PENGAMATAN ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN DAN HEWAN
A. Tujuan
1.Menjelaskan derivat-derivat organ pokok tumbuhan
2.Menjelaskan bagian-bagian akar pada tumbuhan
3.Menjelaskan bagian-bagian batang pada tumbuhan
4.Menjelaskan bagian-bagian daun pada tumbuhan
5.Menyebutkan bagian-bagian dari alat reproduksi pada tumbuhan
6.Menjelaskan bagian-bagian pada Cyprinus carpio
B. Alat dan bahan
C. Prosedur kerja
D. Hasil pengamatan
E. Pembahasan
Hasil pengamatan adanya perbedaan struktur dan fungsi pada bagian-bagian berbagai jenis tumbuhan misalnya pada bayam berduri mempunyai akar serabut yang efisien dan menyerap air dan unsur hara di permukaan, batangnya yang ini silindris memberikan dukungan struktural sedangkan daun menyiripnya memaksimalkan fotosintesis, sifat batang yang berduri juga dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan terhadap herbivora.
Pisang memiliki akar serabut yang menjadi tempat berlabuhnya pisang, sedangkan kemampuan penyerapan unsur hara sangat besar, dan batang semu yang terbentuk dari tulang rusuk daun memastikan penggunaan kembali bahan-bahan lama untuk mencapai efisiensi. daun besar dengan tulang sejajar mendukung proses fotosintesis, memungkinkan penangkapan lebih banyak cahaya.
Pada tanaman jagung juga memiliki akar serabut yang mempunyai kemampuan yang sangat adaptif semoga dapat mengatur adaptasi tanaman pada berbagai jenis kondisi tanah batangnya juga yang sejajar pada daunnya yang merupakan penunjang dilaksanakannya seluruh proses fotosintesis pada tumbuhan untuk menangkap sinar matahari secara optimal.
Bunga kembang merak menunjukkan keanekaragaman pada morfologibunga hal ini disebabkan karena ia mempunyai semua ciri yang diperlukanbunga untuk berkembang biak bunga merah memiliki yaitu kelopakmahkota berenang sari dan putik yang bisa menarik perhatian penyerbukanseperti serangga yang sangat berperan dalam pembuahan
Pada praktikum untuk struktur organ hewan kami mengamati duajenis ikan yaitu ikan mas dani kan nila keduanya merupakan ikan air tawaryang banyak dibudidayakan di indonesia namun berbeda dari ciri morfologiperilaku dan habitat.
Ikan mas memiliki tubuh umum yang lonjong dan pipi sedangkanfisiknya halus dan disaksikan ini juga memiliki kumis yang membuat mencari makanan di dasar air ikan mas lebih menyukai perairanyang tenang dengan kedalaman yang bervariasi mereka biasanya ditemukandi kolam danau sungai ikan mas adalah ikan omnivora makanannya bisaplankton hingga sisa-sisa bisa organik mereka dapat beradaptasi dengankondisi lingkungan yang berbeda.
Dokumentasi
ANALISIS PERBEDAAN STRUKTUR MORFOLOGI PADA BAKTERI DAN JAMUR
A. Tujuan
1. Untuk morfologi bakteri
2. Untuk mempelajari morfologi koloni jamur (kapang dan khamir)
B. Alat dan bahan
C. Prosedur kerja
D. Hasil pengamatan
E. Pembahasan
Pada praktikum ini, kita mengamati beberapa bentuk bakteri. Sebelum mengamati bakteri kita melakukan proses penumbuhan bakteri di media agar melibatkan beberapa langkah penting, media agar disiapkan dengan mencampurkan agar nutrisi, dan bubuk powder serta air. Campuran ini kemudian dipanaskan hingga agar larut, sebelum dituangkan ke dalam wadah (cawan petri) dan didinginkan hingga mengeras. Setelah media agar didinginkan dan disterilkan, bakteri yang ingin ditumbuhkan diinokulasi ke dalam media tersebut. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan loop inokulasi untuk mengambil koloni bakteri dan menyebarkannya di permukaan agar, cawan petri yang telah diinokulasi kemudian diletakkan dalam inkubator pada suhu yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri. Waktu inkubasi bervariasi, biasanya antara 24 hingga 48 jam, tergantung pada jenis bakteri.
Pada pengamatan jamur, jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Proses kita mengambil roti berjamur lalu kita mengambilnya jamurnya dengan pinset dan menaruhnya diatas kaca preparat, dan meneteskan metilen blue keatas jamur dan menutupnya dengan cover glass. Setelah itu kita amati di bawah mikroskop. Kita menemukan spora dan filamen, dan jamur tidak memiliki hifa.
Bakteri memiliki bentuk dan struktur yang berbeda. Bentuk dan struktur ini yang disebut dengan morfologi bakteri. Setiap bakteri memiliki bentuk yang berbeda. Ini juga dipengaruhi oleh kondisi tempat hidupnya. Bakteri dapat hidup di setiap tempat misalnya; udara, diantara rambut, di sela-sela gigi, didalam tanah dan sebagainya (Hastuti, 2020).
Jamur (Fungi) adalah organisme eukariotik yang memiliki struktur sel kompleks dengan inti sejati dan organel yang terikat membran. Mereka termasuk dalam kingdom Fungi, yang terpisah dari kingdom tanaman, hewan, dan bakteri. Jamur dapat bersifat uniseluler, seperti ragi, atau multiseluler, seperti kapang dan cendawan. Mereka memperoleh nutrisi dengan cara heterotrof, yaitu dengan menyerap bahan organik dari lingkungannya melalui sekresi enzim ekstraseluler (Blackwell, 2017).Jamur (Fungi) adalah organisme eukariotik yang memiliki struktur sel kompleks dengan inti sejati dan organel yang terikat membran. Mereka termasuk dalam kingdom Fungi, yang terpisah dari kingdom tanaman, hewan, dan bakteri. Jamur dapat bersifat uniseluler, seperti ragi, atau multiseluler, seperti kapang dan cendawan. Mereka memperoleh nutrisi dengan cara heterotrof, yaitu dengan menyerap bahan organik dari lingkungannya melalui sekresi enzim ekstraseluler (Blackwell, 2017).
Dokumentasi
SIMULASI PERCOBAAN HUKUM MENDEL DENGAN MENGGUNAKAN KANCING GENETIKA PADA PERSILANGAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID
A. Tujuan
Pada akhir praktikum ini mahasiswa diharapakan dapat :
1. Mengidentifikasi istilah gen, lokus, genotif, fenotif, genom, dominan, dan resesif.
2. Menyusun persilangan dengan satu sifat berbeda (monohibrid)
3. Menyusun persilangan dengan dua sifat beda (DIhibrid)
B. ALAT DAN BAHAN
1. Wadah 2 Buah
2. Kancing genetika (model gen)
C. PROSEDUR KERJA
1. MONOHIBRID
2.DIHIBRID
D.hasil pengamatan
1. Monohibrid
2.dihibrid
E. Pembahasan
Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda. Maksudnya adalah pada persilangan ini, kita hanya memperhatikan satu sifat saja, Sebagai salah satu kesimpulan dari percobaan monohobrid, mendel menyatakan bahwa setiap sifat organisme ditentukan oleh faktor yang disebut gen. faktor tersebut kemudian diwariskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya (Zachrani, Dkk, 2022). Dalam setiap gen terdapat dua faktor (sepasang) untuk masing-masing sifat, yang kemudian didapati atau dikenal dengan istilah 2 alel. Satu faktor berasal dari tetua jantan dan satu lagi berasal dari tetua betina. Dalam penggabungan tersebut setiap faktor tetap untuk dan selalu mempertahankan identitasnya, pada saat pembentukan gamet setiap faktor dapat dipisah kembali secara bebas. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai hokum mendel I yaitu hokum segregasi.
Tujuan praktikum ini yaitu untuk membuktikan perbandingan mendel F2 persilangan monohibrid dengan perbandingan mendekati 3:1 antara jumlah monohobrid dengan cirri dominan : resesif. Pada persilangan monohibrid kancing genetika berwarna merah genotif (MM) merupakan fenotif bunga merah, kancing genetika warna putih genotif (mm) tetap fenotif bunga putih. Dengan perbandingan genotif 5 : 3 atau 6 : 2 hasil yang kami lakukan bahwa kami tidak mendapatkan perbedaan pada persilangan monohibrid (Ho) atau sesuai dengan hukum mendel 1.
Menurut Akbar & Maesya (2015). Persilangan dihibrid adalah persilangan dua sifat beda. Pada persilangan dihibrid kami mencoba untuk menyilangkan dua sifat beda yaitu warna dan bentuk. Dimana warna adalah genotif, sedangkan bentuk adalah fenotif.
Pada persilangan dihibrid kancing genetika berwarna merupakan warna merah dan hijau genotif bunga merah (MM) fenotif adalah lonjong kancing genetika warna merah hitam genotif bunga merah (Mb) fenotif adalah Bulat, kancing genetika warna hijau–kuning bungah hijau (mB) fenotif adalah lonjong, dan kancing genetika warnah kuning-hitam genotif bunga hujau (mm) fenotif adalah bulat dengan maksud untuk membuktikan percobaan hukum Mendel II dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Pada percobaan ini dihasilkan fenotip setelah persilangan adalah merah-bulat, merah-oval, kuning-bulat, dan kuning-oval. Dengan perbandingan genotipnya adalah 13 : 17 : 11 : 8 atau 3 : 3 : 2 : 1. Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan hukum Mendel II. Kemungkinan akan mendapatkan hasil yang sesuai jika melakukan percobaan beberapa kali.
Dokumentasi
Pengamatan fase mitosis dan letak kromosom pada ( allium cepa L.)
A. Tujuan
1. Mengenal fase-fase mitosis dengan mengamati letak kromosom
2. Mengenal tahapan dalam pembuatan preparat metode squash yang digunakan dalam pengamatan mikroskop
B. Alat dan Bahan
1. Ujung akar bawang merah (Allium Cepa L.)
2. Botol flakon
3. Alkohol 70%
4. Acetocarmin
5. H2O
6. Cutter berkarat
7. Tisu
8. Gelas benda dan gelas penutup
10. Bunsen
11. spritus
C. Prosedur kerja
D. Hasil pengamatan
F. Pembahasan
Mitosis adalah proses pembelahan sel yang memungkinkan sel induk untuk menghasilkan dua sel anak yang identik secara genetik. Mitosis terjadi pada sel somatik dan berfungsi untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan, dan reproduksi aseksual pada beberapa organisme. Salah satu contoh tanaman yang sering digunakan dalam pengamatan mitosis adalah Allium cepa L. (bawang merah), karena sel-selnya relatif besar dan mudah diamati di bawah mikroskop.
Mitosis pada Allium cepa L. berlangsung dalam lima tahap utama: profase, metafase, anafase, telofase, dan sitokinesis. Dalam masing-masing fase, posisi dan kondisi kromosom sangat berbeda, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi tahap mitosis dengan jelas melalui preparat mikroskopis.
ProfasePada fase ini, terjadi perubahan besar yang mempersiapkan sel untuk pembelahan. Kondisi Kromosom mulai memadat dan bisa terlihat di bawah mikroskop sebagai benang-benang kromatin yang semakin menebal dan memendek. Masing-masing kromosom terdiri dari dua kromatid yang terhubung oleh sentromer.
Letak Kromosom terlihat tersebar di dalam inti sel yang belum sepenuhnya terpecah.Struktur Sel Membran inti mulai menghilang, dan benang-benang spindle (bagian dari struktur yang menarik kromosom) mulai terbentuk di kedua kutub sel.
Pada fase telofase, proses pembelahan inti hampir selesai dan inti baru mulai terbentuk di masing-masing kutub sel.Kondisi Kromosom yang telah terpisah mulai memanjang kembali menjadi benang-benang kromatin yang lebih tipis dan tidak tampak jelas lagi.
Letak Kromosom-kromosom yang terpisah kini berada di kedua kutub sel yang berlawanan dan mulai terorganisir dalam inti baru.Struktur Sel Membran inti mulai terbentuk kembali di sekitar masing-masing kelompok kromosom yang terpisah, dan benang-benang spindle mulai menghilang.
Dokumentasi
Percobaan difusi dan osmosis berdasarkan pada solanum tuberosum. sifat zat dan konsentrasi larutan berbeda
A. Tujuan
Mengamati proses terjadinya difusi dan osmosis
C. Alat dan Bahan
1. Gelas beaker
2. Pipet tetes
3. Pengaduk
4. Stopwatch
5. Larutan NaCl 50%
6. Kristal CuSO4
7. Larutan Eosin
8. Aquadest
9. Tuberosum solanum tuberosum
D. Prosedur kerja
E. Hasil pengamatan
1.1 hasil pengamatan untuk difusi
1.2 hasil pengamatan untuk osmosis
F. Hasil pembahasan
Seperti yang kita ketahui bahwa didalam organisme terdapat alat transport yang mampu mengatur organisme lainnya. Hal ini sering dikenal dengan Transport Zat. Seperti tumbuhan, transport zat dilakukan untuk mendistribusikan energi yang mereka dapatkan dari alam. Transport zat melalui membran dibedakan menjadi 2, yaitu transport zat yang memerlukan energi (transport aktif) dan transport yang tidak memerlukan energi (transport pasif). Transport aktif melalui proses pompa ATP, eksositosis dan endositosis. Adapun transport pasif melalui proses difusi dan osmosis.
Difusi merupakan proses pelaluan zat yang bersifat transport melalui pori protein yang dibentuk oleh protein integral atau pori statis akibat gerakan rantai asam lemak. Setiap protein pembawa mempunyai tempat berikatan untuk molekul tertentu yang akan dilalukan.
Osmosis berasal dari kata os yang artinya lubang dan mos yang artinya pindah. Jadi osmosis adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya zat cair melalaui membran, dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Pada osmosis, zat yang berpindah adalah zat pelarut.
Praktikum diawali deengan menyiapkan segala alat dan bahan yang sudah dipesan oleh asisten lab. Adapun alat dan bahan yang kami siapkan adalah pewarna makanan, kentang, dan nutria sari.
Dimulai dengan pengamatan proses osmosis. Pada osmosis kami menggunakan tuber Solanum tuberosum sebagai sampel. Kemudian ada larutan NaCI 50% sebagai pelarut, aquadest digunakan juga sebagai bahan yang penting dalam pengamatan ini. Alat yang kami gunakan untuk melubangi kentang adalah stinles still dengan ukuran 2 cm. Setelah mengukurnya, kami memotong kentang mejadi 2 bagian yang sama. kemudian kedua kentang tersebut kami bersihkan dan keringkan dengan tisu, dan menimbangnya dan menghitung berat dari kentang tersebut.
Setelah melalui proses penimbangan, kami mempersiapkan gelas beaker dan mengisi masing-masing gelas beaker dengan aquades dan larutan NaCl 50% sebanyak 50 ml. Dilanjutkan dengan memasukkan kentang yang sudah ditimbang tadi kedalam aquades dan larutan NaCl 50% secara bersamaan. kemudian kentang tersebut didiamkan selama 60 menit.
Kami mengamati apa yang terjadi pada kentang tesebut. Bisa dilihat pada gelas beaker yang diisi dengan larutan NaCI 50% lama kelamaan kentang mengecut dan menjadi kecil. Kentang yang awalnya panjang 2 cm dan berat 1,0842 gr, berubah menjadi 1,8 cm dan berat 0,7471 gr. pada larutan NaCI 50% sel-sel kentang mengalami kekurangan air akibatnya kentang menajadi hipertonik kondisi ini mengakibatkan tekanan turgor.
Kemudian pada gelas beaker yang berisi aquadest dapat dilihat kentang semakin lama semakin membengkak. Kentang yang awalnya 2 cm dan berat 2,1424 gr menjadi 2,3 cm dan berat 2,4576 gr kentang ini mengalami osmosis hipotonik sel kentang akan menyerap air menyebabkan kentang menjadi lebih besar.
Selanjutnya proses pengamatan difusi. Pada proses difusi, kami mengukan sampel nutrisari sebagai pengganti Kristal CuSO4 dan pewarna makanan merah sebagai penganti Larutan Eosin.
Langkah yang kami lakukan adalah mempersiapkan 4 gelas beaker masing-masing gelas beaker diisi dengan aquadest 40ml. Setelah itu kami memasukkan 1 sendok nutrisari kedalam 1 gelas beaker dan mengaduknya secara cepat. Gelas kedua kami isi dengan 1 sendok nutrisari juga, tetapi digelas kedua ini kami melakukannya tanpa pengadukan. Digelas ketiga, kami memasukkan pewarna makanan sebanyak 10 tetes mengguanakan pipet tetes dengan melakukan pengadukan secara cepat. Digelas keempat, kami memasukkan pewarna makanan sebanyak 10 tetes mengguanakan pipet tetes tanpa pengadukan. Lalu tidak lupa juga kami menghitung waktu yang dibutuhkan oleh kedua larutan tadi untuk menyatu dengan air.
Pada gelas beaker yang berisi nutrisari, bahan nutrisari yang diaduk hanya membutuhkan waktu 2 menit untuk terlarut. Sedangkan bahan nutrisari yang tidak diaduk membutuhkan waktu 60 menit untuk terlarut. Hal yang sama terjadi pada sampel bahan pewarna makanan, bahan pewarna makanan yang diaduk membutuhkan waktu 2 menit untuk terlarut sempurna, sedangkan untuk yang tidak diaduk membutuhkan waktu 45 menit untuk terlarut sempurna.
Hal ini terjadi karena perpindahan molekul atau zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi dalam dua larutan dikenal juga dengan sebutan gradien konsentrasi. Meski tidak ada perbedaan konsentrasi, perpindahan molekul tetap dapat terjadi untuk mencapai kesetimbangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu : ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
Dokumentasi
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong