Pengertian & Sejarah Teknik Industri, Beserta Tokoh-Tokoh yang Berperan Dalam Dunia Teknik Industri
Teknik Industri
Secara singkat, teknik industri atau juga dikenal sebagai teknik rekayasa industri, adalah suatu bidang ilmu yang mencakup desain, perbaikan, dan penggunaan sistem integral yang terdiri dari manusia, bahan-bahan, informasi, peralatan, dan energi. Adapun beberapa penjelasan rinci dan lengkap tentang teknik industri:
1. Definisi Umum
Teknik industri adalah suatu teknik yang mencakup bidang desain, perbaikan, dan penggunaan sistem integral yang terdiri dari manusia, bahan-bahan, informasi, peralatan, dan energi. Hal ini digambarkan sebagai pengetahuan dan keterampilan yang spesifik pada matematika, fisika, dan ilmu-ilmu sosial bersama dengan prinsip dan metode dari analisis keteknikan dan desain untuk mengkhususkan, memprediksi, dan mengevaluasi hasil yang akan dicapai dari suatu system. (Source : https://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_industri)
2. Aspek Multidisiplin
Teknik industri tidak hanya bertumpu pada ilmu matematika dan fisika, tetapi juga ilmu sosial dan manajemen. Hal ini membuat teknik industri menjadi multidisiplin, memerlukan pengetahuan yang luas dalam berbagai bidang untuk mengoptimalkan kegiatan-kegiatan manusia yang terkait dengan strategi, produksi pabrik, serta desain optimal manajemen Perusahaan (Source : https://www.uph.edu/id/teknik-industri-keunggulan-jurusan-dan-prospek-karier/)
Adapun informasi lainnya yaitu teknik industri berfokus pada pengelolaan sistem integral yang melibatkan lima komponen utama: manusia, material, informasi, peralatan, dan energi. Aspek manusia mencakup pengelolaan sumber daya manusia dan ergonomi; material berfokus pada pengelolaan bahan dari pengadaan hingga pembuangan; informasi melibatkan pengumpulan dan distribusi data untuk pengambilan keputusan; peralatan terkait dengan pemilihan dan pemeliharaan mesin; dan energi mencakup penggunaan energi secara efisien. Selain itu, teknik industri melibatkan desain dan perbaikan sistem untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas melalui pendekatan multidisiplin, multiapproach, dan multidimensi, termasuk penerapan metode seperti Six Sigma, Lean Manufacturing, dan analisis sistem untuk merancang solusi yang efektif dan berkelanjutan.
Selain itu, peran teknik industri mencakup dua aspek utama: merancang dan meningkatkan kinerja. Seorang teknik industri memiliki kemampuan kreatif untuk menggabungkan pengetahuan dalam merancang sistem solusi yang efektif dan efisien, mencakup semua elemen sistem integral. Selain itu, mereka bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan menghilangkan pemborosan waktu, dana, material, dan energi melalui rekayasa proses dan sistem yang fokus pada peningkatan kualitas dan produktivitas.
Lulusan teknik industri memiliki prospek kerja yang luas berkat kombinasi pengetahuan teknik, ilmu sosial, dan manajemen yang mereka pelajari. Mereka dapat bekerja dalam berbagai posisi seperti market researcher, perencana dan pengelola sistem distribusi, manajemen sumber daya manusia, pengendalian kualitas dan produksi, konsultasi manajemen, brand manager, serta konsultasi sistem informasi. Dengan fokus pada desain, perbaikan, dan penggunaan sistem integral—yang melibatkan manusia, bahan-bahan, informasi, peralatan, dan energi—teknik industri memainkan peran penting dalam mengoptimalkan kegiatan manusia di berbagai sektor industri.
Sejarah Teknik Industri
Sejarah teknik industri mencerminkan perjalanan panjang dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan manajemen. Pada awal mula, selama Revolusi Industri di Inggris (1750-an), teknik industri mulai berkembang dengan perubahan signifikan dalam proses manufaktur dan kemajuan teknologi seperti mesin pintal oleh James Hargreaves (1765), water frame oleh Richard Arkright (1769), dan mesin uap oleh James Watt. Penemuan penting lainnya termasuk pesawat telegram oleh Samuel Morse (1840) dan lampu listrik oleh Thomas Alva Edison (1880).
Dalam pengembangan konsep antara 1776 hingga 1848, Adam Smith melalui bukunya "The Wealth of Nations" (1776) menekankan spesialisasi untuk meningkatkan efisiensi tenaga kerja. Selain itu Charles Babbage dalam "On Economy of Machinery and Manufacture" (1832) mengusulkan pembagian kerja untuk produktivitas yang lebih tinggi. Dan Henry Towne, melalui artikelnya "The Engineers As Economist" (1886), menyoroti pentingnya mempertimbangkan profitabilitas dalam keputusan insinyur, menunjukkan integrasi ilmu ekonomi dalam teknik industri.
Program studi teknik industri resmi dimulai pada tahun 1908 di Pennsylvania State University dengan Prof. Hugo Diemer sebagai kepala program, dan kurikulum berkembang dengan buku-buku standar seperti "Principles of Industrial Organization" oleh Prof. Dexter Kimball pada tahun 1913, serta dukungan dari organisasi seperti American Society of Mechanical Engineers (ASME) dan The Efficiency Society. Perkembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1915 dengan pembentukan The Taylor Society dari gabungan The Efficiency Society dan The Society to Promote The Science of Management, dengan Frederick Winslow Taylor sebagai tokoh utama.
Pada tahun 1966-1967, pendidikan teknik industri semakin berkembang dengan penambahan mata kuliah berbasis teknik industri. Di Indonesia, pendidikan teknik industri dimulai pada 1 Januari 1971 di Institut Teknologi Bandung (ITB), menandai pentingnya bidang ini dalam pendidikan tinggi di negara tersebut.
Tokoh-Tokoh Teknik Industri
1. Frederick Winslow Taylor
Frederick Winslow Taylor dikenal sebagai "Bapak Teknik Industri" karena kontribusinya dalam mengembangkan prinsip manajemen ilmiah. Karyanya, terutama buku "The Principles of Scientific Management" (1911), memperkenalkan pendekatan sistematis untuk meningkatkan efisiensi kerja melalui pengukuran dan analisis. Ia memperkenalkan konsep-konsep seperti studi waktu, standarisasi metode kerja, dan pemilihan pekerja berdasarkan kemampuan. Taylor juga menekankan pentingnya pembagian kerja yang efisien dan perencanaan yang matang untuk meningkatkan produktivitas.
2. Henry Ford
Henry Ford adalah pelopor dalam metode produksi massal, terutama melalui pengenalan lini perakitan di pabriknya. Metode ini, yang dikenal sebagai sistem produksi Ford, memungkinkan perakitan kendaraan dengan kecepatan dan biaya yang jauh lebih rendah. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi tetapi juga mengubah cara perusahaan manufaktur beroperasi secara keseluruhan, memungkinkan produk konsumen seperti mobil menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat luas.
3. Frank Gillbreth
Bersama istrinya Lillian, Frank Gilbreth mengembangkan studi waktu dan gerakan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Mereka memperkenalkan "Therbligs," yang merupakan elemen dasar dari gerakan manusia dalam proses kerja, dan membantu dalam analisis dan perbaikan metode kerja. Gilbreth juga berfokus pada pengurangan pemborosan gerakan dan perbaikan prosedur kerja, yang berkontribusi pada pengembangan teknik manajemen yang lebih efisien.
4. Lillian Gilbreth
Lillian Gilbreth, sebagai seorang psikolog industri, berfokus pada aspek manusia dari pekerjaan dan ergonomi. Ia menekankan pentingnya desain kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan keterampilan pekerja serta pengembangan metode kerja yang mengurangi kelelahan dan meningkatkan kenyamanan. Karyanya membantu mengintegrasikan prinsip-prinsip psikologi dengan teknik industri untuk menciptakan sistem kerja yang lebih manusiawi dan efisien.
5. William Edwards Deming
Deming adalah tokoh kunci dalam pengembangan Total Quality Management (TQM) dan Statistical Process Control (SPC). Ia memperkenalkan prinsip-prinsip kualitas yang berfokus pada perbaikan berkelanjutan dan pengendalian proses menggunakan statistik. Metodenya, yang dikenal sebagai "Siklus Deming" (Plan-Do-Check-Act), mempengaruhi cara banyak perusahaan mengelola kualitas dan meningkatkan produk dan layanan mereka secara konsisten.
6. Joseph Moses Juran
Juran dikenal karena kontribusinya dalam manajemen kualitas dan perencanaan kualitas. Buku "Quality Control Handbook" yang ditulisnya adalah referensi penting dalam pengelolaan kualitas. Juran memperkenalkan konsep-konsep seperti "Juran's Trilogy" (perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, dan perbaikan kualitas), yang membantu perusahaan dalam mengelola dan meningkatkan kualitas produk mereka secara sistematis.
7. Peter Drucker
Drucker adalah seorang pemikir terkemuka dalam manajemen modern. Ia memperkenalkan berbagai konsep manajerial seperti manajemen berbasis hasil dan inovasi. Karyanya dalam perencanaan strategis dan efektivitas organisasi membantu perusahaan dalam menyusun strategi yang efektif dan mengelola sumber daya mereka dengan lebih baik. Drucker juga dikenal karena ide-idenya tentang manajemen yang berfokus pada tujuan dan hasil.
8. Eli Whitney
Whitney dikenal karena pengenalan sistem produksi dengan bagian-bagian yang dapat dipertukarkan, yang revolusioner dalam industri senjata. Sistem ini memungkinkan bagian-bagian senjata untuk dibuat secara massal dan diganti dengan mudah, mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi produksi. Konsep ini menjadi dasar bagi banyak teknik manufaktur modern dan mempengaruhi cara barang diproduksi dalam berbagai industri.
9. Henry Towne
Towne dalam artikelnya "The Engineer as Economist" (1886) menekankan pentingnya mempertimbangkan aspek ekonomi dalam keputusan teknik. Ia berpendapat bahwa insinyur harus memperhatikan faktor-faktor ekonomi seperti biaya dan keuntungan dalam perencanaan dan pengelolaan proyek, menekankan integrasi prinsip-prinsip ekonomi dalam teknik industri.
10. Charles Babbage
Babbage dikenal sebagai "bapak komputer" karena desainnya untuk mesin analitik, salah satu konsep awal komputer mekanis. Karyanya juga mencakup ide-ide tentang pembagian kerja dan efisiensi produksi yang mempengaruhi pemikiran dalam teknik industri. Mesin analitik Babbage, meskipun tidak selesai dibangun semasa hidupnya, merupakan dasar bagi pengembangan komputer modern dan konsep-konsep sistem informasi.
Nama : Akhirul Ramadhan
NIM : 561423010