Analisis Perbedaan Struktur Morfologi Pada Bakteri Dan Jamur

20 October 2024 19:39:33 Dibaca : 29

A. Tujuan

1. Untuk morfologi bakteri2. Untuk mempelajari morfologi jamur (Kapang dan Khamir)

B. Alat dan Bahan

 C. Hasil dan Pembahasan

Bakteri merupakan mikroorganisme yang sangat beragam dengan peran yang signifikan dalam ekosistem. Memahami karakteristik dan perilaku mereka sangat penting dalam bidang kesehatan, industri, dan lingkungan. Praktikum ini menunjukkan bagaimana teknik identifikasi dan kultur digunakan untuk mempelajari bakteri, dan juga menggarisbawahi pentingnya menjaga kontrol dalam eksperimen untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Pada praktikum ini, kita mengamati beberapa bentuk bakteri. Sebelum mengamati bakteri kita melakukan proses penumbuhan bakteri di media agar melibatkan beberapa langkah penting, media agar disiapkan dengan mencampurkan agar nutrisi, dan bubuk powder serta air. Campuran ini kemudian dipanaskan hingga agar larut, sebelum dituangkan ke dalam wadah (cawan petri) dan didinginkan hingga mengeras. Setelah media agar didinginkan dan disterilkan, bakteri yang ingin ditumbuhkan diinokulasi ke dalam media tersebut. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan loop inokulasi untuk mengambil koloni bakteri dan menyebarkannya di permukaan agar, cawan petri yang telah diinokulasi kemudian diletakkan dalam inkubator pada suhu yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri. Waktu inkubasi bervariasi, biasanya antara 24 hingga 48 jam, tergantung pada jenis bakteri.

Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologinya menjadi, Coccus berbentuk bulat, contohnya Staphylococcus aureus, bacillus berbentuk batang, seperti escherichia coli, Spirillum berbentuk spiral, contohnya treponema pallidum. Media yang digunakan selama praktikum meliputi media Padat (misalnya agar nutrisi) untuk isolasi bakteri.

 

Jamur adalah organisme yang beragam dengan peran penting dalam ekosistem, termasuk dalam dekomposisi, produksi makanan, dan sebagai sumber obat. Pemahaman tentang karakteristik dan perilaku jamur sangat penting untuk berbagai aplikasi di bidang kesehatan, industri, dan lingkungan.

Ambil potongan kecil roti yang sudah berjamur. Pastikan menggunakan bagian yang memiliki pertumbuhan jamur yang jelas. Dengan menggunakan pinset atau spatula yang bersih untuk menghindari kontaminasi.Tempatkan potongan roti yang berjamur di atas slide mikroskop. Penambahan Pewarna (Opsional) Untuk meningkatkan kontras, Anda bisa menambahkan sedikit pewarna (seperti lactophenol cotton blue atau methylene blue) pada sampel. Ini membantu memperjelas struktur sel jamur.

dengan hati-hati letakan cover glass di atas sampel untuk menghindari gelembung udara. Pengaturan Mikroskop dapat mengatur mikroskop pada tingkat pembesaran rendah (seperti 10x) untuk menemukan sampel, lalu pindah ke pembesaran lebih tinggi (seperti 40x atau 100x) untuk melihat detailnya.

Morfologi jamur dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur morfologinya, seperti fungi Multiseluler contohnya jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dan jamur putih (Agaricus bisporus), yang memiliki hifa (serat) yang membentuk tubuh buah, fungi Uniseluler contohnya ragi (Saccharomyces cerevisiae), yang biasanya berbentuk bulat atau oval.

Selama praktikum, jamur dapat dikultur menggunakan media cair digunakan untuk memperbanyak koloni jamur. Pemilihan media ini penting untuk mendukung pertumbuhan jamur yang berbeda. Metode Pewarnaan dengan menggunakan teknik seperti pewarnaan lactophenol cotton blue untuk mengamati morfologi hifa, spora, dan struktur lainnya di bawah mikroskop.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong