Ergonomi Lingkungan

22 February 2024 10:32:40 Dibaca : 88

Ergonomi lingkungan memperkenalkan konsep interaksi manusia dengan faktor lingkungan fisik, dengan menyoroti elemen-elemen kunci seperti suhu, kebisingan, getaran, pencahayaan, dan tekanan udara. Ergonomi lingkungan bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja dan kesejahteraan manusia, terutama dalam lingkungan fisik yang menantang atau ekstrem. Dengan memahami bagaimana manusia merespons rangsangan lingkungan tersebut, para peneliti dan praktisi dapat merancang lingkungan yang meningkatkan kenyamanan dan efisiensi, serta meningkatkan kinerja dan kepuasan manusia.

Manusia bukanlah penerima pasif dari rangsangan lingkungan, sebaliknya, mereka secara aktif beradaptasi dan merespons lingkungan sekitar. Misalnya, ketika terpapar panas, tubuh merespons dengan memproduksi keringat untuk menurunkan suhu tubuh. Hal ini menyoroti sifat dinamis dari interaksi manusia dengan lingkungan dan pentingnya mempertimbangkan respons manusia dalam desain dan manajemen lingkungan. Memahami respons ini dapat membantu dalam menciptakan lingkungan yang mendukung produktivitas, kenyamanan, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Metode - metode yang digunakan untuk menilai respons manusia terhadap lingkungan, seperti kuesioner khusus, skala penilaian subjektif, pemodelan, dan observasi perilaku. Setiap metode memiliki kelebihan dan keterbatasan, dengan pengukuran objektif memberikan data yang lebih dapat diandalkan namun berpotensi mengganggu, sementara pengukuran subjektif mungkin kurang objektif tetapi lebih mudah dilaksanakan. Dengan menggunakan metode ini, para peneliti dapat memperoleh wawasan berharga tentang bagaimana manusia mempersepsikan dan berinteraksi dengan lingkungannya, yang pada akhirnya dapat mengarah pada pengembangan lingkungan yang lebih ergonomis dan ramah pengguna.

Contoh lain dari respons manusia terhadap lingkungan adalah reaksi terhadap kebisingan. Ketika seseorang berada di lingkungan yang sangat bising, seperti di dekat mesin industri yang berisik, tubuh manusia dapat merespons dengan meningkatkan tingkat stres. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan tingkat hormon stres dalam tubuh. Subjektif, seseorang mungkin merasa kesulitan berkonsentrasi, merasa tidak nyaman, atau bahkan stres secara emosional.

Sebaliknya, ketika seseorang berada di lingkungan yang tenang dan hening, tubuhnya dapat merespons dengan merasa lebih rileks dan tenteram. Hal ini dapat mengurangi tingkat stres dan meningkatkan konsentrasi dan kenyamanan secara keseluruhan. Respons ini menunjukkan bagaimana lingkungan yang tenang dan hening dapat memberikan dampak positif pada kesejahteraan dan kinerja manusia.

Dasar Ergonomi Industri

22 February 2024 10:08:45 Dibaca : 128

Ergonomi industri merupakan aspek penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang optimal bagi kesehatan dan kenyamanan manusia. Sejak dikenal luas pada tahun 1969, ergonomi telah menjadi mata kuliah yang diajarkan di berbagai jurusan, mulai dari kesehatan masyarakat hingga teknik industri. Studi ini bertujuan untuk memahami interaksi antara manusia dan elemen-elemen lingkungan kerja, termasuk peralatan dan mesin, dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja serta mengurangi risiko cedera dan kelelahan akibat pekerjaan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ergonomi, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, nyaman, dan efisien bagi karyawan.

Salah satu contoh penerapan ergonomi dalam pengembangan teknologi militer adalah dalam desain Armor yang melindungi pasukan dari berbagai ancaman. Armor yang dirancang dengan prinsip ergonomi tidak hanya memberikan perlindungan yang baik, tetapi juga mempertimbangkan kenyamanan dan kemampuan gerak pasukan. Prinsip-prinsip ergonomi juga digunakan dalam pengembangan peralatan militer lainnya, seperti kantong dan tempat baterai yang dirancang untuk mempermudah akses pasukan terhadap amunisi dan peralatan tambahan lainnya, sehingga memungkinkan pasukan untuk tetap bergerak dengan efisien dalam situasi yang berat.

Dalam praktikum ergonomi industri, berbagai peralatan seperti stopwatch, light meter, sound level meter, termometer, Hans grip, treadmill, dan sepeda statis digunakan untuk membantu mengukur dan menganalisis kondisi kerja. Data yang diperoleh dari peralatan tersebut membantu dalam mengevaluasi aspek-aspek ergonomi fisik, kognitif, sosial, dan organisasi, sehingga dapat diidentifikasi dan diperbaiki potensi risiko cedera atau ketidaknyamanan bagi pekerja. Dengan demikian, praktikum ini memberikan pengalaman langsung dalam menerapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam lingkungan kerja sehari-hari.   

Salah satu contoh penerapan ergonomi dalam industri adalah desain kursi kantor. Sebuah kursi kantor yang dirancang dengan prinsip ergonomi akan memiliki fitur-fitur yang mendukung kesehatan dan kenyamanan pengguna. Fitur-fitur tersebut mungkin termasuk penyesuaian ketinggian kursi, penyangga untuk punggung yang dapat disesuaikan, sandaran kepala yang dapat disesuaikan, serta bantalan yang nyaman untuk duduk. Dengan menggunakan kursi kantor yang dirancang secara ergonomis, karyawan dapat mengurangi risiko cedera punggung dan leher serta meningkatkan kenyamanan dan produktivitas saat bekerja.

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ERGONOMI

13 September 2022 23:03:02 Dibaca : 14

PENGERTIAN ERGONOMI

       Istilah ergonomi berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu “ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas, ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja.

       Ergonomi adalah keilmuan yang memberikan perhatian kepada “fit” antara manusia dengan pekerjaannya. Ergonomi meletakkan manusia sebagai hal yang pertama dengan memperhatikan kemampuan dan keterbatasannya. Ergonomi bertujuan untuk memastikan bahwa tugas, peralatan, informasi dan lingkungan sesuai dengan setiap pekerja. (HSE,2007)

      Ergonomi diperkenalkan di Indonesia beberapa dekade yang lalu oleh para akademisi dan universitas, industri dan pemerintah. Selanjutnya, gerakan ergonomi berasal dari para akademisi dari luar negeri yang bekerja di beberapa universitas di Indonesia.

SEJARAH ERGONOMI

Masa Purba       

      Pada zaman dahulu, manusia masih hidup dalam lingkungan alam yang masih sangat asli di mana kehidupan manusia sangat tergantung pada kegiatan dan kreatifitas tangannya. Alat-alat, perlengkapan-perlengkapan, perkakas atau rumah-rumah sederhana, dibuat hanya sekedar untuk mengurangi ganasnya alam pada saat itu. Perubahan waktu walaupun terjadi secara perlahan, namun telah merubah gaya hidup manusia dari keadaan primitif menjadi manusia yang berbudaya dengan berbagai macam tantangan dan tuntutan. Kejadian ini antara lain terlihat pada perubahan rancangan peralatan yang dipakai, yaitu mulai dari batu yang tidak berbentuk menjadi batu dengan bentuk dan fungsi spesifik seperti misalnya batu diruncingkan menjadi pisau.

Masa Revolusi Industri     

     Sebetulnya, disiplin ilmu ergonomi mulai dicetuskan secara formal pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang berkenaan dengannya, telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya. Beberapa kejadian penting pada dekade sebelumnya yang berkaitan dengan perkembangan ergonomi dapat secara sederhana diilustrasikan pada penjelasan di bawah.

      Thackrah (Inggris, 1831) adalah seorang dokter dari Inggris yang meneruskan pekerjaan dari seorang Italia bernama Ramazzini, dalam serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja yang tidak nyaman dan dirasakan oleh para pekerja. Thackrah mengamati postur tubuh pekerja pada saat pekerja sebagai bagian dari masalah kesehatan yang menjadi perhatiannya. Pada saat itu, ia mengamati seorang pejahit yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi serta meja yang kurang sesuai secara antropometris, serta pencahayaan yang tidak baik, sehingga mengakibatkan membungkuknya bada sehingga mengakibatkan keluhan pada pinggang dan terjadi iritasi pada indra penglihatan pekerja tersebut.

       Perkembangan selanjutnya, Gilbreth (Amerika, 1911) mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam hal ini lebih mendetail dalam hal analisis gerakan. Motion study yang diterbitkan pada tahun 1911 menunjukkan bagaimana postur membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem meja yang dapat diatur secara turun-naik sesuai dengan dimensi antropometri penggunanya (adjustable).

Sejarah Ergonomi Masa Perang Dunia       

        Sebetulnya, di Amerika Serikat, disipilin ilmu ergonomi atau dikenal sebagai human factors, secara umum dianggap berasal selama Perang Dunia II (Wickens & Hollands, 2000), meskipun kemajuan yang memberikan kontribusi untuk pembetukannya dapat ditelusuri pada pergantian abad 20. Sebelum perang dunia II, fokusnya adalah bagaimana merancang manusia agar sesuai dengan mesin yang digunakannya melalui trial and error (designing the human to fit the machine), bukannya merancang mesin agar sesuai dengan manusia. Hal ini dapat ditemukan dalam karya Frederick Taylor (1989) tentang seleksi, pelatihan, jadwal kerja-istirahat, dan studi gerakan&waktu pada pekerja industri

        Banyak kemajuan ergonomi yang berasal dari kebutuhan militer. Dengan dimulainya perang dunia 1, konflik pertama untuk menggunakan pesawat yang baru diciptakan dalam pertempuran, timbul kebutuhan untuk metode yang tepat dalam memilih dan melatih pilot berkualitas. Hal ini mendorong pengembangan psikologi penerbangan dan dimulainya penelitian tentang aeromedical. Meskipun kemajuan telah dibuat waktu itu, Meister (1999) menyatakan bahwa dorongan atau motivasi mengembangkan disiplin ilmu ergonomi tidak dapat terpenuhi, karena kurangnya “krisis teknologi dan personil seperti yang terjadi pada Perang Dunia II”.

     Tahun 1960-an, disiplin ilmu ergonomi terus tumbuh dan berkembang di berbagai belahan dunia. Lebih dari itu, disiplin keilmuan ergonomi diperluan ke bidang-bidang lain, termasuk perangkat keras komputer (1960-an), perangkat lunak komputer (tahun 1970-an), pembangkit listrik tenaga nuklir dan sistem persenjataan (1980-an), makroergonomik, internet & otomatisasi (1990-an), dan teknologi adaptif (2000-an). Bidang ergonomik yang baru pun bermunculan seperti neuro-ergonomics dan nano-ergonomics. Dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang-bidang seperti bioteknologi dan nanoteknologi adalah suatu hal yang menarik untuk diikuti dan dipelajari tentang apa yang baru ditemukan tersebut akankah mengharuskan untuk menerapkan ergonomi sebagai solusi terbaik.

Referensi

Tarwaka. (2010). Ergonomi Indusri. Surakarta: Harapan Press.

Visi dan pandangan tentang cita-cita kedepan saya

04 August 2021 10:58:58 Dibaca : 19

VISI

Membahagiakan dan membanggakan kedua orang tua saya dengan usaha saya sendiri

Pandangan saya tentang cita-cita kedepan saya

Cita-cita saya tidaklah mudah dan cepat untuk mencapainya, saat ini dan sampai hari dimana saya sudah dekat dengan cita-cita saya, saya akan belajar, berdoa dan berusaha untuk mencapainya.

 

Sejarah Fakulitas Teknik

04 August 2021 10:05:53 Dibaca : 27

Pada awalnya sesuai SK Mendiknas No. 140/0/2001 Tanggal 5 September 2001 Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, merupakan Fakultas yang mempunyai hak dan kewenangan menyelenggarakan pendidikan Diploma Tiga (D-III) Non Keguruan atau Non Kependidikan. Pada Tahun Akademik 2000-2001, dibuka beberapa Program Studi di bidang Teknik yang berada di bawah naungan Program Diploma STKIP Gorontalo dengan Koordinator Prof. Dr. Yasin Tuloli, M. Pd. Program Studi yang menjadi cikal bakal lahirnya Fakultas Teknik tersebut sesuai SK Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI Tanggal : 18 Agustus tahun 2000; adalah :1) No. 275/DIKTI/Kep/2000 Program Studi D-1 Kriya Kain; 2) No. 278/DIKTI/Kep/2000 Program Studi D3 Teknik Sipil, 3) No. 279/DIKTI/Kep/2000 Program Studi D3Teknik Elektro; dan 4) No. 281/DIKTI/Kep/2000 Program Studi D3 Manajemen Informatika. Perjuangan dan tekad lembaga dalam upaya Alih Status STKIP menjadi IKIP Negeri Gorontalo terealisasi dengan diresmikannya IKIP Negeri Gorontalo pada tahun 2001. Sebagai konsekwensinya adalah perubahan perangkat organisasi. Jurusan pada masa STKIP menjadi Fakultas. Salah satu Fakultas tersebut adalah Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan yang terdiri dari Jurusan Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Informatika dan Teknik Kriya dengan jenjang pendidikan Diploma Tiga (D3). Pada tahun akademik 2003/2004 FPTK menambah Program Studi baru yaitu D3 Teknik Arsitektur. Pada tahun akademik 2004/2005, terlahir Program Studi D3 Teknik Industri. Seiring dengan percepatan proses peralihan status IKIP ke Universitas, FPTK menjadi salah satu primadona dilihat dari segi Non Kependidikannya. Karena salah satu syarat Perguruan Tinggi berbentuk IKIP bisa berubah status menjadi Universitas adalah harus tersedianya Program Studi Non Kependidikan. Mulai tahun akademik 2005/2006, sesuai OTK UNG, FPTK berubah menjadi Fakultas Teknik. 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong