Mahasiswa, Kampus dan Jalan Kepemimpinan Intelektual

19 September 2020 23:04:56 Dibaca : 14

Kampus sendiri sejatinya merupakan sebuah manifestasi yang harusnya kita tarik secara peran sebagai sebuah wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan fondasi karakternya. 

Pada hakikatnya hal yang paling mendasar dari peran kampus sendiri adalah bagaimana membentuk sebuah hal yang kita sebut sabagai kapasitas yang menunjung daya pikir seorang mahasiswa yang tidak lain adalah kapasitas intelektua.

Hal tersebut sangat tentunya sangat fundamental sekali karena sosok mahasiswa sendiri merupakan figure yang sangat identik dengan aktivitas-aktivitas yang kita sebut sebagai aktivitas intelektual.Maka sejatinya kampus adalah jalan yang sangat menentukan bagaimana seorang mahasiswa menuju proses tersebut.

Sebagai seorang intelektual di dalam kampus maupun seorang intelektual dalam konteks peranan dan fungsi sosialnya.Hal ini selaras dengan kutipan Antonio Gramsci yang mengutip bahwa "semua orang memiliki potensi untuk membentuk kesadaran intelektualnya, tapi tidak semua orang dapat dikatakan seorang intelektual dalam peran dan fungsi sosialnya".

Dalam hal saya ingin menarik bagaiamana peran kepemimpinan di ranah organisasi kemahasiwaan itu mampu membentuk kampus seabagai wadah atau bisa kita katakan sebagai organ intelektual yang mampu membentuk karakter intelektual mahasiswa-mahasiswa di dalamnya.

Dalam prosesi mewujudkan hal tersebut tentunya banyak hal, atau kepentingan yang juga menjadi sebuah hambatan untuk bagaimana menuju proses tersebut,dalam konteks hari ini kita melihat bahwa bentuk-bentuk mengikisnya dan terdegradasinya kultur-kultur intelektual dalam kampus itu sudah mulai terlihat sakali misalnya saja.

Aktivitas-aktivitas intelektual seperti keterbukaan akan kelompok mahasiswa dalam membangun budaya-budaya literasi dan berdiskusi di dalam kampus yang hari ini sudah mulai jarang terlihat, andai saja aktivitas-aktivitas semacam itu ada yg sangat kontras justru hanya lebih condong dikemas dalam bentuk program-program kerja saja.

Orientasinya hanya sebagai bentuk sebuah prosesi gugurnya kewajiban Lembaga atau oraganisasi-organisasi di dalam kampus dalam menjalankan program-program mereka .dalam hal ini kita melihat oraganisasi-organisasi kampus khususnya yang secara posisi itu berposisi sebagai organ internal kampus justru condong lebih pasif dalam menjalankan peran-peran tersebut.

Maka dalam hal ini menandakan bahwa internal oraganisasi kampus telah mengalami hal yang kita sebut sebagai kekosongan post-post kegiatan-kegiatan pembentukan kapasitas intelektual.

Hal ini tentunya di dasari pada aspek-aspek kultur kepemimpinan kampus maupun ideologi-ideologi kepemimpinan di dalam kampus yang telah mengalami pergeseran secara tujuan .

Saya maksudkan di sini adalah pergeseran  dalam aspek kepemimpinan di dalam kampus tidak lagi terlalu condong memakai yang kita sebut sebagai Gerakan intelektual (intellectual Movement) sebagai jalan politik kepemimpinan di dalam kampus.

Maka pada hakikatnya sangat penting kita mengembalikan karakter intelektual dalam kultur kepemimpinan politik di dalam kampus karena sejatinya itu merupakan satu-satunya jalan bagaimana mengembalikan kultur kampus sebagai organ intelktualitas yang membentuk karakter intelektual mahasiswa-mahasiswa di dalamnya.

Maka dalam hal ini juga sudah saatnya organ-organ internal kampus yang secara posisi itu sangat sentral dalam kepemimpinan kampus harusnya mampu mengambil alih atau menjalankan peran tersebut .

Haruskan Berorganisasi? Haruskan Menjadi Aktivis?

19 September 2020 22:02:41 Dibaca : 7

"Apa untungnya bagi saya dalam dunia perkuliahan apabila saya menjadi seorang aktivis ?"

Pertama, siapa yang tidak ingin memiliki banyak teman ? Nah, dengan berorganisasi kalian akan memiliki banyak teman dari berbagai jurusan, bahkan dari berbagai kampus.

Kedua, jiwa sosial kalian akan terbangun dengan sendirinya ketika kamu menjadi seorang aktivis.

Ketiga, kalian akan mendapatkan pengetahuan baru, mulai dari pengetahuan berorganisasi dan lain lain yang tidak kalian dapatkan di bangku perkuliahan.

Keempat, kalian akan pandai mengatur waktu karena kalian akan dibiasakan mengatur waktu kuliah dan waktu berorganisasi.

Tentang UNG

19 September 2020 21:22:35 Dibaca : 9

Universitas Negeri Gorontalo (UNG) merupakan universitas yaang dikembangkan atas dasar perluasan mandat ( wider mandate) dari IKIP Negeri Gorontalo. Keberadaan Universitas Negeri Gorontalo  dimulai dari Junior College FKIP Universitas Sulawesi Utara-Tengah (UNSULUTTENG) Manado di Gorontalo berdasarkan surat keputusan pejabat Rektor UNSULUTTENG Nomor 1313/II/E/63 tanggal 22 Juni 1963, Cabang FKIP UNSULUTTENG di Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP nomor 67 tahun 1963 tanggal 11 Juli 1963, IKIP Manado Cabang Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 114 tahun 1965 tanggal 18 Juni 1965, FKIP UNSRAT Manado di Gorontalo berdasarkan Keppres nomor 70 tahun 1982 tanggal 7 September 1982, STKIP Gorontalo berdasarkan Kepres RI nomor 9 tahun 1993 tanggal 16 Januari 1993, IKIP Negeri Gorontalo berdasarkan Kepres RI nomor 19 tahun 2001 tanggal 5 Februari 2001.

Perubahan IKIP Negeri Gorontalo menjadi Universitas Negeri Gorontalo ditetapkan dengan surat Keputusan Presiden RI nomor 54 tahun 2004 tanggal 23 Juni 2004. Hari lahir UNG ditetapkan sama dengan lahirnya cabang FKIP UNSULUTTENG di Gorontalo yaitu, tanggal 1 September 1963 sebagaimana dinyatakan dalam surat keputusan menteri PTIP nomor 67 tahun 1963 tanggal 11 Juli 1963. Dalam perjalanannya selama 50 tahun telah mengalami tujuh kali pergantian pimpinan dan enam kali perubahan nama lembaga.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong