Teori kepemimpinan dan tokoh pemimpin

04 October 2022 02:11:11 Dibaca : 181

        Pemimpin dapat diartikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, mempengaruhi orang lain dan kelompoknya. Menurut Modern Dictionary of Sociology, pemimpin adalah seseorang yang memiliki peranan atau posisi dominan dan berpengaruh dalam kelompoknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Lalu bagaimana dengan jabatan seperti ketua atau kepala dalam struktur kepengurusan? Begini, ketua atau kepala adalah jabatannya; dia seorang pimpinan dalam struktur kepengurusan. Namun, belum tentu seorang ketua memiliki sifat pemimpin dalam dirinya. Jika seorang ketua atau kepala memiliki kemampuan memimpin dan mempengaruhi kelompoknya, dia dapat disebut pemimpin. Selain pemimpin, ada juga kepemimpinan. Kalau pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan memimpin, kepemimpinan adalah gaya dan karakter seorang pemimpin. Secara garis besar, peran seorang pemimpin adalah bertanggung jawab penuh dalam menggerakkan dan memotivasi anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu pemimpin juga berperan sebagai pencetus ide, penyemangat kelompok, pengarah anggota, mengaktifkan anggota, mengawasi kegiatan, dan mengayomi anggotanya.

1. Konsep Pemimpin dan Kepemimpinan

Kegiatan manusia tidak akan terlepas dari kebutuhan akan adanya seorang pemimpin dan kepemimpinan seseorang diperlukan sebagai upaya untuk menjalankan kegiatannya dalam suatu organisasi ataupun dalam menjalankan kegiatannya di suatu negara pastinya diperlukan seorang pemimpin yang kepemimpinannya bisa memberikan pengaruh signifikan bagi negara yang dipimpinnya.

Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto adalah gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu mampu menangkap peluang dan melihat tantangan yang berdampak positif serta mempunyai visi yang maju kedepan dan sadar akan perlunya langkah-langkah yang menyesuaikan.

a. Status kepemimpinan dan kekuasaan

        Dimana Presiden Soeharto digambarkan sebagai seorang Kepala Negara dibandingkan sebagai pemimpin organisasi lainnya.

b. Orientasi pada hubungan

           Presiden Soeharto cendrung ditampilkan sebagai pemimpin yang otoriter atau istilah Likert(1961) disebut “exploitative-authoritative” kurang demokratis. Presiden Soeharto juga cendrung ditampilkan sebagai pemimpin yg lebih reaktif dibandingkan proaktif.

c. Orientasi pada tugas

             Presiden Soeharto cendrung menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang lebih sering memberikan perhatikan sangat umum terhadap lingkup pembangunan nasional. Perhatian kepada pembanguna daerah perdesaan dan perkotaan tanpa membeda-bedakan keduanya.

d. Cara mempengaruhi orang lain

        Pemimpin yang otoriter yang menerapkan gaya kepemimpinan coercive, yang selalu perintahnya dan instruksinya harus cepat dilaksanakan dan memprioritaskan kesalamatan dan kelangsungan nasional.

e. Kepribadian

        Menurut penulis Presiden Soeharto adalah pemimpin yang sederhana. tidak suka menonjolkan diri ke public, dan tidak suka menunjukan jasa-jasa atau keberhasilan yang dimilikinya.

 

 

PENDEKATAN KEPEMIMPINAN

26 September 2022 21:19:02 Dibaca : 61

1. Pendekatan Sifat Kepemimpinan

Pendekatan pertama ini, disebut teri sifat. Dibicarakan mengenai sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Yaitu yang membedakan dengan yang bukan pemimpin. Para ahli ilmu kepemimpinan telah mengidentifikasikan 5 sifat negative yang mencegah orang menjadi pemimpin :

a. tidak banyak mengetahui.b. Terlalu kaku.c. Tidak berperan serta.d. Otoriter.e. Suka menyerang dengan kata-kata.

2. Pendekatan Gaya Kepemimpinan

Penelitian-penelitian yang bersumber pada pandangan gaya kepemimpinan umumnya memusatkan perhatian mereka pada perbandingan antara gaya dekokratik dan gaya otokratik. Gatto (1992) mengkategorikan gaya kepemimpinan ke dalam 4 macam: Direktif, konsultatif, partisipatif, dan gaya delegasi.

Karakteristik dari setiap gaya tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:

a. Gayan direktif: Pemimpin yang direktif pada umumnya membuat keputusa-keputusan penting dan banyak terlibat dalam pelaksanaannya. Semua kegiatan terpusat pada pemimimpin. Dan sedikit sekali kebebasan bagi bawahan untuk berkreasi. Pada dasarnya gaya direktif adalah gaya otoriter.

b. Gaya konsultatif: gaya ini dibangun di atas gaya direktif. Kurang otoriter dan banyak melakukan interaksi dengan para staf dan anggota organisasi/ bawahan. Fungsi pemimpin lebih bayak berkonsultasi, memberikan bimbingan, motivasi, memberi nasehat dalam rangka mencapai tujuan.

c. Gaya partisipatif: gaya ini bertolak dari gaya konsultatif yg bisa berkembang kea rah saling percaya antara bawahan dengan pemimpin. Pemimpin cenderung memberi kepercayaan pada kemampuan staf untuk menyelesaikan pekerjaan mereka sebagai tanggungjawab mereka.

d. Gaya delegasi: disebut juga gaya Free-rein. Yaitu gaya yang mendorong kemampuan staf untuk ambil inisiatif.Kurang interaksi dan control yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya ini hanya bisa berjalan apabila staf memperlihatkan tingkst kompetensi dan tanggungjawab yang tinggi.

3. Pendekatan Situasional Kepemimpinan

Dalam pendekatan situasional dapat dikatakan bahwa factor determinan yang dapat membuat efektif suatu gaya kepemimpinan tergantung pada situasi dimana pemimpin itu berada pada kepribadian pemimpin sendiri. Fieldler (1967, 1974) mengajukan teori Kontingen, menyampaikan situasi kepemimpinan digolongkan dalam 3 dimensi :

1. hubungan pemimpin-anggota, yaitu pemimpin akan mempunyai lebih banyak kekuasaaan dan pengaruh, apabila ia dapat menjalin hubungan yang baik dengan anggota-anggota;

2. struktur tugas: penugasan terstruktur baik, jelas, eksplisit, terprogram, akan memungkinkan pemimpin lebih berpengaruh daripada penugasan itu kabur, tidak jelas, dan tidak terstruktur.

3. Posisi kekuasaan: pemimpin akan mempunyai kekuasaan dan pengaruh lebih banyak apabila posisinya atau kedudukannya memperkenankan ia memberi ganjaran, hukuman, mengangkat dan memecat daripada ia tidak memeliki kedudukan seperti itu.

4. Pendekatan Funsgional Kepemimpinan

Pendekatan ini bersifat fungsional dan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin pada tim/kelompoknya. Nah, agat ini berjalan efektif ada dua fungsi utama yang harus dilakukan seorang pemimpin yaitu :

1. Fungsi yang berkaitan dengan pemecahan masalah dan ini berarti pemimpin memberikan saran pemecahan masalah, menawarkan informasi dan pendapat kepada anggota tim.

2. Fungsi-fungsi pemeliharaan (Pemecahan masalah sosial). Ini memiliki arti bahwasanya pemimpin menyutujui dan memberikan apresiasi kepada anggota kelompok yang berprestasi agar kelompok termotivasi dan aktivitas kerja pun berjalan dengan optimal.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong