Teori Kepemimpinan dan Gaya kepemimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

04 October 2022 02:01:04 Dibaca : 7606

1. Teori Sifat 

Pada Teori Sifat atau Trait Theory ini, para ahli mengemukakan bahwa setiap pemimpin memiliki mental, fisik dan kepribadian tertentu yang sangat berbeda dengan mereka yang bukan pemimpin. Tidak seperti teori kepemimpinan yang sebelumnya, yaitu Teori Great-Man, yang mana banyak para ahli berpendapat seorang pemimpin adalah mereka yang terlahir dengan genetik kepemimpinan di dalam dirinya masing-masing, sehingga semua karakteristik kepemimpinan sudah melekat semenjak lahir. Nah, teori sifat atau trait theory ini mengabaikan faktor genetik kepemimpinan tersebut. Tidak hanya itu, teori sifat ini juga tidak begitu yakin bahwa seorang pemimpin dapat dibentuk atau dilatih.

 

2. Teori Gaya dan Perilaku 

Dalam teori gaya dan perilaku ini, kita bisa melihat bahwa kesuksesan dan keberhasilan yang diraih oleh seorang pemimpin semuanya tergantung dengan perilaku, sikap, dan karakteristik yang dirinya miliki. Dengan kata lain, keberhasilan kepemimpinan tergantung pada sikap dan perilaku pemimpin dalam memenuhi fungsi-fungsi kepemimpinannya. Seperti apa saja contohnya? Misalnya, kita perlu melihat bagaimana cara seorang pemimpin mengambil keputusan dengan tepat, bagaimana cara seorang pemimpin memotivasi karyawannya, bagaimana cara pemimpin tersebut memberikan perintah atau instruksi, berkomunikasi dengan sesama pemimpin maupun dengan seluruh anggota timnya.

3. Teori Kepemimpinan Situasional 

Teori Kepemimpinan Situasional ini merekomendasikan kepada kita bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang paling tepat dalam kehidupan ini. Dalam hal ini, gaya kepemimpinan yang perlu kita terapkan tergantung dengan suatu keadaan tertentu. Teori Kepemimpinan Situasional menyampaikan kepada kita bahwa gaya kepemimpinan yang tepat itu bergantung pada faktor-faktor tertentu seperti, kualitas dan situasi para pengikut kita (anggota tim).

4. Teori Orang Hebat 

seorang pemimpin yang hebat adalah mereka yang memang terlahir sebagai pemimpin hebat, bukan mereka yang dibentuk menjadi pemimpin hebat. Pernyataan ini menggunakan “Teori Orang Hebat atau Great-Man Theory”, yang mana usaha orang-orang di zaman dahulu kala dalam pencarian sifat-sifat umum terhadap kepemimpinan membawa mereka kepada kesimpulan bahwa pemimpin yang hebat adalah orang-orang hebat yang dilahirkan ke dunia, bukan orang-orang hebat yang dibentuk menjadi pemimpin hebat.

5. Teori Transaksional 

teori kepemimpinan yang hadir pada akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an. Dalam teori kepemimpinan ini, baik seorang pemimpin dan pengikut terlibat dalam praktik yang memungkinkan adanya pertukaran antara pengikut dan pemimpin. Dengan kata lain, teori ini digambarkan sebagai suatu asosiasi yang melibatkan pemimpin dan pengikut terjadi karena adanya serangkaian perjanjian antara pemimpin tersebut dengan para pengikutnya.

6. Teori Transformasional 

Kepemimpinan transformasional adalah sebuah teori yang relevan dengan kehidupan modern saat ini. Dalam hal ini, teori kepemimpinan transformasional mencakup dua elemen yang sangat penting. Apa sajakah elemen tersebut? Kedua elemen yang dimaksud adalah relasional dan hal-hal yang berurusan dengan perubahan riil. Teori kepemimpinan ini terjadi ketika satu orang atau sekelompok orang berhubungan dengan orang banyak dengan upaya untuk mengangkat posisi atau pencapaian para pemimpin dan pengikut (anggota tim). Dengan kata lain, antara pemimpin dan pengikut saling mengangkat pencapaian mereka sampai kepada tingkat motivasi dan moralitas (semangat) yang lebih tinggi.

Gaya kepemimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

KH. Abdurrahman Wahid adalah seorang pemimpin Kharismatik - Transformasional. Pola transformasional yang muncul ini berdasarkankebijakan Gus Dur yang cukup visioner, seperti pembubaran DepartemenPenerangan dan Departemen Sosial, membuka hubungan dagang dengan Israel,Pemisahan TNI-POLRI, seringnya melakukan reshuffle kabinet, mengeluarkanDekrit Presiden, seringnya melakukan kunjungan ke luar negeri, serta seringnyakonflik Internal PKB. Meskipun Gus Dur dalam mengambil kebijakan tersebutcenderung mengandalkan sikap kharismatik yang dimilikinya, namun Gus Dur tidak pernah melakukan tekanan serta ancaman dengan menggunakan kekerasan ataukekuatan militer.Kelemahan dari gaya kepemimpinan Abdurahman Wahid ini adalah karenasikapnya yang terlalu berani (courage) serta kemauan kuatnya (passion) dalammemutuskan kebijakan yang dalam perspektifnya dianggap paling benar.

Gaya kepemimpinan kharismatik transformasional Gus Dur lebih mengarah pada pembenaran pribadi yang kuat oleh Gus Dur sehingga menjadi egoisme politikyang kemudian mengarah pada kebijakan yang kontroversial. Kharisma yangdimiliki GusDur justru tidak dapat menjadi motivasi bagi para bawahanya untuk melaksanakan tugas.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong