PKKMB di Tengah Melonjaknya Penyebaran Covid 19
Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru atau PKKMB tahun ini dilaksanakan secara daring (online), hal ini dilakukan karena terus melonjaknya angka penyebaran covid 19 di Provinsi Gorontalo. Banyak mahasiswa baru yang ingin merasakan euforia PKKMB offline termasuk saya sendiri. Mahasiswa baru yang mengikuti PKKMB secara daring tahun ini kurang lebih berjumlah 4.500 mahasiswa.
Meskipun demikian, hal ini tidak merubah semangat dan kreatifitas para mahasiswa baru, walaupun dilakukan secara daring (online). Saya berharap Pandemi ini akan segera berakhir agar kita semua bisa merasakan kegiatan perkuliahan secara luring (offline).
Penyebaran Covid 19 Semakin Meningkat, UNG Pertama Kalinya Memutuskan Wisuda Daring
Pandemi Covid 19 tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi berdampak juga pada sektor perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Begitu juga halnya dengan kegiatan perkuliahan Universitas Negeri Gorontalo. Para mahasiswa harus menjalani kegiatan secara daring/online. Tidak hanya kuliah, momen yang dinantikan para mahasiswa pun terpaksa dilakukan secara online, yakni wisuda. Wisuda yang seharusnya dilaksanakan secara luring/offline, kini harus dilaksanakan secara daring/online, hal ini diakibatkan oleh meningkatnya kasus Covid 19 di Provinsi Gorontalo. Wisuda daring yang dilaksanakan Universitas Negeri Gorontalo pada bulan Juni 2021 di ikuti oleh 642 Wisudawan yang terdiri dari 69 profesi Ners, 532 wisudawan S1, 37 magister dan 4 doktor.
Tak afdal rasanya jika momen yang harusnya dirayakan dengan meriah di Kampus, dihadiri seluruh anggota keluarga dan para sahabat, terlewatkan. Salah satu momen paling bahagia dalam hidup ini sangat disayangkan jika ditiadakan. Akhirnya, para mahasiswa harus menerima keputusan yang diberikan oleh kampus, yakni wisuda daring. Agar para mahasiswa tetap merasakan kelulusan tanpa harus kehilangan momen wisuda yang sakral.
Sejarah Universitas Negeri Gorontalo
Universitas Negeri Gorontalo, disingkat UNG, adalah perguruan tinggi negeri di Gorontalo, Indonesia, yang berdiri pada 1 September 1963. Mulanya Universitas ini diberi nama Junior College, dan menjadi bagian dari FKIP UNSULUTENG. Tahun 1964 statusnya berubah menjadi Cabang FKIP IKIP Yogyakarta Cabang Manado, tahun 1965 bergabung dengan IKIP Manado Cabang Gorontalo.
Tahun 1982 lembaga ini menjadi salah satu Fakultas dari Universitas Sam Ratulangi Manado dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsrat Manado di Gorontalo. Lembaga ini resmi berdiri sendiri berdasarkan Keppres RI Nomor 9 Tahun 1993 tanggal 16 Januari 1993, dengan nama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Gorontalo.
Tahun 2001 berdasarkan Keppres RI Nomor 19 Tahun 2001 tanggal 5 Februari 2001 status lembaga ini ditingkatkan menjadi IKIP Negeri Gorontalo dengan 5 Fakultas dan 25 Program Studi. Dan akhirnya, pada tanggal 23 Juni 2004 Presiden Megawati meresmikan menjadi Universitas Negeri Gorontalo dengan Keputusan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2004, tanggal 23 Juni 2004.
Universitas Negeri Gorontalo membuka pintu selebar-lebarnya bagi segala upaya pengembangan martabat manusia melalui riset-riset. Paradigma piramida terbalik yang didorong oleh Rektor Prof. Dr. Syamsu Qamar Badu, M.Pd sangat mengutamakan program-program yang bisa lebih mendorong jurusan/prodi untuk bisa lebih mandiri, kreatif dan inovatif.
Berdasarkan hasil akreditasi institusi oleh Badan Akreditasi Perguruan Tinggi tahun 2018, mengukuhkan Universitas Negeri Gorontalo masuk sebagai jajaran Perguruan Tinggi terbaik dengan perolehan akreditasi A. Pada tahun 2017, menempatkan Universitas Negeri Gorontalo pada peringkat 50 berdasarkan peringkat 100 besar Perguruan Tinggi Indonesia Non Politeknik oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Republik Indonesia. Selain itu berdasarkan data Peringkat Universitas di Dunia versi Webometrics tahun 2018, menempatkan Universitas Negeri Gorontalo pada peringkat 154 (Asia Tenggara) dan 42 (Indonesia).
Pada masa pemerintahan gubernur provinsi gorontalo Rusli Habibie, pergantian nama Universitas Negeri Gorontalo sempat diusulkan menjadi UBJ Habibie (Universitas BJ Habibie). Namun kemudian para mahasiswanya menolak. Sebab dianggap akan menghilangkan entitas jati diri rakyat Provinsi Gorontalo.