ARSIP BULANAN : August 2024

Sejarah Teknik Industri By Rahmat Lasimpala

22 August 2024 22:11:53 Dibaca : 40

 Sejarah Teknik Industri  dan Tokoh-tokoh yang berperan dalam Teknik Industri                                                                                                                                                                                                                                             

Sejarah Teknik Industri berawal dari upaya manusia untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam pekerjaan, terutama sejak Revolusi Industri pada abad ke-18. Pada masa ini, penggunaan mesin-mesin uap dan teknologi baru memungkinkan produksi dalam skala besar, menggantikan metode manual yang sebelumnya mendominasi. Konsep pembagian kerja juga mulai diperkenalkan oleh ekonom seperti Adam Smith, yang menggarisbawahi pentingnya spesialisasi untuk meningkatkan produktivitas.

Frederick Winslow Taylor, yang dikenal sebagai "Bapak Manajemen Ilmiah," merupakan salah satu tokoh penting dalam perkembangan awal Teknik Industri. Pada akhir abad ke-19, Taylor mengembangkan metode ilmiah untuk manajemen kerja melalui studi waktu dan gerakan, yang bertujuan untuk menemukan cara paling efisien dalam melakukan suatu tugas. Pendekatannya menekankan pada standarisasi prosedur dan pengoptimalan pekerjaan di lingkungan pabrik.

Pada awal abad ke-20, Henry Ford memperkenalkan produksi massal dengan menggunakan lini perakitan dalam produksi mobil, yang menjadi landasan utama bagi perkembangan teknik produksi modern. Ford mengadopsi prinsip-prinsip Taylor dalam skala yang lebih besar, memungkinkan produksi mobil dengan biaya rendah dan dalam jumlah besar.

Frank dan Lillian Gilbreth, pasangan suami istri yang merupakan pionir dalam studi gerakan, juga berkontribusi signifikan dalam Teknik Industri. Mereka mengembangkan metode untuk mengurangi kelelahan pekerja dan meningkatkan efisiensi dengan menganalisis gerakan-gerakan tubuh yang tidak perlu.

Setelah Perang Dunia II, Teknik Industri mengalami kemajuan pesat dengan perkembangan teori pengambilan keputusan dan penelitian operasional. Pendekatan kuantitatif mulai diterapkan dalam manajemen produksi dan logistik. Teknologi komputer juga memainkan peran penting dalam otomatisasi dan kontrol proses di pabrik-pabrik.

Di era digital dan Industri 4.0, Teknik Industri terus berkembang dengan mengadopsi teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT), big data, dan kecerdasan buatan. Penerapan teknologi ini memungkinkan terciptanya sistem produksi yang lebih cerdas dan efisien, mengubah cara kerja pabrik dan rantai pasokan di seluruh dunia.

Teknik Industri saat ini berfokus pada optimalisasi proses dan sistem dalam berbagai sektor, termasuk manufaktur, logistik, dan manajemen rantai pasokan. Dengan menggabungkan prinsip-prinsip teknik, manajemen, dan teknologi informasi, Teknik Industri terus menjadi bidang yang esensial dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas di dunia modern.

Tokoh - Tokoh yang punya peran penting dalam sejarah Teknik Industri

Beberapa tokoh penting dalam sejarah Teknik Industri memiliki peran besar dalam pengembangan prinsip dan metode yang digunakan hingga saat ini. Berikut adalah beberapa tokoh utama beserta gagasan-gagasan mereka:

Tokoh-Tokoh Penting dalam Teknik Industri dan Gagasannya

Beberapa tokoh penting dalam sejarah Teknik Industri memiliki peran besar dalam pengembangan prinsip dan metode yang digunakan hingga saat ini. Berikut adalah beberapa tokoh utama beserta gagasan-gagasan mereka:

Frederick Winslow Taylor (1856–1915)                                       

           

Frederick Taylor dikenal sebagai "Bapak Manajemen Ilmiah." Ia mengembangkan Scientific Management atau Manajemen Ilmiah, yang berfokus pada peningkatan efisiensi kerja melalui analisis ilmiah dari setiap tugas. Salah satu kontribusinya yang paling terkenal adalah time and motion studies (studi waktu dan gerakan), yang bertujuan untuk menemukan metode terbaik dan paling efisien dalam melakukan pekerjaan. Taylor juga memperkenalkan konsep standarisasi kerja dan upah diferensial untuk mendorong peningkatan produktivitas pekerja.

Frank dan Lillian Gilbreth (1868–1924 dan 1878–1972 )

       

Pasangan Frank dan Lillian Gilbreth melanjutkan penelitian Taylor dan mengembangkan motion studies (studi gerakan) untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kelelahan pekerja. Mereka menciptakan therbligs, yaitu elemen dasar gerakan manusia dalam pekerjaan, untuk menganalisis dan mengoptimalkan tugas-tugas kerja. Lillian Gilbreth, selain berfokus pada efisiensi, juga berkontribusi dalam aspek psikologi kerja, termasuk peningkatan kesejahteraan pekerja dan desain tempat kerja yang ergonomis.

Henry Ford (1863–1947)

    

Henry Ford adalah pelopor dalam produksi massal melalui pengenalan lini perakitan (assembly line). Ford menerapkan gagasan Taylor tentang efisiensi pada skala besar di pabrik mobilnya, memungkinkan produksi mobil yang lebih cepat dan murah. Sistem lini perakitan yang dikembangkan Ford mengubah industri manufaktur, memungkinkan produksi barang dalam jumlah besar dengan biaya yang lebih rendah. Metode ini juga mendukung perkembangan konsep produksi berkelanjutan.

Charles Babbage (1791–1871)

      

Charles Babbage, seorang ahli matematika Inggris, dianggap sebagai salah satu pelopor awal dalam manajemen industri. Dalam bukunya On the Economy of Machinery and Manufactures (1832), Babbage membahas efisiensi operasional dan pentingnya pembagian kerja. Ia juga mengusulkan penggunaan analisis kuantitatif dalam manajemen produksi, yang menjadi dasar bagi banyak prinsip Teknik Industri modern.

Elton Mayo (1880–1949)

     

Elton Mayo adalah tokoh yang dikenal karena penelitiannya dalam psikologi industri dan perilaku organisasi. Ia terkenal dengan Hawthorne Studies yang dilakukannya di Western Electric Company pada tahun 1920-an dan 1930-an. Studi ini menemukan bahwa faktor sosial dan perhatian manajemen terhadap pekerja memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas. Gagasannya membantu memperkenalkan konsep human relations dalam manajemen dan mendasari pengembangan manajemen sumber daya manusia di industri.

Taiichi Ohno (1912–1990)

     

Taiichi Ohno adalah insinyur Jepang yang dianggap sebagai bapak Toyota Production System (TPS), yang kemudian berkembang menjadi konsep lean manufacturing. Ohno mengembangkan konsep just-in-time (JIT) dan mengurangi pemborosan dalam proses produksi dengan memfokuskan pada efisiensi dan kualitas. Sistem ini menjadi landasan bagi banyak praktik produksi modern, termasuk pengurangan stok, peningkatan fleksibilitas produksi, dan pengendalian kualitas yang lebih baik.

W. Edwards Deming (1900–1993)

    

W. Edwards Deming adalah seorang ahli statistik dan insinyur yang terkenal karena kontribusinya dalam manajemen kualitas. Ia mengembangkan konsep Total Quality Management (TQM) dan mendorong penggunaan statistik dalam pengendalian proses untuk memastikan kualitas produk. Deming juga memperkenalkan "Deming Cycle" atau PDCA (Plan, Do, Check, Act), yang menjadi dasar dalam perbaikan berkelanjutan dalam berbagai industri.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong