KEPEMIMPINAN : Konsep Dasar Kepemimpinan, Filosofi Kepemimpinan Hastabrata
Konsep Dasar Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan dan seni memperoleh hasil melalui kegiatan dengan memengaruhi orang lain dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Kepemimpinan merupakan kemampuan memengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahan sehingga mau dan mampu melakukan kegiatan tertentu meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenanginya.
Perwujudan paling nyata dari kemampuan memimpin terlihat pada ketangguhan seseorang menyelenggarakan berbagai fungsi organik yang menjadi tanggung jawabnya. Artinya, sesuai dengan tingkat jabatan yang dipangkunya dalam organisasi, seorang manajer dapat dikatakan menjadi pimpinan yang efektif apabila Ia mampu:
- Menentukan strategi yang tepat.
- Menjadi perencana yang tangguh.
- Menjadi organisator yang cekatan.
- Motivator yang efektif.
- Pengawas yang objektif dan rasional.
- Penilai yang tidak terpengaruh oleh pertimbangan yang subjektif atau emosional.
Kesemuanya itu tecermin pada kemampuan, disiplin, loyalitas, efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja para bawahannya dan satuan kerja yang dipimpinnya. Dalam bahasa yang populer dapat dikatakan bahwa ukuran keberhasilan pimpinan dalah kemampuan menggunakan otak bukan otot. Secara konseptual kepemimpinan dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang, yaitu: kelompok status (elite posisition), tokoh, fungsi, dan proses. Para direktur, eksekutif, administratur, manajer, bos dan kepala biasanya dimasukan dalam tokoh kategori yang disebut kepemimpinan (leadership) Status elite dapat karena status keturunan (hak suci para raja) pemilihan atau pengangkatan. Menurut Kast dan James E.Rosenzweig (2002: 515) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah bagian dari manajemen, tetapi tidak semuanya, misalnya para manajer perlu membuat rencana dan mengorganisasi, tetapi yang diminta pemimpin hanyalah agar mereka memengaruhi orang lain untuk ikut.
Kepemimpinan diartikan sebagai proses pengaruh sosial yang memaksimalkan upaya orang lain untuk pencapaian tujuan. Pengertian ini memiliki konsep dasar sebagai berikut:
- Kepemimpinan berasal dari pengaruh sosial, bukan otoritas atau kekuasaan.
- Kepemimpinan membutuhkan orang lain, dan itu menyiratkan bahwa mereka tidak perlu menjadi "laporan langsung".
- Tidak disebutkan ciri-ciri kepribadian, atribut, atau bahkan gelar; ada banyak gaya, banyak jalan, menuju kepemimpinan yang efektif.
- Ini mencakup tujuan, bukan pengaruh tanpa hasil yang diinginkan.
Filosofi Kepemimpinan Hastabrata
Istilah Hasta Brata berasal dari Kitab Hindu kuno dalam bahasa Sansekerta "Manawa Dharma Sastra". Hasta artinya delapan dan Brata memiliki arti perilaku atau tindakan pengendalian diri sendiri. Karena hakekatnya kita sebagai pemuda pemimpin bangsa harus dapat memiliki pengendalian diri sejak dini. Hasta Brata melambangkan kepemimpinan dalam delapan unsur alam, yakni bumi, matahari, api, samudra, langit, angin, bulan, dan bintang. Tiap unsur Hasta Brata mengartikan tiap karakteristik ideal dari seorang pemimpin. Dan pemimpin yang mampu menguasi Ilmu Hasta Brata maka pemimpin tersebut akan mampu mengejawantahkan nilai-nilai agung yang tersirat didalamnya. Karena, delapan sifat agung ini adalah mewakiliki kearifan sifat yang dimiliki oleh Sang Pencipta alam semesta. Yasadipura I (1729-1803 M), pujangga keraton Surakarta menuliskan Hasta Brata sebagai delapan prinsip kepemimpinan sosial yang meniru filosofi atau sifat alam, yaitu:
- Mahambeg Mring Suryo (Meniru sifat matahari), sosok pemimpin harus mampu menampilkan diri sebagai sosok yang memberi sinar inspirasi, memancarkan cahaya kehidupan dalam bermasyarakat dan mampu mendaya kembangkan rakyat yang dipimpinnya untuk kemajuan bangsa dan negara.
- Mahambeg Mring Condro (Meniru sifat bulan), bulan mampu menyinari dalam kegelapan malam, dan sosok pemimpin saat ini harus mampu memberikan semangat, dukungan dan motivasi saat suka maupun duka, apapun dan bagaimanapun situasi dan kondisinya pemimpin harus hadir.
- Mahambeg Mring Bhumi (Meniru sifat bumi), bersifat murah hati, kuat dan sebagai ibu pertiwi. Pemimpin sudah selayaknya memiliki sifat bermurah hati dan melayani pada rakyatnya dan memiliki prinsip dan karakter yang kuat untuk menjalankan roda kepemimpinanya serta tidak mengecewakan kepercayaan rakyatnya.
- Mahambeg Mring Samudro (Meniru sifat laut/samudra), bersifat luas, tenang, dan berombak. Sudah selayaknya pemimpin mampu memiliki pandangan dan pengetahuan yang luas, mampu menampung aspirasi masyrakatnya serta memberikan solusi dengan kebijaksanaannya dan selalu tenang dalam menghadapi goncangan.
- Mahambeg Mring Kartika (Meniru sifat bintang), bersifat memancarkan kemilau di tempat tinggi. Pemimpin sudah sepatutnya mampu memberikan pedoman, pembimbing arah pada kebaikan dan mampu memberikan suri tauladan walaupun pemimpin berada di pucuk manajerial tertinggi.
- Mahambeg Mring Angkasa (Meniru sifat Langit), luas tak terbatas, hingga mampu menampung apa saja yang datang padanya. Prinsip seorang pemimpin hendaknya mempunyai ketulusan batin dan kemampuan mengendalikan diri dalam menampung pendapat rakyatnya yang bermacam-macam.
- Mahambeg Mring Dahana (Meniru sifat Api), mempunyai kemampuan membakar semua yang bersentuhan dengannya. Seorang pemimpin hendaknya berwibawa dan berani menegakkan kebenaran secara tegas tanpa pandang bulu
- Mahambeg Mring Maruto (Meniru sifat Angin), selalu ada dimana-mana tanpa membedakan tempat serta selalu mengisi semua ruang yang kosong. Seorang pemimpin hendaknya selalu dekat dengan rakyat, tanpa membedakan derajat dan martabatnya.
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong