KATEGORI : photograph

Belajar foto air slow speed dengan filter ND

14 September 2013 00:09:56 Dibaca : 1084

Belajar foto air slow speed dengan filter ND

by ENCHE on SEPTEMBER 19, 2012
Foto di pantai berkarang sangat baik untuk latihan foto slow speed. Untuk mendapatkan foto dengan aliran air yang mulus seperti kapas membutuhkan shutter speed yang lebih lambat dari 1/4 detik. Semakin lambat, semakin mulus aliran airnya.

Saya sedang mendemonstrasikan cara mengunakan filter ND untuk mendapatkan foto air yang mulus kepada Pak Suria, saat tur fotografi Sawarna15-16 September yang lalu.
Ada dua kendala saat memakai shutter speed lambat. Pertama kita harus mengunakan tripod, jika tidak, getaran tangan kita akan membuat foto blur. Kedua, jika kita motret di siang hari saat matahari sedang terang-terangnya, foto akan terlalu terang/over exposure.
Untuk mengatasi masalah kedua, kita membutuhkan filter yang dinamakan filter ND (Neutral Density). Filter ini akan membatasi cahaya yang masuk ke lensa. Filter ini macam-macam kepekatannya. Satuannya stop. Setiap 1 stop, berarti filter ini mengurangi cahaya 1/2 nya.
Penamaan filter ND ini agak bervariasi dan cukup memusingkan. Misalnya ND8 (0.9) itu berarti 3 stop, ND4(0.6) itu 2 stop, ND64 (1.8) itu 6 stop dan ND1024 (3.0) itu 10 stop. Daftar lengkapnya bisa dibaca di wikipedia. Ada juga ND filter yang bisa berubah-ubah tingkat kepekatannya. Namanya Variable ND filter.
Berikut ini beberapa langkah mudah:
1. Set kamera ke tripod
2. Set kamera ke mode A/Av lalu set ke f/11 atau f/16 (cukup lumayan ruang tajamnya), hindari f/20 atau lebih kalau bisa karena ketajaman foto akan menurun
3. Set ISO ke nilai yang terendah (biasanya 100 atau 200)
4. Lihat setting ISO, Aperture dan Shutter speed
5. Pindahkan ke mode manual, copy setting tersebut
6. aktifkan fokus ke subjek dengan menekan setengah tombol jepret / tombol AF-ON
7. Pindahkan mode auto fokus ke manual fokus
8. Pasang filter ND
9. Lambatkan shutter speed dengan menyesuaikan kepekatan filter ND yang digunakan
10. Tekan tombol jepret untuk membuat foto. Lebih baik lagi mengunakan cable release supaya kamera tidak goyang
Contoh, dalam kasus saya, shutter speed yang saya dapat tanpa filter adalah 1/320 detik, maka saya melambatkan shutter speed dengan mengowes dial ke kiri sebanyak 3 X 10 stop = 30 kali. Hasilnya saya mendapatkan shutter speed 3 detik. Kalau ND filternya 3 stop, maka 3 x 3 = 9 kali.
Di foto dibawah ini, saya memakai filter ND 10 stop. Akibatnya, saya dapat memakai lensa shutter speed 3 detik daripada 1/320 detik jika tidak memakai filter ND.

Dengan filter ND 10 stop – ISO 200, f/11, 3 detik

Foto ini dibuat tanpa filter ND – ISO 200, 120mm, f/11, 1/320 detik
Selamat dipraktikkan.

Tips foto: bagaimana cara memotret siluet

14 September 2013 00:06:29 Dibaca : 1256

Tips foto: bagaimana cara memotret siluet
Siluet adalah foto dengan obyek utama gelap total dengan background yang terang, sehingga yang terlihat adalah bentuk dari obyek utama tadi. Memotret siluet tidaklah sesulit yang dibayangkan, asal anda tahu langkah-langkah dan tips-nya. Silahkan:


Matikan Flash
Yang pertama dan terpenting adalah flash di kamera harus dimatikan, kalau tidak anda akan mendapatkan foto biasa (karena obyek utama-nya tidak jadi gelap). Jadi matikan flash dikamera anda


Cari kondisi pencahayaan yang tepat (backlight)
Untuk menghasilkan siluet, background anda harus lebih terang dibandingkan dengan obyek utama. Itulah kenapa kebanyakan foto siluet dilakukan saat sunset atau sunrise, dimana matahari (sumber cahaya) ada di belakang obyek yang ingin anda foto (backlighting). Tapi jangan batasi diri, foto siluet bisa dihasilkan kapan saja, pada intinya anda hanya harus menemukan background yang lebih terang dibandingkan obyek utama.

Carilah obyek yang bentuknya menarik
Foto siluet akan sangat menonjolkan bentuk obyek utama, oleh karena itu carilah obyek dengan bentuk yang menarik dan memiliki karakter kuat. Perhatikan foto diatas, karena obyek utama (pencari ikan) kehilangan detail dan menjadi sangat gelap, bentuknya justru akan lebih terekspos. Kita bisa melihat dengan jelas batas-batas lekukan bentuk tubuh si nelayan, bentuk jaring dan bingkainya sampai tetesan air yang keluar dari jaring. Anda juga bisa mencoba dengan obyek lainnya.

Carilah background yang tepat
Untuk mendapat siluet anda harus menemukan background yang lebih terang. Usahakan juga untuk mendapatkan background yang menarik namun juga tidak ramai sehingga obyek utama terlihat sangat menonjol. Langit dan pantai adalah contoh favorit.

Ukur eksposur dengan tepat (manual/ auto)
Sebisa mungkin gunakanlah mode manual eskposur. Set metering di spot metering. Lakukan pengukuran di daerah background yang paling terang. Dalam contoh foto diatas saya mengukur cahaya langit diatas helm. Ubahlah kombinasi aperture dan shutter speedsesuai dengan hasil metering anda, terutama pada aperture pastikan anda set sesuai keinginan anda (aperture besar untuk background yang agak kabur dan aperture kecil untuk background yang tajam). Setelah anda menentukan aperture dan shutter speed yang dipilih, arahkan kamera ke obyek utama. Aturlah h3 yang terbaik dan tentukan fokus di obyek utama, baru kemudian jepret….
Jika anda tidak bisa menggunakan mode manual, gunakanlah mode auto. Arahkan kamera ke area paling terang, dalam contoh diatas adalah ke langit diatas si pencari ikan, pencetlah setengah shutter anda (jangan pencet penuh) lalu tahan shutter jangan dilepas. Lalu arahkan kamera ke obyek utama anda baru kemudian jepret….


Jangan takut mencoba
Cobalah kombinasi aperture dan shutter speed yang berbeda jika anda gagal di kesempatan pertama. Cobalah juga bereksperimen dengan obyek dan lingkungan anda, jangan hanya terpaku pada sunset dan sunrise, karena foto siluet bisa dihasilkan dimanapun (silahkan lihat juga 8 contoh foto siluet kreatif ini).

KURSUS KILAT FOTOGRAFI

14 September 2013 00:03:21 Dibaca : 1904

KURSUS KILAT FOTOGRAFI
oleh jakfoto.net pada 18 Agustus 2011 jam 15:25
Ketika anda mengikuti kursus fotografi anda akan diajarkan beberapa teknik fotografi tentang pencahayaan yang merupakan kunci keberhasilan untuk mendapatkan hasil gambar yang diinginkan. Teknik fotografi tentang Pengaturan pencahayaan ini sangat berkaitan dengan pengaturan diafragma (aperture) dan kecepatan (shutter speed).

1. Over Exposure
Yang dimaksud over exposure adalah Teknik fotografi tentang pencahayaan yang berlebih. Penyebar kelebihan pencahayaan ini adalah pengaturan aperture dengan shutter speed yang tidak sesuai. Jika dilihat di garis matering, posisi jarum matering berada di areal plus (+). Akibat dari kelebihan pencahayaan, foto yang dihasilkan tampak didominasi warna putih/terang.

2. Under Exposure
Kebalikan dari over exposure, adalah kekurangan pencahayaan. Penyebabnya pun sama, tidak sesuainya pengaturan shutter speed dan aperture (-). Under exposure biasanya juga disebabkan oleh sambaran flash yang terlalu lemah. Hal ini bisa terjadi jika jarak antara objek dengan flash terlalu jauh atau si pemotret terlalu minim mengatur output flash.

3. Cahaya dari Depan Objek
Memotretlah dengan keadaan objek menghadap sinar, bukan pemotret yang menghadap sinar. Cahaya yang datang dari depan objek akan menyinari tubuh secara merata. Wajah objek tampak jelas. Jika pada sebagian wajah objek ada sedikit bayangan (shadow), hal ini tidak mengurangi hasil foto, justru menambah nuansa foto.

4. Cahaya dari Belakang Objek
Saat memotret objek di luar ruangan (outdoor) sebaiknya menghindari pengambilan gambar yang menantang matahari. Pemotretan dengan menantang matahari, tubuh objek akan tampak gelap. Apalagi jika kondisi matahari terlalu kuat maka seluruh objek akan tampak hitam. Hasil foto seperti ini bisa menghasilkan foto siluet.

5. Cahaya Pagi Hari
Teknik fotografi tentang Memotret objek dengan memanfaatkan pencahayaan di pagi hari sangat disarankan. Pasalnya, cahaya pagi hari akan menghasilkan tonal warna yang lembut. Hasil foto yang didapatkan relatif bagus, baik objek landscape (pemandangan) maupun objek manusia.

6. Cahaya Siang Hari
Memotret objek pada siang hari sangat tidak disarankan karena sifat pencahayaan yang terlalu kuat sehingga foto yang dihasilkan cenderung over exposure, meskipun pengaturan aperture dan shutter speed sudah sesuai.

7. Cahaya Malam Hari
Teknik fotografi tentang Pemanfaatan cahaya pada malam hari sebenarnya memanfaatkan cahaya yang dihasilkan oleh lampu sebagai cahaya luar. Jangan terlalu mengandalkan flash karena hasilnya nanti akan tidak alami. Untuk menyiasatinya, pemotret bisa menggunakan shutter speed rendah tanpa tambahan lampu flash. Sayangnya, shutter speed yang rendah akan membuat foto menjadi tidak maksimal, maka dari itu, untuk mengatasinya pemotret bisa dibantu dengan penggunaan tripod.

Disarankan untuk memotret pagi hari pada jam 06.00 – 09.00 dan sore hari pada pukul 16.00 – 18.00. Pasalnya, dalam waktu-waktu tersebut terdapat pencahayaan yang paling baik.

Bagaimana Membuat Foto Bokeh yang Creamy

14 September 2013 00:00:33 Dibaca : 1048

Bagaimana Membuat Foto Bokeh yang Creamy
oleh jakfoto.net pada 20 Agustus 2011 jam 3:58

Salah satu perbedaan utama antara indera mata dan lensa kamera anda adalah bahwa mata memiliki depth of field (DOF) hampir tanpa batas sementara lensa terbatas, ini membawa konsekuensi bahwa bidang fokus lensa tidaklah seluas mata. Dan fotografer terdahulu telah memutuskan untuk justru memanfaatkan kelemahan ini menjadi senjata. Lahirlah apa yang kemudian disebut bokeh.
Bokeh aslinya adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti ‘menjadi kabur’, jadi foto bokeh adalah karakteristik foto yang menonjolkan sebuah oyek utama yang fokusnya sangat tajam sementara latar belakang (dan atau depan) yang sangat kabur, atau dalam bahasa Inggris selective focusing. Dalam contoh foto cantik diatas (karya Sektor Dua), obyek utama muka model amatlah tajam, namun latarbelakang pintu menjadi tampak amat kabur (blur). Nah, sifat kabur inilah yang disebut bokeh. Bagaimana caranya supaya kita bisa menghasilkan foto bokeh yang seperti ini. Berikut yang bisa anda lakukan:
1. Pilih mode manual atau Aperture Priority
2. Pilih setting aperture sebesar mungkin.
Lihat tulisan f/x di lensa anda, semakin kecil x, semakin besar aperture dan semakin sempit bidang fokusnya
3. Pikirkan tentang faktor jarak, yakni jarak didepan dan dibelakang bidang obyek.

Misalnya anda berdiri 1 meter didepan teman (jarak depan = 1 meter) dan anda menjatuhkan titik fokus lensa pada mukanya. Teman anda berdiri sekitar 10 meter dari background terdekat (jarak belakang = 10 meter), maka background ini akan terlihat sangat kabur. Intinya, semakin kecil jarak depan (jarak antara lensa dan obyek) dan semakin besar jarak belakang (jarak antara obyek dan background) semakin kabur backgorund anda.
4. Banyak berlatih dan usahakan anda membeli lensa dengan kemampuan aperture sebesar mungkin.
Tip: Jika anda memang menyukai bokeh, lensa non-zoom dengan aperture super besar adalah cara tercepat mendapat bokeh (misal: 85mm f/1.8 & 50mm f/1.8, dua lensa ini adalah lensa super cepat dan super murah juga penghasil bokeh yang luar biasa)

TEKNIK FOTOGRAFI MALAM

13 September 2013 23:57:41 Dibaca : 1094

TEKNIK FOTOGRAFI MALAM
oleh jakfoto.net pada 21 Agustus 2011 jam 5:15

Mari kita sedikit lebih mengetahui beberapa teknik & tips fotografi malam. Terlepas dari tipe kamera yang anda gunakan apakah itu kamera DSLR yang cukup mahal, kamera saku, atau bahkan ponsel, anda akan bisa mengambil foto lebih baik jika anda belajar tentang pencahayaan dan mengetahui kamera anda.

Memotret dengan flash tak jarang membawa hasil yang tidak baik. Wajah yang datar dan terlihat tidak alami karena penggunaan flash dalam fotografi malam dapat merusak kenangan tertentu. Latar belakangnya begitu gelap dan seakan tak ada gunanya. Berikut merupakan cara bagaimana menghasilkan foto potret yang kelihatan alami dan memotret dalam kondisi rendah atau sangat rendah pencahayaan.

Keseluruhan strateginya ialah pengontrolan dan kompensasi rendah pencahayaan, dan menggunakan perangkat sederhana yang sudah terpasang pada kamera anda.

Untuk pencahayaan, anda dapat dengan sengaja menyetel kamera anda untuk menggunakan flash atau tidak. Cari tahu bagaimana mematikan flash dan menggunakan cahaya alami untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam fotografi malam. Ikon standarnya bergambar petir (flash hidup) dan gambar petir dengan garis melintang (flash mati). Potret satu foto dengan flash lalu satunya lagi tanpa flash, dan anda akan melihat perbedaan besar.

Flash yang lebih canggih akan mencoba untuk melakukan kompensasi pada jarak tertentu, tapi terlalu dekat artinya terlalu dekat dan terlalu jauh memang terlalu jauh.

Dalam pembahasan fotografi malam ini anda dapat mengabaikan setelan flash untuk menghindarkan mata merah dalam foto. Hindari penyetelan otomatis, yang secara otomatis memutuskan kapan menggunakan flash dan kapan tidak, tergantung pada pencahayaan yang ada. Ada setelan lain (gambar bulan dan bintang mungkin merupakan tanda setelan untuk fotografi malam, cobalah).

Hal yang seharusnya anda ketahui pertama ialah tentang kamera anda. Bagi kebanyakan orang, lebih gampang mencarinya pada softcopy yang terdapat dalam CD daripada mencarinya pada buku manual. Banyak kamera yang bahkan tidak disertai dengan buku manual hanya dalam CD. Untuk mendownload file softcopynya cari saja di Google, ketikkan model kamera anda. File softcopy biasanya dalam format PDF, jadi kata kunci yang digunakan misalnya samsung E5-7 manual download pdf.

Beberapa kamera telah dipasangi layar bantuan untuk beberapa fitur. Banyak yang menampilkan berbagai penyetelan otomatis. Lihat kamera anda.

Kenalkan diri anda dengan beberapa setelan yang barvariasi tergantung model kamera. Bereksperimen dan ujilah sebelum anda memerlukan penyetelan-penyetelan tersebut agar anda dapat mengetahui kemampuan atau apa yang dapat dilakukan oleh kamera anda dan bagaimana cara melakukannya. Kebanyakan penyetelan yang anda temui bisa diabaikan karena untuk hal lain. Atur ulang jam yang terdapat pada kamera agar foto-foto anda sesuai dengan tanggal dan waktu.

Mengubah ISO pada kamera digital atau ASA yang non digital, ke angka yang lebih tinggi menyebabkan kamera lebih sensitif terhadap cahaya. Jika anda melihat informasi internal (klik kanan lalu property) mungkin di dalamnya akan terdapat angka ISO yang digunakan untuk foto itu. Pada umumnya berada pada 100 atau 200. Angka yang lebih rendah berarti pencahayaannya cukup sehingga tidak memerlukan sensitifitas sensor atau film tinggi yang dapat meningkatkan noise pada hasil foto. Jika kamera anda bisa disetel ke ISO 50 berarti kamera anda mampu untuk memberikan hasil yang terbaik pada angka tersebut. Jika anda secara manual menaikkan ISO ke lebih dari 800 atau 1600 berarti sensor anda lebih sensitif terhadap cahaya dan mengorbankan tonal warna dan kedalaman, tapi foto anda tidak akan penuh dengan warna hitam dan gelap. Jangan lupa untuk mengembalikan setelannya ke otomatis ketika mematikan kamera. Cobalah untuk mempraktekannya.

Tempatkan kamera pada bidang yang tak mudah bergerak, misalnya kursi, meja, dinding, apapun yang dapat menghindarkan atau membatasi blur atau foto kabur yang dihasilkan oleh getaran atau pergerakan kamera.

Anda dapat memilih setelan Shutter Speed dan Apertura pada kamera saku yang lebih canggih dan semua kamera DSLR. Bukaan shutter yang lama (1/8 detik, 125 milidetik) akan membuat lebih banyak cahaya yang masuk, tapi gampang menjadi kabur. Waktu yang lebih cepat (1/100 detik) dapat mencegah kekaburan tapi membutuhkan pencahayaan yang lebih besar. Anda dapat memilih ukuran apertura (bukaan lensa) untuk mengontrol cahaya, yang juga mengontrol depth-of-field atau jangkauan fokus. Apertura kecil (angka f tinggi, misalnya f/16, f/22), jangkauan fokus tinggi, memungkinkan anda untuk membuat latar belakang foto menjadi jelas dalam fokus tapi memerlukan pencahayaan yang lebih banyak. Bukaan apertura besar (f/2 atau f/5,6) membatasi fokus hanya kepada subyek anda, mengaburkan yang lain, tapi hanya membutuhkan sedikit pencahayaan. Cobalah untuk kreatif, pelajari cara kerjanya, dan miliki lebih banyak kontrol terhadap foto-foto anda.

Jadi, memotret pada 1/8 detik di f/1,4 akan memanfaatkan pencahayaan yang ada secara maksimum tapi akan bersifat kabur dan rendah jangkauan fokus kecuali anda benar-benar serius melakukannya. Hal ini lebih gampang diperoleh melalui kamera daripada menggunakan perangkat lunak setelahnya. Banyak berlatih akan menghasilkan foto yang lebih baik dalam fotografi malam anda.

Jika anda memiliki fitur 'image stabilization', mungkin saja bisa mengaktifkan flash atau tidak. Uji kamera anda untuk melihat apakah anda dapat menghidupkannya tanpa flash dan masih mendapatkan stabilisasi atau tidak.

Perhatikan pencahayaan yang ada dan lampu dalam ruangan. Anda bisa secara dramatis meningkatkan cahaya pada wajah subyek anda hanya dengan memintanya bergeser sedikit. Jika cahayanya langsung dari atas, bayangan gelap di bawah hidung dan mata akan nampak tidak baik, minta agar mereka mundur sedikit untuk hasil yang lebih alami.

Carilah setelan untuk color balance. Jika tidak disetel dengan benar, foto yang diambil dengan pencahayaan bersumber dari lampu pijar akan menjadi terlalu merah atau jingga, lampu neon akan membuat semuanya kelihatan hijau atau biru. Cara gampangnya, ketika anda membuka setelan color balance carilah warna yang mirip dengan warna ruangan tersebut. Penyetelan color balance akan memberikan hasil yang lebih baik jika anda memilih setelan terbaik yang sesuai.

Milikilah tripod kecil, dengan harga yang cukup ringan di kantong. Lakukan penyetalan ISO, color balance, zoom dan lain sebagainya. Taruh kamera anda pada tripod di atas meja, atur self-timer 10 detik atau kurang (hampir semua kamera memiliki fitur ini) dan biarkan kamera menekan dan melepas tombol shutter sendiri untuk mencegah goyangan. Jelaskan pada subyek anda bahwa kamera akan memberikan tanda sebelum mengambil foto.

Jika kamera anda memiliki lensa zoom, berikut beberapa trik yang dapat anda lakukan. Atur flash hidup, tapi mundur dari subyek. Kemudian zoom agar sesuai dalam frame atau bingkai. Anda bisa mendapatkan cahaya flash yang lebih rendah, tapi dengan gambar yang sama. Menggunakan cahaya yang lebih alami akan membuat warna kulit lebih asli dan lembut serta lingkungan sekitarnya akan terlihat lebih baik daripada sekadar hitam. Cobalah.

Flash berfungsi mulai dari minimum 1,5 meter hingga maksimum 3 meter lebih, jadi anda akan mendapatkan hasil berbeda hanya dengan mundur beberapa langkah. Hal ini juga berarti bahwa menggunakan flash pada jarak 5 meter lebih akan membuat kamera menghasilkan gambar yang tidak sesuai. Jika anda mengambil foto dari jarak yang agak jauh misalnya dalam sebuah auditorium, matikanlah flash untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, karena flashnya tidak akan berarti apa-apa kecuali membuat terang berlebihan pada obyek yang lebih dekat dan membuat kamera berpikir bahwa ada lebih banyak pencahayaan yang ada pada subyek daripada yang sebenarnya.

 

Pegang kamera sejajar dengan ketinggian subyek anda. Distorsi terjadi jika anda berdiri dan subyek anda duduk. Hal itu membuat subyek anda terlihat gemuk. Banyak orang tidak mau difoto karena mereka selalu terlihat gemuk (karena mereka selalu duduk). Posisikan diri anda agak ke bawah atau berlutut untuk mengambil foto. Foto anda biasanya akan terlihat lebih menarik jika anda melakukan zoom atau mendekat untuk memenuhi frame atau bingkainya dengan wajah, kecuali latarnya penting. Orang ingin melihat wajah bukan jari kaki.

 

Jika anda memiliki kamera DSLR, anda bisa memiliki flash eksternal dengan kepala yang dapat diputar. Arahkan flash ke atas sekitar 45 derajat jadi mengarah ke langit-langit di antara anda dan subyek anda. Ini disebut "bounce flash" dan menghasilkan efek yang lebih lembut dan lebih baik. Anda juga dapat bereksperimen dengan diffuser, tissue, sapu tangan atau benda lainnya untuk menutupi flash agar intensitasnya berkurang dan melibatkan lebih banyak cahaya alami.

 

Kategori

Blogroll

  • Masih Kosong