ARSIP BULANAN : August 2024

SEJARAH TEKNIK INDUSTRI

Teknik Industri berkaitan dengan perancangan, perbaikan dan instalasi dari situs terintegrasi yang terdiri dari manusia, bahan, informasi, pelatan dan energi. Teknik Industri membutuhkan pengetahuan khusus dan keterampilan dalam bidang matematika, fisika dan ilmu sosial yang diterapkan bersama-sama dengan prinsip-prinsip dan metode dari teknik analasis dan perancangan untuk menentukan, memprediksi dan memancarkan hasil yang diperoleh dari suatu sistem.

Pada awalnya, sejarah Teknik Industri dimulai pada Revolusi Industri yang terjadi di Inggris pada abad ke-18. Pada masa ini, peralihan dari produksi rumahan menjadi produksi massal telah mengubah dunia industri secara drastis. Teknikalitas dan mekanisasi menjadi kunci utama dalam mempercepat proses produksi.

Seiring berjalannya waktu, para pengembang dan inovator terus mengembangkan dan memperkaya Teknik Industri dengan ide-ide baru untuk menghadapi tantangan dan persaingan di era globalisasi. Metode produksi yang lebih efisien, manajemen rantai pasok yang terintegrasi, dan penerapan teknologi informasi menjadi fokus utama dalam dunia Teknik Industri modern.

Ruang lingkup Teknik Industri juga semakin meluas dengan masuknya konsep-konsep baru seperti Lean Manufacturing dan Six Sigma. Lean Manufacturing menekankan pada pengurangan pemborosan dan mencapai kualitas produk yang lebih tinggi melalui penggunaan sumber daya yang tepat. Sementara itu, Six Sigma fokus pada pengendalian kualitas terus-menerus dan pemecahan masalah dengan pendekatan statistik.

Seiring perkembangannya, Teknik Industri telah menjadi tulang punggung proses produksi pada berbagai macam industri, mulai dari manufaktur, logistik, jasa, hingga sektor kesehatan. Di era digital ini, Teknik Industri juga semakin berkembang dengan hadirnya Industri 4.0 yang melibatkan konsep kecerdasan buatan, otomatisasi, dan konektivitas antar perangkat.

Dalam menghadapi perubahan dan tantangan global, adaptasi dan inovasi menjadi kunci sukses dalam dunia Teknik Industri. Dari mesin uap yang mengubah cara produksi, mesin cetak yang mempercepat proses publikasi, hingga teknologi robotik yang menghemat waktu dan tenaga dalam lingkungan pabrik.

Dengan terus dan menerapkan konsep-konsep baru, Mengembangkan Teknik Industri dapat terus berkontribusi dalam memajukan industri-industri di masa depan. Menggabungkan disiplin ilmu, keterampilan teknis, dan kemampuan manajemen, para praktisi Teknik Industri berperan sebagai motor penggerak utama dalam mewujudkan efisiensi, efektivitas, dan keinginan dalam industri.

Sejarah Teknik Industri sejalan dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi. Dalam menghadapi masa depan yang lebih kompleks dan dinamis, Teknik Industri akan terus menjadi bidang yang relevan dan diharapkan dapat terus memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan berkelanjutan serta menciptakan inovasi yang mampu mengubah dunia industri ke arah yang lebih baik.

Tokoh-tokoh yang berperan penting dalam Teknik Industri, antara lain sebagai berikut:

1.     Frederic Winslow Taylor(1856-1915)

Frederic Winslow Taylor Dikenal sebagai "Bapak Teknik Industri", Taylor adalah pionir dalam menganalisis pekerjaan secara ilmiah untuk meningkatkan efisiensi. Ia memperkenalkan konsep:

·       Studi waktu: Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas.

·       Studi gerakan: Menganalisis gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja untuk menghilangkan gerakan yang tidak perlu.

·       Standarisasi alat dan metode kerja: Memastikan semua pekerja menggunakan alat dan metode yang sama untuk mencapai efisiensi maksimal.

Contoh penerapan: Taylor menerapkan prinsip-prinsipnya pada industri baja, berhasil meningkatkan produktivitas secara signifikan.

2.     Henry Ford(1863-1947)

Ford adalah seorang industrialis yang terkenal dengan inovasi produksi massalnya, terutama dalam industri otomotif. Kontribusi utamanya adalah:

·       Garis perakitan bergerak: Setiap pekerja melakukan tugas yang spesifik pada produk yang bergerak di sepanjang jalur produksi.

·       Standarisasi komponen: Semua komponen dibuat dengan ukuran yang sama, sehingga memudahkan perakitan dan penggantian.

Dampak: Ford berhasil membuat mobil menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat luas, mengubah gaya hidup masyarakat.

3.     Frank Bunker Gilbreth (1868-1924)

Frank Gilbert dikenal sebagai seorang insinyur sipil yang kemudian beralih ke bidang studi gerakan. Kontribusi utamanya terletak pada analisis mekanis dari gerakan kerja. Ia sangat terobsesi dalam mencari cara untuk meningkatkan efisiensi kerja dengan cara menghilangkan gerakan yang tidak perlu.

·       Therbligs: Kontribusi paling terkenal dari Frank adalah identifikasi 17 gerakan dasar manusia yang disebut therbligs. Setiap therblig mewakili elemen dasar dari suatu gerakan kerja, seperti meraih, memegang, memindahkan, dan meletakkan. Dengan mengidentifikasi dan menganalisis therbligs, Frank dapat mengoptimalkan setiap gerakan sehingga pekerjaan dapat dilakukan lebih efisien.

·       Mikro-motion study: Ia menggunakan film untuk merekam gerakan pekerja secara detail. Dengan memutar film secara lambat, ia dapat menganalisis setiap gerakan kecil dan mengidentifikasi gerakan yang tidak perlu atau tidak efisien.

·       Simbolisasi gerakan: Frank mengembangkan simbol-simbol untuk mewakili setiap therblig, sehingga analisis gerakan dapat dilakukan secara lebih sistematis dan mudah dipahami.

Contoh penerapan: Peningkatan efisiensi kerja, Dengan mengidentifikasi dan menghilangkan gerakan yang tidak perlu, serta merancang pekerjaan yang lebih ergonomis, Gilbreth berhasil meningkatkan efisiensi kerja secara signifikan.

4.     Lilian Moller Gilbert (1878-1972)

Lillian Gilbreth, seorang psikolog, membawa dimensi yang berbeda ke dalam studi gerakan. Ia lebih tertarik pada aspek psikologis dan sosial dari pekerjaan.

·       Faktor manusia: Lillian menekankan pentingnya faktor manusia dalam pekerjaan. Ia memperhatikan aspek seperti kelelahan, motivasi, dan kepuasan kerja.

·       Ergonomi: Lillian memperkenalkan konsep ergonomi ke dalam studi gerakan, yang fokus pada desain peralatan dan lingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan fisik manusia.

·       Manajemen rumah tangga: Selain kontribusinya dalam industri, Lillian juga dikenal karena penelitiannya tentang manajemen rumah tangga. Ia menerapkan prinsip-prinsip studi gerakan untuk meningkatkan efisiensi dalam menjalankan rumah tangga.

Dampak: Lillian menekankan pentingnya faktor sosial dan psikologis dalam pekerjaan. Konsep ini membuka jalan bagi pengembangan psikologi industri, yang mempelajari perilaku manusia dalam konteks kerja.

5.     Elton mayo (1880-1949)

Eksperimen Hawthorne yang dilakukan Mayo menunjukkan bahwa faktor sosial dan psikologis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas pekerja. Temuan utamanya adalah:

·       Efek Hawthorne: Produktivitas pekerja meningkat bukan hanya karena perubahan kondisi fisik kerja, tetapi juga karena perhatian yang diberikan kepada mereka.

·       Pentingnya kelompok kerja: Hubungan antar pekerja dalam kelompok kerja sangat mempengaruhi kinerja individu.

Dampak: Eksperimen Hawthorne membuka jalan bagi studi tentang perilaku organisasi dan hubungan antarmanusia dalam dunia kerja.

6.     Walter A. Shewhart (1891-1967)

Shewhart adalah seorang ahli statistik yang mengembangkan konsep pengendalian kualitas statistik. Ia memperkenalkan:

·       Diagram kendali (control chart): Alat untuk memantau proses produksi dan mendeteksi penyimpangan dari standar yang telah ditetapkan.

·       Siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act): Sebuah metode untuk perbaikan terus-menerus.

Dampak: Konsep Shewhart menjadi dasar bagi sistem pengendalian kualitas modern.

7.     Joseph M. Juran (1904-2007)

Juran dikenal sebagai salah satu tokoh kunci dalam gerakan kualitas total. Ia mengembangkan konsep "Trilogi Kualitas" yang terdiri dari:

·       Perencanaan Kualitas: Mendefiniskan kebutuhan pelanggan dan memastikan produk atau jasa memenuhi kebutuhan tersebut.

·       Pengendalian Kualitas: Memastikan bahwa produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

·       Perbaikan Kualitas: Secara terus-menerus mencari cara untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa.

Dampak: Juran memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk manajemen kualitas. Konsepnya sangat berpengaruh dalam mengubah budaya organisasi menjadi lebih fokus pada kualitas.

8.     Henry L. Gantt (1861-1919)

Gantt terkenal dengan diagram Gantt yang digunakan untuk perencanaan dan pengendalian proyek. Diagram ini menampilkan tugas-tugas yang harus diselesaikan, durasi waktu yang dibutuhkan, dan hubungan antar tugas.

Dampak: Diagram Gantt menjadi alat visual yang sangat berguna dalam manajemen proyek. Alat ini membantu dalam merencanakan, mengendalikan, dan memantau kemajuan proyek.

9.     Herbert A. Simon (1916-2001)

Simon adalah seorang ilmuwan komputer dan ekonom yang dikenal dengan kontribusinya dalam teori keputusan. Ia memperkenalkan konsep "bounded rationality" yang menyatakan bahwa manusia dalam pengambilan keputusan seringkali dibatasi oleh informasi yang terbatas, waktu yang terbatas, dan kemampuan kognitif yang terbatas.

Dampak: Konsep "bounded rationality" memiliki implikasi yang signifikan dalam desain sistem dan proses pengambilan keputusan dalam organisasi.

10.  Russell L. Ackoff (1919-1994)

Ackoff adalah seorang ahli sistem yang menekankan pentingnya melihat organisasi sebagai sebuah sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait. Ia mendorong pendekatan sistemik dalam pemecahan masalah.

Dampak: Konsep sistem pemikiran Ackoff membantu dalam memahami kompleksitas organisasi dan mengoptimalkan kinerja keseluruhan.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong