SIMULASI PERCOBAAN HUKUM MENDEL DENGAN MENGGUNAKAN KANCING GENETIKA PADA PERSILANGAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID

14 October 2024 14:39:00 Dibaca : 63

A. Judul

Simulasi Percobaan Hukum Mendel Dengan Menggunakan Kancing Genetika pada Persilangan Monohibrid dan Dihibrid

B. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini yaitu praktikan dapat mendefinisikan istilah gen, lokus,genotip, fenotipe, genom, dominan dan resesif. Praktikan dapat Menyusun persilangan dengan satu sifat beda (Monohibrid) serta praktikan dapat Menyusun persilangan dengan dua sifat beda (Dihibrid).

C. Alat dan Bahan

  1. Wadah 2 buah
  2. Kancing genetika (model gen)

D. Prosedur Kerja

E. Hasil Pengamatan

1. Monohibrid

2. Dihibrid

 

F. Pembahasan

Genetika merupakan cabang biologi yang menjelaskan tentang persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang diwarisi oleh makhluk hidup. Genetika juga menjelaskan hubungan keturunan antara orang tua dan keturunan serta peran materi genetic (Herman dkk, 2023).

Persilangan atau perkawinan silang yang dilakukan oleh Mendel menghasilkan dua hukum atau postulat Mendel yaitu Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II. Hasil persilangan berdasarkan hukum Mendel I ini akan memperlihatkan hasil yang disebut dengan monohibrid atau satu sifat beda (Saraswati dkk, 2023).

Dalam praktikum kami menggunakan kancing model genetika. Kancing Genetika adalah salah satu bentuk alat peraga yang seperti kancing yang terdiri dari dua bagian/sisi yang bisa disatukan/ dikancingkan. Kancing genetika digunakan untuk membantu praktikan dalam melakukan persilangan (Yohana, 2022).

Persilangan Dihibrid adalah perkawinan antara dua individu dari spesies yang sama yang memiliki dua sifat berbeda. Persilangan Dihibrid sangat berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi “independent assortment of genes” atau pengelompokan gen secara bebas. Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Sama halnya dengan monohibrid, dihibrid pun mengenal sifat dominan dan intermediet (Hardienata, 2019).

Pada saat praktikum, hal yang pertama dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah wadah dan kancing model gen. selanjutnya disediakan 20 buah kancing model gen dan ditandai pada wadah yang diberi label huruf A dan huruf B. dimasukkan masing-masing 10 buah kancing model gen ke dalam wadah A dan B kemudian dikocok selama beberapa menit sampai semuanya tercampur. Setelah itu diambil kancing model gen tersebut dengan menggunakan mata tertutup secara serentak dari wadah, hal ini dilakukan sampai semua kancing model gen habis. Kemudian diamati model gen yang terambil dan dicatat kode susunan gen ke dalam tabel hasil pengamatan. Hal ini dilakukaan untuk dua sifat yang beda, setiap praktikan menerima dua buah kantong masing-masing berisi 16 kancing genetika yaitu:

  1. 4 Merah-Hijau                 (RB) Bunga merah, Buah bulat
  2. 4 Merah-Hitam                 (Rb) Bunga merah, Buah oval
  3. 4 Putih-Hijau                    (rB) Bunga putih, Buah bulat
  4. 4 Putih-Hitam                   (rb) Bunga putih, Buah oval

Setelah dibagi untuk masing-masing praktikan, selanjutnya diambil menggunakan tangan kiri di kantung kiri dan tangan kanan di kantung kanan pada waktu yang bersamaan. Selanjutnya dicatat hasil yang diperoleh di kertas buram. Hal ini dilakukan sampai 80 kali dan setiap kali pengulangan harus mengembalikan kancing dalam kondisi semula. Setelah dilakukan, dicatat hasil yang diperoleh setiap ulangan.

Pada praktikum yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa dari persilangan monohybrid tidak ada perbedaan, karena H0 tidak dapat diterima. Sedangkan pada persilangan dihybrid, didapatkan adanya perbedaan yang berarti atau H1, akan tetapi tidak dapat diterima karena tidak sesuai dengan hukum mendel yang ada.

Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segregasi. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana gen-gen berpasangan dalam persilangan. Pada persilangan monohibrid Mendel menyimpulkan bahwa pada pembentukan gamet, pasangan-pasangan gen sealel saling berpisah. Pemisahan gen ini terjadi selama proses meiosis berlangsung.  Pada percobaan yang dilakukan oleh Hizqiyah dkk (2022), yaitu pada persilangan pad F1, diperoleh adanya perbedaan yang signifikan dimana pasangan gen sealel saling berpisah.

Persilangan dihybrid berkaitan dengan hukum Mendel II. Hukum Mendel II adalah Hukum berpasangan secara bebas, contoh pada persilangan dihibrid Mendel menyimpulkan bahwa setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lainnya. (Abdul, 2019).

 

DOKUMENTASI

      

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong