ARSIP BULANAN : August 2024

Teknik industri adalah bidang rekayasa yang berfokus pada optimasi sistem,proses, atau organisasi yang mengintegrasikan manusia,mesin,bahan informasi,dan energi. Sejarah teknik industri berkembang dari beberapa bidang pengetahuan yang berbeda, termasuk manajemen ilmial, teknik mekanik, dan teknik manufaktur.

1. Awal Revolusi Industri (Abad ke-18)

Revolusi industri di inggris pada abad ke-18 membawa perubahan besar dalam produksi dan manufaktur. Peralihan dari produksi manual ke penggunaan mesin menyebabkan kebutuhan akan pengelolaan yang lebih efisien.

2.Pengembangan Teknik Industri (Abad ke-20)

Pada masa Perang Dunia II, teknik industri berkembang pesat dengan adanya kebutuhan untuk produksi massal barang-barang perang, yang melibatkan optimasi proses manufaktur, distribusi, dan logistik.

3. Pasca Perang Dunia II (1950-an hingga 1970-an)

Setelah Perang Dunia II, teknik industri berkembang lebih jauh dengan pengenalan teori keputusan, riset operasi, dan otomasi.

4.Teknologi dan Globalisasi (1980-an hingga Sekarang)

Dengan munculnya komputer dan teknologi informasi, teknik industri semakin mengintegrasikan sistem berbasis komputer dalam optimasi proses.

5.Era Digital dan Industri 4.0

Saat ini, Teknik Industri memasuki era baru yang dikenal sebagai Industri 4.0, yang ditandai dengan penggunaan teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan analitik data besar. Teknik Industri terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan kebutuhan industri global. Dari manajemen ilmiah hingga Industri 4.0, teknik industri telah menjadi fondasi penting dalam menciptakan sistem yang lebih efisien, produktif, dan berkelanjutan.

Tokoh-tokoh yang berkontribusi dalam sejarah teknik industri

• Frederick Winslow Taylor (1856-1915)

Kontribusi: Dikenal sebagai "Bapak Manajemen Ilmiah," Taylor memperkenalkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Ia mengembangkan metode studi waktu dan gerak serta sistem pengupahan berdasarkan kinerja.

• Frank Bunker Gilbreth (1868-1924) dan Lillian Moller Gilbreth (1878-1972)

Kontribusi: Pasangan suami istri ini dikenal sebagai pionir dalam studi gerak dan waktu (time and motion study). Mereka mempelajari cara-cara untuk mengurangi pemborosan gerakan dan waktu dalam pekerjaan, yang kemudian dikaitkan dengan ergonomi dan efisiensi kerja.

• Henry Ford (1863-1947)

Kontribusi: Meskipun dikenal sebagai pendiri perusahaan otomotif Ford, kontribusi terbesar Ford dalam teknik industri adalah pengembangan jalur perakitan (assembly line). Konsep ini memungkinkan produksi massal mobil dengan efisiensi tinggi dan biaya rendah, yang menjadi landasan bagi produksi massal modern.

• Harrington Emerson (1853-1931)

Kontribusi: Emerson adalah salah satu tokoh penting dalam pengembangan prinsip efisiensi dalam manajemen. Ia memperkenalkan konsep 12 Prinsip Efisiensi yang mendorong peningkatan produktivitas melalui perencanaan yang baik, pelatihan, dan pemanfaatan sumber daya secara optimal.

• Walter A. Shewhart (1891-1967)

Kontribusi: Shewhart adalah tokoh penting dalam pengembangan kontrol kualitas. Ia mengembangkan metode Shewhart Control Chart, alat penting dalam kontrol proses statistik (Statistical Process Control - SPC). Metode ini menjadi dasar dalam pendekatan kualitas di berbagai industri.

• W. Edwards Deming (1900-1993)

Kontribusi: Deming adalah salah satu tokoh utama dalam pengembangan konsep manajemen mutu total (Total Quality Management - TQM) dan mempopulerkan pendekatan untuk peningkatan kualitas melalui pengendalian statistik. Ia dikenal karena kontribusinya dalam meningkatkan kualitas industri Jepang pasca Perang Dunia II.

• Henry L. Gantt (1861-1919)

Kontribusi: Gantt adalah pencipta Gantt Chart, sebuah alat yang digunakan dalam manajemen proyek untuk perencanaan dan penjadwalan. Gantt Chart memungkinkan visualisasi yang lebih mudah tentang jadwal proyek, tugas, dan kemajuan, dan masih digunakan secara luas hingga saat ini.

• Elton Mayo (1880-1949)

Kontribusi: Mayo dikenal karena penelitiannya di Hawthorne Works, yang mengarah pada penemuan "Hawthorne Effect." Penelitiannya menyoroti pentingnya faktor sosial dan psikologis dalam produktivitas pekerja, yang kemudian menjadi dasar bagi studi perilaku organisasi dalam teknik industri.

• Taiichi Ohno (1912-1990)

Kontribusi: Ohno adalah insinyur Jepang yang dikenal sebagai bapak dari Toyota Production System (TPS), yang menjadi dasar bagi Lean Manufacturing. Ia mengembangkan konsep Just-In-Time (JIT) dan Kaizen (peningkatan terus-menerus), yang berfokus pada pengurangan limbah dan peningkatan efisiensi dalam proses produksi.

• Joseph M. Juran (1904-2008)

Kontribusi: Juran adalah salah satu tokoh utama dalam pengembangan manajemen kualitas. Ia memperkenalkan konsep Juran's Trilogy (Quality Planning, Quality Control, Quality Improvement) yang menjadi dasar bagi pendekatan sistematis dalam manajemen kualitas.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong