ARSIP BULANAN : August 2024

Sejarah teknik industri 

Teknik industri adalah suatu teknik yang mencakup bidang desain, perbaikan, dan di pergunakan dari sistem integral yang terdiri dari manusia, bahan-bahan, informasi, peralatan dan energi.Hal ini digambarkan sebagai pengetahuan dan keterampilan yang spesifik pada matematika, fisika, dan ilmu-ilmu sosial bersama dengan prinsip dan metode dari analisis keteknikan dan desain untuk mengkhususkan, memprediksi, dan mengevaluasi hasil yang akan dicapai dari suatu sistem. Bidang garapan teknik industri adalah sistem integral yang terdiri dari manusia, material/bahan, informasi, peralatan, dan energi. Dasar keilmuan teknik industri multidisiplin, karena teknik industri tidak hanya bertumpu pada ilmu matematika dan fisika, tetapi juga ilmu sosial dan manajemen.

Berikut adalah sejarah teknik industri dari awal hingga akhir:

1. Awal Mula (Abad ke-18 hingga Awal Abad ke-19)Revolusi Industri: Perkembangan teknik industri dimulai dengan Revolusi Industri pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Selama periode ini, inovasi seperti mesin uap oleh James Watt dan proses mekanisasi produksi mulai mengubah cara barang diproduksi. Ini menciptakan kebutuhan untuk pengelolaan produksi yang lebih efisien.

2. Era Pengembangan (Abad ke-19)Frederick Winslow Taylor: Pada awal abad ke-20, Frederick Winslow Taylor dikenal sebagai pelopor manajemen ilmiah. Ia mengembangkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah yang berfokus pada pengukuran waktu dan pergerakan untuk meningkatkan produktivitas. Buku terkenalnya, "The Principles of Scientific Management" (1911), memperkenalkan konsep seperti pengoptimalan proses kerja.

3. Pengembangan Teori dan Teknik (Abad ke-20)Henry Ford dan Produksi Massal: Henry Ford memperkenalkan jalur perakitan yang mengubah cara produksi barang dengan efisiensi massal. Pendekatan ini mengurangi waktu produksi dan biaya, serta membuat produk lebih terjangkau.Hasil Karya Frank dan Lillian Gilbreth: Frank dan Lillian Gilbreth mengembangkan studi tentang gerakan dan efisiensi kerja. Mereka memperkenalkan prinsip-prinsip tentang bagaimana mengurangi gerakan yang tidak perlu dalam proses kerja.

4. Era Modern (Abad ke-20 hingga Awal Abad ke-21)Metode dan Alat Baru: Teknik industri terus berkembang dengan penerapan metode baru seperti Lean Manufacturing yang dipopulerkan oleh Toyota. Konsep Lean berfokus pada pengurangan pemborosan dan peningkatan nilai tambah.Revolusi Digital dan Otomatisasi: Dengan kemajuan teknologi, teknik industri semakin mengintegrasikan teknologi informasi dan otomatisasi. Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) dan perangkat lunak simulasi menjadi alat penting dalam manajemen produksi dan perencanaan.

5. Era Kontemporer (Abad ke-21)Industry 4.0: Masuknya era Industry 4.0 menandai integrasi lebih dalam antara teknologi digital, data besar (big data), Internet of Things (IoT), dan otomatisasi. Teknik industri kini berfokus pada pengoptimalan proses melalui analisis data real-time dan penggunaan teknologi canggih.

6. Masa depan, Sustainability dan Inovasi: Teknik industri masa depan diperkirakan akan semakin fokus pada keberlanjutan, efisiensi energi, dan inovasi berbasis teknologi hijau. Perkembangan dalam kecerdasan buatan (AI) dan analisis data besar diperkirakan akan terus mengubah cara industri beroperasi. Secara keseluruhan, teknik industri telah berevolusi dari prinsip-prinsip dasar efisiensi dan mekanisasi menuju pendekatan yang lebih kompleks dan berbasis teknologi tinggi, berfokus pada optimalisasi proses dan integrasi sistem yang lebih holistik.

10 Tokoh tokoh yang berperan dalam teknik industri 

1. Frederick Winslow Taylor (1856-1915):

Kontribusi: Taylor memperkenalkan prinsip manajemen ilmiah yang menekankan analisis sistematis dan pengukuran untuk meningkatkan efisiensi kerja. Ia mengembangkan metode pengukuran waktu untuk menganalisis proses kerja dan menyederhanakannya, serta sistem insentif untuk meningkatkan produktivitas pekerja. Karyanya memengaruhi cara organisasi merancang dan mengelola pekerjaan mereka, dan prinsip-prinsipnya masih digunakan dalam manajemen produksi dan operasi hingga saat ini

2. Henry Ford (1863-1947):

Kontribusi: Ford mengembangkan metode jalur perakitan yang merevolusi produksi massal dengan memungkinkan pembuatan kendaraan dalam jumlah besar dengan biaya rendah. Inovasi ini tidak hanya membuat mobil lebih terjangkau bagi konsumen tetapi juga menetapkan standar baru dalam manufaktur, mengarah pada sistem produksi yang lebih efisien dan terstandardisasi.

3. Frank Gilbreth (1868-1924) dan Lillian Moller Gilbreth (1878-1972):

Kontribusi: Gilbreth berdua memperkenalkan konsep "Therbligs" untuk menganalisis dan meningkatkan gerakan kerja, serta teknik pengukuran waktu untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan. Mereka juga mengembangkan prinsip-prinsip ergonomi dan memfokuskan perhatian pada kesejahteraan pekerja, termasuk perbaikan lingkungan kerja untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi kelelahan.

4. W. Edwards Deming (1900-1993):

Kontribusi: Deming mengembangkan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act), yang membantu organisasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi perbaikan proses secara sistematis. Ia juga mempopulerkan penggunaan statistik dalam pengendalian kualitas untuk mengidentifikasi dan memperbaiki variabilitas dalam proses produksi, yang berkontribusi pada kualitas produk dan kepuasan pelanggan.

5. Joseph M. Juran (1904-2008):

Kontribusi: Juran memperkenalkan "Juran Trilogy" yang terdiri dari perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, dan perbaikan kualitas. Ia menekankan pentingnya manajemen dalam mengimplementasikan dan mempertahankan sistem kualitas yang efektif, serta berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan harapan pelanggan sebagai inti dari proses kualitas.

6. Herbert Simon (1916-2001):

Kontribusi: Simon mengembangkan teori "bounded rationality," yang menyatakan bahwa pengambil keputusan bekerja dengan informasi yang terbatas dan dalam kondisi ketidakpastian. Karyanya dalam teori pengambilan keputusan dan sistem kompleks memberikan dasar untuk model-model pengambilan keputusan yang lebih realistis dalam teknik industri dan manajemen.

7. Charles Babbage (1791-1871):

Kontribusi: Babbage merancang mesin analitik, yang dianggap sebagai proto-komputer pertama. Meskipun tidak selesai, desainnya menginspirasi perkembangan komputer modern. Konsepnya tentang kalkulasi otomatis dan pemrograman awal memberikan dasar bagi pengembangan teknologi komputer yang digunakan dalam analisis dan pengendalian proses dalam teknik industri.

8. Lillian Gilbreth (1878-1972):

Kontribusi: Lillian Gilbreth memajukan studi tentang ergonomi dan psikologi industri, berfokus pada bagaimana lingkungan kerja dan proses dapat disesuaikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan efisiensi pekerja. Ia memperkenalkan teknik untuk meminimalkan kelelahan dan meningkatkan kepuasan kerja, serta mendukung desain alat dan prosedur kerja yang lebih baik.

9. Geoffrey A. Moore (1949-):

Kontribusi: Moore dikenal atas karyanya dalam pemasaran teknologi dan inovasi, terutama melalui bukunya "Crossing the Chasm." Karyanya memberikan wawasan tentang bagaimana teknologi baru diadopsi dan dipasarkan, yang penting untuk strategi produk, pengembangan pasar, dan manajemen proyek dalam teknik industri.

10. Shigeo Shingo (1909-1990):

Kontribusi: Shingo adalah ahli dalam produksi lean dan pengendalian kualitas. Ia mengembangkan metode "Single-Minute Exchange of Die" (SMED) untuk mengurangi waktu penggantian alat dalam proses produksi, serta konsep "poka-yoke" (alat pelindung kesalahan) untuk mencegah kesalahan dalam proses produksi. Teknik-teknik ini meningkatkan efisiensi dan mengurangi pemborosan dalam produksi.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong