beralkohol. Bahkan khamir di gunakan untuk pembuatan sel bahan bakar biologi. Khamir yang paling umum digunakan adalah saccharomyces cerevisiae yang dimanfaatkan untuk produksi anggur, roti, dan bir dalam bentuk ragi (Mugrono, 2015).

 

DOKUMENTASI

Mengamati sampel

Mengsterilkan alat

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong