TUGAS MENGGAMBAR TEKNIK (Proyeksi Aksonometri, Proyeksi Miring, Proyeksi Perspektif, dan Ilustrasi Industri)
Nama : Siti Nurul Farhani Saleh
NIM : 561422022
Prodi : S1 Teknik Industri
Kelas : A
Mata Kuliah : Menggambar Teknik
A. Proyeksi Aksonometri
Proyeksi Aksonometri adalah proyeksi menggambar benda dengan ketentuan sudut proyeksi dan skala pemendekan yang telah ditetapkan meliputi proyeksi isometri, dimetri dan trimetri. Gambar yang disajikan dalam proyeksi ortogonal hanya dapat dilihat dari satu pandangan saja, seperti yang dilihat pada gambar di bawah (gambar a). jika benda tiga dimensi dimiringkan maka akan terlihat tiga muka secara bersamaan, gambar yang demikian akan menyerupai bentuk aslinya (lihat gambar b). Gambar yang dapat dilihat tiga muka disebut gambar aksonometri. Tiga bentuk gambar aksonometri adalah isometri, dimetri dan trimetri.
Proyeksi aksonometri ada tiga bentuk, yaitu gambar isometri, dimetri dan Trimetri.
1) IsometriProyeksi isometri adalah salah satu jenis proyeksi yang secara akurat menampilkan objek dalam gambar dengan panjang sumbu yang menggambarkan ukuran objek sebenarnya.
- Ciri pada sumbunya :
- Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30 derejat terhadap garis mendatar- Sudut antara sumbu yang satu dengan sumbu lainnya 120 derajat
- Ciri pada ukurannya :
Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang digambarnya.
2) DimetriProyeksi dimetri adalah perbaikan dan penyempurnaan dari proyeksi isometri di mana garis yang tumpang tindih menjadi tidak terlihat dalam proyeksi isometri.
- Ciri pada sumbunya :
Pada sumbu X mempunyai sudut 10 derejat, sedangkan pada sumbu Y mempunyaisudut 40 derejat.
- Ciri pada ukurannya :
Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1:1, dan skala pada sumbu y=1:2,sedangkan pada sumbu z = 1:1
3) TrimetriProyeksi trimetri adalah proyeksi dengan skala pendekatan tiga sisi dan tiga sudut tidak sama. Proyeksi trimetri merupakan proyeksi yang berpatokan kepada besarnya sudut antara sumbu-sumbu (x,y,z) dan panjang garis sumbu - sumbu tersebut. -dan merupakan modifikasi lebih jauh lagi dari proyeksi Isometri.
Ukuran panjang, lebar dan tingginya ketiganya disesuaikan. Biasanya menggunakan perbandingan 10:9:5 atau 6:5:4. Dalam proyeksi Trimetri terdapat masing-masing tiga macam skala dan sudut kemiringan.
B. Proyeksi Miring (Oblique)
Proyeksi miring adalah proyeksi gambar dimana garis pada proyeksi tidak tegak lurus terhadap bidang proyeksi namun membentuk sudut miring. Permukaan depan objek pada gambar ditempatkan dengan bidang kerja proyeksi sehingga bentuk permukaan depan objek tergambar seperti sebenarnya. Apabila panjang objek pada proyeksi sama dengan panjang sebenarnya maka disebut proyeksi miring cavalier, sedangkan untuk panjang objek pada proyeksi yang diperpendek disebut dengan proyeksi miring cabinet. Gambar pada proyeksi miring memiliki basis sumbu 0, 45 dan 90 derajat.
Ada banyak jenis proyeksi miring, seperti proyeksi dimetri yang dibahas sebelumnya. Akan tetapi, merupakan hal yang umum untuk menemukan proyeksi dalam gambar teknik yang rasio sumbu x y dan z sama dengan proyeksi dimetri. Rasio sumbu x, y, dan z dalam proyeksi miring adalah 1: 1/2: 1. Perbedaannya adalah sudut antara sumbu x dan garis horizontal adalah 0 derajat, dan sudut antara sumbu x dan garis horizontal adalah 45 derajat.
CIRI-CIRI PROYEKSI MIRING
Untuk mengetahui apakah suatu gambar menggunakan proyeksi miring dalam teknik gambarnya, maka perlu dipelajari lebih lanjut tentang proyeksi miring lebih jauh. Untuk lebih detailnya, berikut ciri-ciri proyeksi miring:
1. Sumbu
Dalam proyeksi miring, sumbu membentuk banyak sudut. Pada proyeksi miring, sudut yang terbentuk antara sumbu x dan garis horizontal adalah 0 derajat (a = 0 derajat). Sedangkan sudut yang terbentuk antara sumbu y dan garis horizontal adalah 45 derajat.
2. Panjang Garis Sumbu
Pada proyeksi miring memiliki perbandingan garis sumbu x, y, dan z adalah 1:1/2:1. Artinya sama seperti proyeksi dimetri terdapat skala pemendekan pada sumbu y sementara untuk sumbu lain sesuai dengan ukuran yang terdapat pada obyek gambar.
Sebagai contoh pada obyek gambar ukuran sumbu x, y, dan z adalah 2:6:8maka ukuran pada gambar yaitu 2:3:8. Namun untuk tipe lain terdapat variasi perbandingan garis sumbu. Hal ini disesuaikan dengan sudut yang dibentuk pada sumbu y dengan garis horisontal serta kebutuhan dari pembuat gambar teknik.
C. Proyeksi Perspektif
Proyeksi perspektif adalah penggambaran pengubahan objek tiga dimensi menjadi objek dua dimensi, di mana setiap garis proyeksi menggambarkan lokasi yang jauh dan ukuran objek. Dalam tampilan perspektif, proyeksi diatur menurut panjang, lebar, dan kedalaman. Proyeksi perspektif ini dibuat karena kesalahan mata manusia saat memproyeksikan gambar. Gambar atau objek yang berukuran lebih besar perlu divisualisasikan ke dalam bentuk yang lebih kecil agar terlihat seperti gambar aslinya. Manfaat proyeksi perspektif adalah membuat gambar lebih mudah dipahami dan memberikan kesan tiga dimensi untuk gambar teknis. Proyeksi perspektif mengasumsikan bahwa mata atau tatapan manusia benar-benar bertemu pada titik yang sama. Misalnya, gambar yang terlihat seperti kereta bertemu di bagian ujung.
Macam-macam proyeksi perspektif Dalam gambar teknik, yaitu :
1. Perspektif Satu Titik Hilang (one point perspective)
Sistem perspektif ini digunakan untuk menggambar obyek (benda) yang terletak relatif dekat dengan mata. Karena letak obyek yang cukup dekat, akibatnya mata memiliki sudut pandang yang sempit, sehingga garis-garis batas benda akan menuju satu titik lenyap saja, kecuali bila sejajar dengan horizon dan tegak lurus terhadapnya. Gambar yang demikian sering disebut dengan paralel perspective sebab banyak menggunakan garis-garis bantu yang sejajar horizon dan vertikal. Perspektif satu titik hilang merupakan cara menggambar perspektif yang paling mudah, karena keseluruhan objek pada bidang gambar dapat diukur dengan skala. Walaupun cara ini yang termudah, gambar perspektif satu titik hilang dapat terlihat alami namun juga sangat mudah terdistorsi. Konstruksi perspektif satu titik hilang didasari oleh kenyataan bahwa garis vertikal digambarkan secara vertikal, garis horisontal digambarkan secara horisontal, dan hanya garis-garis yang menunjukkan kedalaman perspektif yang bertemu pada satu titik hilang (kecuali garis-garis melintang yang memiliki sudut selain 0 derajad dan 90 derajad terhadap garis normal/cakrawala). Perspektif satu titik hilang menggambarkan sebuah objek dengan satu titik pedoman yang menghubungkan dengan bidang gambar. Metode ini menggunakan hanya satu titik hilang di mana semua garis perspektif tersebut akan tertuju, serta satu titik ukur yang berperan pula sebagai titik diagonal.
2. Perspektif Dua Titik Hilang (two point perspective)
Sistem gambar ini digunakan untuk menggambarkan benda-benda yang letaknya relatif jauh dan letaknya tidak sejajar (serong) terhadap mata pengamat. Karena posisi pengamat jauh dengan obyek maka sudut pandang mata melebar, akibatnya garis-garis batas benda akan menuju titik lenyap sebelah kiri dan kanan. Gambar ini banyak digunakan untuk desain eksterior. Perspektif dua titik hilang menggambarkan objek dengan menggunakan dua titik hilang yang terletak berjauhan di sebelah kanan dan kiri pada garis cakrawala. Perspektif dua titik hilang memberikan kesempatan untuk menggambarkan sudut terdekat atau terjauh dari sebuah objek atau ruangan. Dalam perspektif dua titik hilang, sudut ruangan atau tepi sebuah objek digambar terlebih dahulu dan dapat digunakan sebagai skala secara horisontal dan vertikal, untuk kemudian ditarik garis dari titik hilang. Seperti dalam perspektif satu titik hilang, garis cakrawala digambarkan secara horisontal dan ditentukan oleh tinggi mata pengamat. Berbeda dari garis cakrawala dan elemen-elemen yang terletak di garis cakrawala, tidak ada garis horisontal yang ditemukan pada perspektif dua titik hilang – kecuali pada objek-objek yang memiliki kemiringan 45 derajad, semua garis yang secara nyata terlihat sejajar horisontal akan terlihat miring menuju ke dua titik hilang. Hanya ada satu garis horisontal dan vertikal yang digunakan sebagai skala pengukuran, yaitu garis horisontal dan vertikal pada sudut terdekat atau terjauh dari objek tersebut (dianjurkan menggunakan garis pada sudut terjauh dari objek tersebut). Perspektif dua titik hilang sangat sulit untuk digambar secara terukur. Bagaimanapun, perspektif dua titik hilang menampilkan gambar yang terlihat lebih alami dengan sedikit distorsi dibanding metode perspektif yang lainnya.
3. Perspektif Tiga Titik Hilang (three point perspective)
Gambar perspektif ini muncul akibat benda/obyek yang diamati jauh di bawah atau ke atas horizon. Oleh karenanya sudut pandang mata melebar ke segala arah. Perspektif ini banyak digunakan untuk menggambar arsitektur bangunan yang serba tinggi. Perspektif tiga titik hilang sangat tidak biasa untuk digunakan pada ilustrasi atau presentasi desain interior. Secara umum, perspektif tiga titik hilang terbentuk dari dua titik hilang yang terletak di garis cakrawala dan satu titik hilang tambahan yang terletak di atas atau di bawah garis cakrawala, segaris lurus secara vertikal dengan titik diagonal, sehingga bila ditarik garis berurutan dari ketiga titik hilang tersebut akan membentuk segitiga sama sisi, yaitu segitiga yang memiliki sudut yang sama, yaitu 60 derajat. Perspektif 3 titik hilang Penggunaan metode tiga titik hilang dapat menyebabkan distorsi yang berlebihan karena hampir semua garis tertuju pada titik hilang-titik hilang. Ini berarti dalam menggambarkan perspektif tiga titik hilang membutuhkan kemampuan visualisasi yang sangat baik. Walaupun begitu, perspektif tiga titik hilang masih dapat diukur, yaitu dengan menggunakan titik diagonal yang berjumlah tiga buah yang terletak di antara ketiga titik hilang. Perspektif tiga titik hilang biasanya digunakan pada benda-benda arsitektural yang berukuran sangat besar, seperti gedung-gedung bertingkat. Hasil yang ditampilkan perspektif tiga titik hilang biasa disebut ‘penglihatan mata burung’ bila titik hilang berada di bawah garis cakrawala, dan ‘penglihatan mata semut’ atau ‘penglihatan mata kodok’ bila titik hilang berada di atas garis cakrawala.
D. Ilustrasi Industri
Ilustrasi sebagai seni aplikasi adalah sebuah bidang yang tidak berdiri sendiri, selalu terkait dengan industri lain yang membutuhkannya. Ketika ia mencoba untuk berdiri sendiri, ia akan masuk ke ranah seni rupa murni (fine art). Dan seni rupa murni memiliki dunianya sendiri, dengan distribusi dan pasar yang berlangsung di dalam galeri-galeri seni. Hal ini sepertinya agak kurang disadari oleh para pelakunya sendiri. Dalam konteks ini, pada dasarnya ada dua garis besar tipe artis. Pertama, artis yang sangat lihai dalam merespon sebuah project brief sebagai titik mulai dan mencari solusi visual yang tak terduga. Inilah yang sering disebut sebagai ilustrator. Kedua, artis yang cenderung merasa kebebasannya terkekang jika diberikan brief dan merasa lebih nyaman untuk bisa memulai sebuah karya dari titik mulai mana pun yang ia pilih sendiri. Mereka ini biasanya disebut sebagai seniman murni (fine artist). Berkarya untuk seni itu sendiri (for the sake of art) dan bukan untuk hal lain.
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong