SEJARAH TEKNIK INDUSTRI

Teknik Industri adalah disiplin ilmu yang fokus pada optimalisasi sistem produksi dan proses kerja untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Sejarahnya bisa ditelusuri melalui beberapa periode penting:

1. Awal Revolusi Industri (Abad ke-18)

- Latar Belakang: Dimulai pada pertengahan abad ke-18, Revolusi Industri di Inggris menandai perubahan besar dari produksi manual ke produksi berbasis mesin.-

Pengaruh: Perkembangan teknologi seperti mesin uap memungkinkan produksi massal dan menciptakan kebutuhan untuk mengelola proses produksi dengan lebih efisien.2

. Perkembangan Awal Teknik Industri (Akhir Abad ke-19)

- Frederick Winslow Taylor: Pada akhir abad ke-19, Taylor memperkenalkan konsep manajemen ilmiah (Scientific Management), yang fokus pada peningkatan produktivitas melalui analisis kerja dan standar kerja.

- Henry Ford: Penerapan produksi massal dan lini perakitan oleh Henry Ford di awal abad ke-20 juga memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan teknik industri.

3. Setelah Perang Dunia II (Abad ke-20)

Pengembangan Sistem Produksi: Setelah Perang Dunia II, teknik industri semakin berkembang dengan munculnya konsep-konsep seperti Just-In-Time (JIT), Six Sigma, dan Lean Manufacturing, yang fokus pada pengurangan pemborosan dan peningkatan kualitas.

Komputerisasi: Penggunaan komputer dan teknologi informasi dalam manajemen dan produksi semakin memperluas cakupan teknik industri.

4. Era Modern

Globalisasi dan Teknologi: Saat ini, teknik industri melibatkan integrasi teknologi canggih seperti otomatisasi, data besar (big data), dan kecerdasan buatan untuk mengoptimalkan rantai pasok global dan proses bisnis.

Teknik industri kini menjadi bidang yang penting dalam berbagai sektor, termasuk manufaktur, logistik, kesehatan, dan layanan, dengan fokus pada peningkatan efisiensi, kualitas, dan keselamatan.

TOKOH" PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI SERTA KONTRIBUSINYA

Berikut adalah beberapa tokoh penting dalam sejarah perkembangan Teknik Industri beserta kontribusi mereka:

 

1. Frederick Winslow Taylor (1856–1915)

Kontribusi: Dikenal sebagai "Bapak Manajemen Ilmiah" (Scientific Management). Taylor mengembangkan metode kerja standar yang sistematis dan efisien melalui analisis waktu dan gerak (time and motion studies). Dia juga memperkenalkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah yang bertujuan meningkatkan produktivitas dengan mengoptimalkan cara kerja.

Karya Utama: Buku "The Principles of Scientific Management" (1911).

2. Henry Ford (1863–1947)

Kontribusi: Pionir dalam produksi massal dan penerapan lini perakitan (assembly line) di industri otomotif. Inovasi Ford dalam sistem produksi memungkinkan produksi mobil secara cepat dan efisien, menjadikannya lebih terjangkau bagi masyarakat umum.

Dampak: Model T yang diproduksi oleh Ford menjadi simbol revolusi industri kedua dengan pendekatan produksinya.

3. Frank Bunker Gilbreth (1868–1924) dan Lillian Moller Gilbreth (1878–1972)

Kontribusi: Pasangan ini adalah pelopor dalam studi gerakan dan kerja (motion study). Frank Gilbreth dikenal karena mengembangkan teknik analisis gerakan untuk mengurangi pemborosan dalam pekerjaan manual. Lillian Gilbreth, yang juga seorang psikolog industri, memperluas konsep ini dengan mempertimbangkan aspek psikologis dalam proses kerja.

Karya: Bersama-sama mereka menulis "Applied Motion Study" dan "Fatigue Study", yang menjadi dasar penting dalam teknik industri modern.

4. Elton Mayo (1880–1949)

Kontribusi: Dikenal karena eksperimen Hawthorne yang dilakukannya di Western Electric Company pada akhir 1920-an dan awal 1930-an. Penelitiannya menunjukkan bahwa faktor sosial dan psikologis memainkan peran penting dalam produktivitas pekerja. Ini menjadi dasar dari studi tentang perilaku organisasi dan manajemen sumber daya manusia dalam teknik industri.

Dampak: Kontribusinya membantu menggeser fokus manajemen dari hanya pada efisiensi mekanis ke pemahaman yang lebih holistik tentang lingkungan kerja.

5. Walter A. Shewhart (1891–1967)

Kontribusi: Bapak dari pengendalian kualitas statistik (Statistical Quality Control). Shewhart mengembangkan konsep kontrol proses statistik (Statistical Process Control - SPC) dan kartu kendali (control charts) yang digunakan untuk memantau variabilitas dalam proses produksi dan memastikan kualitas produk.

Pengaruh: Karyanya menjadi dasar bagi pengembangan metodologi Six Sigma dan konsep kualitas total (Total Quality Management - TQM).

6. Taiichi Ohno (1912–1990)

Kontribusi: Pengembang utama dari sistem produksi Toyota, yang dikenal sebagai Lean Manufacturing atau Just-In-Time (JIT). Ohno menciptakan konsep kanban dan kaizen, yang berfokus pada pengurangan pemborosan (muda) dan peningkatan berkelanjutan (continuous improvement).

Dampak: Sistem produksi Toyota telah menjadi standar global dalam manajemen produksi yang efisien dan fleksibel.

7.John Adam Smith (lahir di Kirkcaldy, Skotlandia, 5 Juni 1723 – meninggal di Edinburgh, Skotlandia, 17 Juli 1790 pada umur 67 tahun), adalah seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern. Karyanya yang terkenal adalah buku An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (disingkat The Wealth of Nations) adalah buku pertama yang menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta dasar-dasarperkembangan perdagangan bebas dankapitalisme.

8.Henry Laurence Gantt lahir di Calvert County, Maryland, Amerika Serikat. Gantt lulus dari Sekolah McDonogh tahun 1878 dan bekerja pada Johns Hopkins College sebagai guru teknik mesin dan juru gambar. Pada tahun 1887, ia bergabung dengan Frederick Winslow Taylor dalam memanfaatkan teori manajemen ilmiah di Midvale Steeldan Bethlehem Steel sampai tahun 1893.Tokoh lain yang berkontribusi pada teknik industriadalah Henry Gantt yang mengembangkan prosedur penjadwalan rencana kerja dengan menggunakan peta balok atau peta Gantt. 

Para tokoh ini telah memberikan kontribusi besar yang terus memengaruhi praktik dan teori dalam bidang Teknik Industri hingga saat ini.

 

 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong