ARSIP BULANAN : September 2022

Pendekatan Kepemimpinan

25 September 2022 22:58:29 Dibaca : 930

Pendekatan Kepemimpinan

1. Pendekatan Sifat   

   Dalam pendekatan sifat timbul pemikiran bahwa pemimpin itu dilahirkan, pemimpin bukan dibuat. Pemikiran semacam itu dinamakan pemikiran “Hereditary” (turun temurun). Pendekatan secara turun temurun bahwa pemimpin dilahirkan bukan dibuat, pemimpin tidak dapat memperoleh kemampuan dengan belajar/latihan tetapi dari menerimawarisan, sehingga menjamin kepemimpinan dalam garis turun temurun dilakukan antar anggota keluarga. Dengan demikian kekuasaan dan kesejahteraan dapat dilangsungkan pada generasi berikutnya yang termasuk dalam garis keturunan keluarga yang saat itu berkuasa.

   Kemudian timbul teori baru yaitu “Physical Characteristic Theory” (teori dari Fisik). Kemudian timbul lagibahwa pemimpin itu dapat diciptakan melalui latihan sehingga setiap orang mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Para ahli umumnya memiliki pandangan perlunya seorang pemimpin mempunyai sifat-sifat yang baik. Pandangan semacam ini dinamakan pendekatan sifat. Adapun sifat-sifat yang baik yang harus dimiliki seorang pemimpin yaitu:a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esab. Cakap, cerdik dan jujurc. Sehat jasmani dan rohanid. Tegas, berani, disiplin dan efisiene. Bijaksana dan manusiawif. Berilmug. Bersemangat tinggih. Berjiwa matang dan berkemauan kerasi. mempunyai motivasi kerja tinggij. Mampu berbuat adilk. Mampu membuat rencana dan keputusanl. Memiliki rasa tanggung jawab yang besarm. Mendahulukan kepentingan orang lain.

2. Pendekatan Perilaku

  Pendekatan perilaku adalah keberhasilan dan kegagalan seorang pemimpin itu dilakukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan. Gaya bersikap dan bertindak akan tampak dari cara memberi perintah, memberi tugas, cara berkomunikasi, cara membuat keputusan, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara menegakkan disiplin, cara pengawasan dan lain-lain. Bila dalam melakukan tindakan dengan cara lugas, keras, sepihakyang penting tugas selesai dengan baik, dan yang bersalah langsung dihukum, gaya kepemimpinan itu cenderung bergaya otoriter.

  Sebaliknya jika dalam melakukan kegiatan tersebut pemimpin dengan cara halus, simpatik, interaksi timbal balik, menghargai pendapat dan lain-lalin. Maka gaya kepemimpinan ini bergaya kepemimpinan demokratis. Pandangan kllasik menganggap sikap pegawai itu pasif dalam arti enggan bekerja, malas, takut memikul tanggung jawab, bekerja berdasarkan perintah. Sebaliknya pandangan modern pegawai itu manusia yang memiliki perasaan, emosi, kehendak aktif dan tanggung jawab.Pandangan klasik menimbulkan gaya kepemimpinan otoriter sedangkan pandangan modern menimbulkan gaya kepemimpinan demokratis. Dari dua pandangan di atas menimbulkan gaya kepemimpinan yang berbeda. 

3. Pendekatan Kontingensi

    Dalam pandangan ini dikenal dengan sebutan “One Best Way” (Satu yang terbaik), artinya untuk mengurus suatu organisasi dapat dilakukan dengan paralek tunggal untuk segala situasi. Padahal kenyataannya tiap-tiap organisasi memiliki cirri khusus bahkan organisasi yang sejenis akan menghadapi masalah berbeda lingkungan yang berbeda, pejabat dengan watak dan perilaku yang berbeda. Oleh karena itu tidak dapat dipimpin dengan perilaku tunggal untuk segala situasi. Situasi yang berbeda harus dihadapi dengan perilaku kepepimpinan yang berbeda.

    Fromont E. Kast, mengatakan bahwa organisasi adalah suatu system yang terdiri dari sub sisteem dengan batas lingkungan supra system. Pandangan kontingensi menunjukkan pendekatan dalam organisasi adanya natar hubungan dalam sub system yang terdiri daari sub sistem maupun organisasi dengan lingkungannya. Kontingensi berpandangan bahwa azas-azsa organisasi bersifat universal. Apabila dikaitkan dengan kepemimpinan maka dapat dikatakan bahwa tiap-tiap organisasi adalah unik dan tiap situsi harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan tersendiri.

4. Pendekatan Terpadu

    Sersley dan Blanchard, memadukan berbagai teori kedalam pendekatan kepemimpinan situasional dengan maksud menunjukkan kesamaan dari pada perbedaan diantara teori-teori tersebut. Teori-teoriyang dipadukan adalah:a. Perpeduan antara teori motivasi jenjang kebutuhan teori tingkatkematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.b. Perpaduan teori motivasi 2 faktor teori tingkat kematangan bawahan,dengan pendekatan situasional.c. Perpaduan antar 4 sistem manajemen, teori tingkat kematanganbawahan dengan pendekatan situasionald. Perpaduan antara teori x dan y, teori tingkat kematangan bawahandengan kematangan situasionale. Perpaduan antara pola perilaku A dan B, tori tingkat kematanganbawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasionalf. Perpaduan antara 4 anggapan tentang orang, teori kematanganbawahan dengan kepemimpinan situasionalg. Perpaduan antara teori “Ego State”, teori tingkat kematanganbawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasionalh. Perpaduan antara teori”Life Position” , teori tingkat kematanganbawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasionali. Perpaduan antara teori system control, teori tingkat kematanganbawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.j. Perpaduan antara teori dasar daya, teori tingkat kamatangan bawahandengan pendekatan kepemikmpinan situasional.k. Perpaduan antara teori “Parent effektiviness training”, teori tingkatkematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasionall. Perpaduan antara teori pertumbuhan organisasi dengan pendekatankepemimpinan situasional.

 

Konsep Dasar Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan dan seni memperoleh hasil melalui kegiatan dengan memengaruhi orang lain dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Kepemimpinan merupakan kemampuan memengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahan sehingga mau dan mampu melakukan kegiatan tertentu meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenanginya.

Perwujudan paling nyata dari kemampuan memimpin terlihat pada ketangguhan seseorang menyelenggarakan berbagai fungsi organik yang menjadi tanggung jawabnya. Artinya, sesuai dengan tingkat jabatan yang dipangkunya dalam organisasi, seorang manajer dapat dikatakan menjadi pimpinan yang efektif apabila Ia mampu:

  • Menentukan strategi yang tepat.
  • Menjadi perencana yang tangguh.
  • Menjadi organisator yang cekatan.
  • Motivator yang efektif.
  • Pengawas yang objektif dan rasional.
  • Penilai yang tidak terpengaruh oleh pertimbangan yang subjektif atau emosional.

Kesemuanya itu tecermin pada kemampuan, disiplin, loyalitas, efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja para bawahannya dan satuan kerja yang dipimpinnya. Dalam bahasa yang populer dapat dikatakan bahwa ukuran keberhasilan pimpinan dalah kemampuan menggunakan otak bukan otot. Secara konseptual kepemimpinan dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang, yaitu: kelompok status (elite posisition), tokoh, fungsi, dan proses. Para direktur, eksekutif, administratur, manajer, bos dan kepala biasanya dimasukan dalam tokoh kategori yang disebut kepemimpinan (leadership) Status elite dapat karena status keturunan (hak suci para raja) pemilihan atau pengangkatan. Menurut Kast dan James E.Rosenzweig (2002: 515) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah bagian dari manajemen, tetapi tidak semuanya, misalnya para manajer perlu membuat rencana dan mengorganisasi, tetapi yang diminta pemimpin hanyalah agar mereka memengaruhi orang lain untuk ikut.

Kepemimpinan diartikan sebagai proses pengaruh sosial yang memaksimalkan upaya orang lain untuk pencapaian tujuan. Pengertian ini memiliki konsep dasar sebagai berikut:

  • Kepemimpinan berasal dari pengaruh sosial, bukan otoritas atau kekuasaan.
  • Kepemimpinan membutuhkan orang lain, dan itu menyiratkan bahwa mereka tidak perlu menjadi "laporan langsung".
  • Tidak disebutkan ciri-ciri kepribadian, atribut, atau bahkan gelar; ada banyak gaya, banyak jalan, menuju kepemimpinan yang efektif.
  • Ini mencakup tujuan, bukan pengaruh tanpa hasil yang diinginkan.

Filosofi Kepemimpinan Hastabrata

Istilah Hasta Brata berasal dari Kitab Hindu kuno dalam bahasa Sansekerta "Manawa Dharma Sastra". Hasta artinya delapan dan Brata memiliki arti perilaku atau tindakan pengendalian diri sendiri. Karena hakekatnya kita sebagai pemuda pemimpin bangsa harus dapat memiliki pengendalian diri sejak dini. Hasta Brata melambangkan kepemimpinan dalam delapan unsur alam, yakni bumi, matahari, api, samudra, langit, angin, bulan, dan bintang. Tiap unsur Hasta Brata mengartikan tiap karakteristik ideal dari seorang pemimpin. Dan pemimpin yang mampu menguasi Ilmu Hasta Brata maka pemimpin tersebut akan mampu mengejawantahkan nilai-nilai agung yang tersirat didalamnya. Karena, delapan sifat agung ini adalah mewakiliki kearifan sifat yang dimiliki oleh Sang Pencipta alam semesta. Yasadipura I (1729-1803 M), pujangga keraton Surakarta menuliskan Hasta Brata sebagai delapan prinsip kepemimpinan sosial yang meniru filosofi atau sifat alam, yaitu:  

  1. Mahambeg Mring Suryo (Meniru sifat matahari), sosok pemimpin harus mampu menampilkan diri sebagai sosok yang memberi sinar inspirasi, memancarkan cahaya kehidupan dalam bermasyarakat dan mampu mendaya kembangkan rakyat yang dipimpinnya untuk kemajuan bangsa dan negara.
  2. Mahambeg Mring Condro (Meniru sifat bulan), bulan mampu menyinari dalam kegelapan malam, dan sosok pemimpin saat ini harus mampu memberikan semangat, dukungan dan motivasi saat suka maupun duka, apapun dan bagaimanapun situasi dan kondisinya pemimpin harus hadir.
  3. Mahambeg Mring Bhumi (Meniru sifat bumi), bersifat murah hati, kuat dan sebagai ibu pertiwi. Pemimpin sudah selayaknya memiliki sifat bermurah hati dan melayani pada rakyatnya dan memiliki prinsip dan karakter yang kuat untuk menjalankan roda kepemimpinanya serta tidak mengecewakan kepercayaan rakyatnya.
  4. Mahambeg Mring Samudro (Meniru sifat laut/samudra), bersifat luas, tenang, dan berombak. Sudah selayaknya pemimpin mampu memiliki pandangan dan pengetahuan yang luas, mampu menampung aspirasi masyrakatnya serta memberikan solusi dengan kebijaksanaannya dan selalu tenang dalam menghadapi goncangan.
  5. Mahambeg Mring Kartika (Meniru sifat bintang), bersifat memancarkan kemilau di tempat tinggi. Pemimpin sudah sepatutnya mampu memberikan pedoman, pembimbing arah pada kebaikan dan mampu memberikan suri tauladan walaupun pemimpin berada di pucuk manajerial tertinggi.
  6. Mahambeg Mring Angkasa (Meniru sifat Langit), luas tak terbatas, hingga mampu menampung apa saja yang datang padanya. Prinsip seorang pemimpin hendaknya mempunyai ketulusan batin dan kemampuan mengendalikan diri dalam menampung pendapat rakyatnya yang bermacam-macam.
  7. Mahambeg Mring Dahana (Meniru sifat Api), mempunyai kemampuan membakar semua yang bersentuhan dengannya. Seorang pemimpin hendaknya berwibawa dan berani menegakkan kebenaran secara tegas tanpa pandang bulu
  8. Mahambeg Mring Maruto (Meniru sifat Angin), selalu ada dimana-mana tanpa membedakan tempat serta selalu mengisi semua ruang yang kosong. Seorang pemimpin hendaknya selalu dekat dengan rakyat, tanpa membedakan derajat dan martabatnya.

 

 

 

 

 

 

Fungsi dan Peran Kepemimpinan

14 September 2022 23:26:36 Dibaca : 8913

A. Fungsi Kepemimpinan

Dalam upaya mewujudkan tujuan organisasi, maka dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan baik. Tak hanya sebagai penentu kebijakan, namun pemimpin juga dituntut untuk selalu memperhatikan kinerja individu dalam sebuah organisasi. Adapun fungsi kepemimpinan di antaranya sebagai berikut:

1. Fungsi instruktif

Pemimpin berperan sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara melakukan), bilamana (waktu pelaksanaan), dan di mana (tempat mengerjakan) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Dengan kata lain, fungsi orang yang dipimpin hanyalah untuk melaksanakan perintah pemimpin.

2. Menyusun strategi yang tepat

Salah satu fungsi kepemimpinan yang paling penting dan utama adalah menyusun strategi yang tepat. Kepemimpinan yang baik akan membantu grup atau anggota tim dalam menyusun tujuan-tujuan apa saja yang menjadi prioritas penting. Strategi juga berperan penting dalam menyusun langkah-langkah apa saja yang harus kita ambil agar bisa lebih mudah meraih tujuan kepemimpinan yang diinginkan.

3. Merancang taktik

Kepemimpinan sangat identik dengan peluang dan risiko. Nah, disinilah fungsi kepemimpinan memainkan perannya. Salah satu fungsi kepemimpinan akan memudahkan kita untuk merancang taktik yang tepat dalam meraih peluang baru dan mengendalikan risiko yang datang.

4. Penyelesaian masalah

Setiap kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan memang tidak akan pernah terlepas dari masalah, masalah dan masalah. Masalah datang untuk dihadapi dan diselesaikan, bukan untuk dihindari. Nah inilah salah satu fungsi kepemimpinan yaitu, menyelesaikan permasalahan dengan solusi yang cepat dan tepat.

5. Pengambilan keputusan yang tepat

Fungsi kepemimpinan keempat adalah membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat. Seringkali, keputusan yang diambil secara konsensus malah mengarahkan kita pada keputusan yang tidak optimal dan kurang bijak. Dalam hal ini, peran kepemimpinan benar-benar harus bekerja dengan sangat baik, sehingga kepemimpinan berfungsi untuk bersikap adil antara otoritas dan akuntabilitas keputusan. Jika kita berhasil melakukannya, maka kita akan mendapatkan peluang yang lebih besar untuk meraih keputusan yang bijak, optimal dan rasional.

6. Fungsi konsultatif

Pemimpin menggunakan fungsi konsultatif sebagai cara berkomunikasi dua arah dalam upaya menetapkan sebuah keputusan yang membutuhkan pertimbangan dan konsultasi dari orang yang dipimpinnya.

7. Melakukan pengorganisasian dengan teratur

Selain itu, kepemimpinan juga berfungsi untuk melakukan pengorganisasian secara teratur. Maksudnya, kepemimpinan berupaya untuk mengatur sumber daya manusia (SDM) agar mampu menyelesaikan tugas-tugas kerjanya dengan hasil yang baik. Pengorganisasian mengatur bagaimana anggota tim harus menggunakan waktu dengan seefisien mungkin dengan menghasilkan karya atau hasil kerja yang lebih banyak. Dengan menerapkan pengorganisasian yang baik, maka semua hal akan menjadi sangat teratur.

8. Manajemen yang baik

Fungsi kepemimpinan keenam ini hampir sama dengan fungsi kepemimpinan sebelumnya yaitu, pengorganisasian yang teratur. Namun, fungsi kepemimpinan yang keenam ini lebih mengarah pada manajemen yang baik. Dalam manajemen, prinsip kepemimpinan harus mengarahkan dan mengendalikan para anggota timnya ke arah yang benar. Maksudnya, seorang pemimpin harus tahu kemana arah yang benar untuk para anggotanya agar bisa mengejar tujuan bersama. Jika seorang pemimpin tidak bisa menjalankan sistem manajemennya dengan baik, maka bisa dikatakan bahwa kepemimpinannya tidak menerapkan fungsinya dengan baik.

9. Manajemen yang baik dengan para stakeholder

Kepemimpinan berfungsi untuk menghubungkan kita dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya. Sehingga ketika kita melaksanakan peran kepemimpinan, kita bisa meminta input atau pengaruh dari pihak-pihak eksternal yang memiliki pengaruh besar pada kepemimpinan kita. Misalnya, memiliki hubungan manajemen yang baik dengan para mitra bisnis.

10. Fungsi partisipasi

Pemimpin bisa melibatkan anggotanya dalam proses pengambilan keptusan maupun dalam melaksanakannya.

11. Membangun relasi yang luas

Fungsi kepemimpinan lain adalah membantu para pemimpin dalam membangun relasi yang kuat, memperluas network, membina hubungan yang baik, serta menghubungkan satu grup dengan grup lainnya.

12. Memberikan pengaruh dan motivasi

Kepemimpinan berfungsi untuk memberikan pengaruh kepada para anggota timnya, serta menularkan motivasi yang kuat kepada mereka, sehingga anggota tim selalu bersemangat dan berambisi dalam mengejar cita-cita bersama. Pengaruh dan motivasi yang kuat dapat diterapkan ke dalam strategi penjualan, taktik dan strategi yang dapat mengajak seluruh lapisan anggota untuk bergerak maju ke arah yang sama dengan memiliki komitmen dan energi yang tinggi.

13. Manajemen waktu yang Baik

Fungsi kepemimpinan yang kesepuluh akan memudahkan kita dalam memanfaatkan waktu dengan sebijak mungkin. Kepemimpinan berperan untuk mengarahkan kita pada tugas-tugas yang menjadi prioritas, sehingga kita bisa menyelesaikan tugas-tugas penting tersebut dengan tepat waktu. Dalam hal ini, fungsi kepemimpinan dapat membantu kita dalam meningkatkan produktivitas.

14. Membantu mengembangkan orang lain

Kepemimpinan berfungsi untuk membantu para pemimpin dalam mengembangkan wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan para anggota timnya. Selain itu, pemimpin juga dapat membentuk karakter anggota timnya menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Misalnya, mungkin pada sebelumnya, karyawan bekerja dengan sangat lama dan tidak dapat menentukan tugas mana yang harus diprioritaskan. Namun setelah pemimpin menjalankan fungsinya dengan baik, karyawan tersebut bekerja dengan lebih cepat tanpa melewati tenggat waktu dan selalu mengutamakan tugas-tugas penting yang harus didahulukan.

15. Beradaptasi dengan perubahan yang ada

Salah satu fungsi kepemimpinan lainnya adalah siap dalam menerima perubahan yang ada. Kepemimpinan yang baik berfungsi untuk beradaptasi dalam perubahan secara cepat, sehingga para pemimpin dapat memberdayakan para agen perubahan dengan sangat baik.

