Percobaan difusi dan osmosis berdasarkan pada solanum tuberosum. sifat zat dan konsentrasi larutan berbeda

28 September 2024 07:41:09 Dibaca : 15

A. Tujuan 

Mengamati proses terjadinya difusi dan osmosis

C. Alat dan Bahan

1. Gelas beaker

2. Pipet tetes

3. Pengaduk

4. Stopwatch

5. Larutan NaCl 50%

6. Kristal CuSO4

7. Larutan Eosin

8. Aquadest

9. Tuberosum solanum tuberosum

 

D. Prosedur kerja 

 

 

 

E. Hasil pengamatan 

1.1 hasil pengamatan untuk difusi 

1.2 hasil pengamatan untuk osmosis 

 

 

F. Hasil pembahasan 

          Seperti yang kita ketahui bahwa didalam organisme terdapat alat transport yang mampu mengatur organisme lainnya. Hal ini sering dikenal dengan Transport Zat. Seperti tumbuhan, transport zat dilakukan untuk mendistribusikan energi yang mereka dapatkan dari alam. Transport zat melalui membran dibedakan menjadi 2, yaitu transport zat yang memerlukan energi (transport aktif) dan transport yang tidak memerlukan energi (transport pasif). Transport aktif melalui proses pompa ATP, eksositosis dan endositosis. Adapun transport pasif melalui proses difusi dan osmosis.

         Difusi merupakan proses pelaluan zat yang bersifat transport melalui pori protein yang dibentuk oleh protein integral atau pori statis akibat gerakan rantai asam lemak. Setiap protein pembawa mempunyai tempat berikatan untuk molekul tertentu yang akan dilalukan.

        Osmosis berasal dari kata os yang artinya lubang dan mos yang artinya pindah. Jadi osmosis adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya zat cair melalaui membran, dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Pada osmosis, zat yang berpindah adalah zat pelarut.

       Praktikum diawali deengan menyiapkan segala alat dan bahan yang sudah dipesan oleh asisten lab. Adapun alat dan bahan yang kami siapkan adalah pewarna makanan, kentang, dan nutria sari.

       Dimulai dengan pengamatan proses osmosis. Pada osmosis kami menggunakan tuber Solanum tuberosum sebagai sampel. Kemudian ada larutan NaCI 50% sebagai pelarut, aquadest digunakan juga sebagai bahan yang penting dalam pengamatan ini. Alat yang kami gunakan untuk melubangi kentang adalah stinles still dengan ukuran 2 cm. Setelah mengukurnya, kami memotong kentang mejadi 2 bagian yang sama. kemudian kedua kentang tersebut kami bersihkan dan keringkan dengan tisu, dan menimbangnya dan menghitung berat dari kentang tersebut.

       Setelah melalui proses penimbangan, kami mempersiapkan gelas beaker dan mengisi masing-masing gelas beaker dengan aquades dan larutan NaCl 50% sebanyak 50 ml. Dilanjutkan dengan memasukkan kentang yang sudah ditimbang tadi kedalam aquades dan larutan NaCl 50% secara bersamaan. kemudian kentang tersebut didiamkan selama 60 menit.

       Kami mengamati apa yang terjadi pada kentang tesebut. Bisa dilihat pada gelas beaker yang diisi dengan larutan NaCI 50% lama kelamaan kentang mengecut dan menjadi kecil. Kentang yang awalnya panjang 2 cm dan berat 1,0842 gr, berubah menjadi 1,8 cm dan berat 0,7471 gr. pada larutan NaCI 50% sel-sel kentang mengalami kekurangan air akibatnya kentang menajadi hipertonik kondisi ini mengakibatkan tekanan turgor.

      Kemudian pada gelas beaker yang berisi aquadest dapat dilihat kentang semakin lama semakin membengkak. Kentang yang awalnya 2 cm dan berat 2,1424 gr menjadi 2,3 cm dan berat 2,4576 gr kentang ini mengalami osmosis hipotonik sel kentang akan menyerap air menyebabkan kentang menjadi lebih besar.

     Selanjutnya proses pengamatan difusi. Pada proses difusi, kami mengukan sampel nutrisari sebagai pengganti Kristal CuSO4 dan pewarna makanan merah sebagai penganti Larutan Eosin.

     Langkah yang kami lakukan adalah mempersiapkan 4 gelas beaker masing-masing gelas beaker diisi dengan aquadest 40ml. Setelah itu kami memasukkan 1 sendok nutrisari kedalam 1 gelas beaker dan mengaduknya secara cepat. Gelas kedua kami isi dengan 1 sendok nutrisari juga, tetapi digelas kedua ini kami melakukannya tanpa pengadukan. Digelas ketiga, kami memasukkan pewarna makanan sebanyak 10 tetes mengguanakan pipet tetes dengan melakukan pengadukan secara cepat. Digelas keempat, kami memasukkan pewarna makanan sebanyak 10 tetes mengguanakan pipet tetes tanpa pengadukan. Lalu tidak lupa juga kami menghitung waktu yang dibutuhkan oleh kedua larutan tadi untuk menyatu dengan air.

     Pada gelas beaker yang berisi nutrisari, bahan nutrisari yang diaduk hanya membutuhkan waktu 2 menit untuk terlarut. Sedangkan bahan nutrisari yang tidak diaduk membutuhkan waktu 60 menit untuk terlarut. Hal yang sama terjadi pada sampel bahan pewarna makanan, bahan pewarna makanan yang diaduk membutuhkan waktu 2 menit untuk terlarut sempurna, sedangkan untuk yang tidak diaduk membutuhkan waktu 45 menit untuk terlarut sempurna.

      Hal ini terjadi karena perpindahan molekul atau zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi dalam dua larutan dikenal juga dengan sebutan gradien konsentrasi. Meski tidak ada perbedaan konsentrasi, perpindahan molekul tetap dapat terjadi untuk mencapai kesetimbangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu : ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.

 

Dokumentasi

 

 

 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong