Teori kepemimpinan dan tokoh pemimpin
Pemimpin dapat diartikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, mempengaruhi orang lain dan kelompoknya. Menurut Modern Dictionary of Sociology, pemimpin adalah seseorang yang memiliki peranan atau posisi dominan dan berpengaruh dalam kelompoknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Lalu bagaimana dengan jabatan seperti ketua atau kepala dalam struktur kepengurusan? Begini, ketua atau kepala adalah jabatannya; dia seorang pimpinan dalam struktur kepengurusan. Namun, belum tentu seorang ketua memiliki sifat pemimpin dalam dirinya. Jika seorang ketua atau kepala memiliki kemampuan memimpin dan mempengaruhi kelompoknya, dia dapat disebut pemimpin. Selain pemimpin, ada juga kepemimpinan. Kalau pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan memimpin, kepemimpinan adalah gaya dan karakter seorang pemimpin. Secara garis besar, peran seorang pemimpin adalah bertanggung jawab penuh dalam menggerakkan dan memotivasi anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu pemimpin juga berperan sebagai pencetus ide, penyemangat kelompok, pengarah anggota, mengaktifkan anggota, mengawasi kegiatan, dan mengayomi anggotanya.
1. Konsep Pemimpin dan Kepemimpinan
Kegiatan manusia tidak akan terlepas dari kebutuhan akan adanya seorang pemimpin dan kepemimpinan seseorang diperlukan sebagai upaya untuk menjalankan kegiatannya dalam suatu organisasi ataupun dalam menjalankan kegiatannya di suatu negara pastinya diperlukan seorang pemimpin yang kepemimpinannya bisa memberikan pengaruh signifikan bagi negara yang dipimpinnya.
Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto adalah gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu mampu menangkap peluang dan melihat tantangan yang berdampak positif serta mempunyai visi yang maju kedepan dan sadar akan perlunya langkah-langkah yang menyesuaikan.
a. Status kepemimpinan dan kekuasaan
Dimana Presiden Soeharto digambarkan sebagai seorang Kepala Negara dibandingkan sebagai pemimpin organisasi lainnya.
b. Orientasi pada hubungan
Presiden Soeharto cendrung ditampilkan sebagai pemimpin yang otoriter atau istilah Likert(1961) disebut “exploitative-authoritative” kurang demokratis. Presiden Soeharto juga cendrung ditampilkan sebagai pemimpin yg lebih reaktif dibandingkan proaktif.
c. Orientasi pada tugas
Presiden Soeharto cendrung menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang lebih sering memberikan perhatikan sangat umum terhadap lingkup pembangunan nasional. Perhatian kepada pembanguna daerah perdesaan dan perkotaan tanpa membeda-bedakan keduanya.
d. Cara mempengaruhi orang lain
Pemimpin yang otoriter yang menerapkan gaya kepemimpinan coercive, yang selalu perintahnya dan instruksinya harus cepat dilaksanakan dan memprioritaskan kesalamatan dan kelangsungan nasional.
e. Kepribadian
Menurut penulis Presiden Soeharto adalah pemimpin yang sederhana. tidak suka menonjolkan diri ke public, dan tidak suka menunjukan jasa-jasa atau keberhasilan yang dimilikinya.