16. Fungsi delegasi

Pemimpin dapat melimpahkan wewenangnya kepada orang lain, misalnya membuat dan menetapkan keputusan. Fungsi delegasi adalah bentuk kepercayaan seorang pemimpin kepada seseorang yang diberikan pelimpahan wewenang untuk bertanggung jawab.

17. Memimpin dengan memberi contoh yang baik

Para pemimpin adalah orang-orang terdepan yang akan diikuti oleh para pengikutnya, sehingga salah satu fungsi kepemimpinan adalah bertindak sebagai contoh yang baik bagi para anggota timnya, terutama dengan menginspirasi mereka menjadi seorang yang beretos kerja tinggi, rajin, berkomitmen dan tangguh.

18. Membentuk dan menerapkan budaya yang positif

Fungsi kepemimpinan lainnya adalah membentuk dan menerapkan budaya organisasi atau perusahaan yang positif kepada para anggota tim atau karyawan, sehingga setiap orang menganut budaya dan pemikiran yang tepat dan positif. Dalam kepemimpinan, fungsi seperti ini sangatlah diperlukan untuk membangun norma-norma produktif, harapan, dan makna kehidupan yang dijunjung bersama.

19. Fungsi pengendalian

Pemimpin bisa melakukan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan, terhadapa kegiatan para anggotanya.

20. Membentuk ketangguhan

Terakhir, kepemimpinan berfungsi untuk memimpin para anggota tim atau karyawan dengan bersikap tangguh dalam menghadapi segala tekanan, masalah dan kegagalan yang hadir dalam kehidupan. Hal ini bertujuan agar semua motivasi, fokus dan semangat yang kita miliki tidak mudah hilang begitu saja.

 B. Peran Kepemimpinan

  1. Menciptakan visi bagi organisasinya. Dalam visi, memuat pernyataan tentang cita-cita organisasi—apa yang ingin dicapai dan akan menjadi seperti apa sebuah organisasi.
  2. Menganalisa anggota timnya dan menempatkan orang yang mumpuni pada posisi yang tepat sesuai dengan kompetensinya.
  3. Pemimpin harus bisa membaca potensi orang-orang yang dipimpinnya, serta mengembangkan kemampuan dan value mereka.
  4. Pemimpin harus dapat menginspirasi dan memotivasi anak buahnya.
  5. Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya.
  6. Sebagai orang yang berada di puncak dan dipandang memiliki pengetahuan yang lebih baik dibanding yang dipimpin, seorang pemimpin juga harus mampu memberikan bimbingan yang tepat dan simpatik kepada bawahannya yang mengalami masalah dalam melaksanakan pekerjaannya.
  7. Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.
  8. Seorang pemimpin harus mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar dengan senantiasa memandang ke depan dan waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi.

Kepemimpinan merupakan aspek paling penting dalam sebuah organisasi. Setiap pencapaian yang dihasilkan kelompok atau organisasi tidak lepas dari peranan seorang pemimpin. Oleh karena itu, untuk mewujudkan cita-cita organisasi, seorang pemimpin harus menjalankan fungsinya sebaik mungkin. Adapun tujuan kepemimpinan ialah seperti berikut:

Sarana untuk Mencapai Tujuan

Kepemimpinan merupakan salah satu sarana yang penting dalam mencapai sebuah tujuan. Melalui kepemimpinan, setiap individu dapat memperhatikan cara seorang pemimpin dalam mewujudkan tujuan atau keinginannya. Dengan begitu, kepemimpinan bisa digunakan sebagai tolok ukur dalam usaha mencapai tujuan tersebut.

Memberi Motivasi

Selain untuk mencapai tujuan, kepemimpinan juga memiliki tujuan untuk memberi motivasi kepada orang lain. Tentu saja hal ini perlu dilakukan sebagai salah satu cara untuk mempertahankan dan meningkatkan motivasi yang ada dalam diri mereka.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong