ARSIP BULANAN : August 2024

Sejarah Teknik Industri

Sejarah Teknik Industri adalah kisah tentang bagaimana manusia terus mencari cara untuk memproduksi barang dengan lebih efisien, lebih cepat, dan dengan kualitas yang lebih baik. Perjalanan ini dimulai pada masa Revolusi Industri di pertengahan abad ke-18, ketika dunia mulai beralih dari produksi manual yang dilakukan oleh pengrajin di rumah-rumah kecil menuju produksi dalam skala besar di pabrik-pabrik yang menggunakan mesin. Perubahan ini didorong oleh penemuan mesin-mesin baru yang mengubah cara barang diproduksi, seperti mesin uap yang memungkinkan pabrik-pabrik besar muncul dan produksi massal menjadi mungkin. 

Di era ini, muncul tantangan baru. Bagaimana cara mengelola proses produksi yang semakin kompleks ini? Pabrik-pabrik besar membutuhkan sistem yang bisa mengatur ribuan pekerja dan ratusan mesin, memastikan bahwa semua bekerja dengan efisien. Inilah awal mula dari apa yang kemudian berkembang menjadi Teknik Industri.

Memasuki akhir abad ke-19, pemikiran baru muncul yang menekankan pentingnya menganalisis setiap pekerjaan untuk menemukan cara paling efisien dalam melakukannya. Ini bukan hanya tentang bekerja lebih keras, tetapi bekerja lebih cerdas. Orang mulai memahami bahwa dengan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tugas dan mencari cara untuk mengoptimalkannya, mereka bisa meningkatkan produktivitas secara signifikan. Inilah masa ketika prinsip-prinsip manajemen ilmiah mulai diterapkan, membentuk dasar dari disiplin Teknik Industri.

Seiring berjalannya waktu, para pelaku industri mulai memperhatikan tidak hanya waktu, tetapi juga gerakan yang dilakukan oleh pekerja. Mereka menganalisis setiap gerakan untuk mengidentifikasi mana yang tidak perlu dan mana yang bisa dihilangkan, dengan tujuan menciptakan proses kerja yang lebih efisien. Di saat yang sama, perhatian terhadap kesejahteraan pekerja juga mulai menjadi fokus, karena lingkungan kerja yang lebih baik dapat menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi.

Pada awal abad ke-20, dunia melihat inovasi besar lainnya dengan diperkenalkannya sistem jalur perakitan. Sistem ini memungkinkan barang diproduksi dalam jumlah besar dengan lebih cepat dan biaya yang lebih rendah. Proses produksi dibagi menjadi tugas-tugas sederhana yang dilakukan secara berulang oleh pekerja atau mesin, menciptakan efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini adalah era di mana produksi massal benar-benar menjadi kenyataan, mengubah cara barang diproduksi di seluruh dunia.

Pasca Perang Dunia II, dunia mulai fokus pada peningkatan kualitas dan efisiensi dalam operasi produksi. Konsep-konsep baru diperkenalkan untuk mengelola produksi dengan lebih baik, mengurangi pemborosan, dan memastikan kualitas di setiap tahap produksi. Manajemen kualitas menjadi bagian yang sangat penting dari proses produksi, dengan pendekatan yang menekankan bahwa setiap orang dalam organisasi memiliki peran dalam menjaga dan meningkatkan kualitas.

Di akhir abad ke-20, teknologi komputer mulai mengubah segala hal. Dengan komputer, analisis data menjadi lebih canggih, dan proses produksi dapat disimulasikan dan dioptimalkan dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Era ini juga melihat munculnya globalisasi, di mana perusahaan harus mengelola rantai pasok global dan memastikan bahwa produk berkualitas tinggi diproduksi di berbagai lokasi di seluruh dunia. Ini memaksa Teknik Industri untuk berkembang, mencakup manajemen rantai pasok, logistik, dan analisis risiko.

Saat ini, Teknik Industri terus berkembang dengan adopsi teknologi baru seperti kecerdasan buatan, otomatisasi, dan analisis data besar. Masa depan Teknik Industri diperkirakan akan terus maju, dengan fokus pada peningkatan efisiensi, pengurangan biaya, dan penciptaan sistem produksi yang lebih berkelanjutan. Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang, Teknik Industri akan terus menjadi disiplin yang penting dalam membantu perusahaan di seluruh dunia menghadapi tantangan baru dan mengoptimalkan operasi mereka di lingkungan global yang semakin kompleks.

 

Tokoh Tokoh Teknik Industri

1.     Frederick Winslow Taylor

     Kontribusi :Taylor adalah pelopor Manajemen Ilmiah, yang memperkenalkan konsep time study untuk meningkatkan efisiensi di tempat kerja. Pendekatannya menekankan pentingnya analisis ilmiah terhadap setiap tugas kerja untuk menemukan metode paling efisien.

2.     Frank dan Lillian Gilbreth

Kontribusi: Pasangan ini mengembangkan *motion study* untuk mengidentifikasi dan menghilangkan gerakan yang tidak perlu dalam pekerjaan, sehingga meningkatkan efisiensi. Lillian juga berperan penting dalam pengembangan ergonomi, mengintegrasikan psikologi dan teknik untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih efisien.

3.     Henry Ford

Kontribusi: Ford memperkenalkan jalur perakitan, yang memungkinkan produksi massal dengan biaya rendah. Inovasi ini membuat mobil terjangkau bagi masyarakat luas dan merevolusi metode produksi di berbagai industri.

4.     Harrington Emerson

Kontribusi: Emerson adalah salah satu pelopor dalam bidang efisiensi manajemen. Dia mengembangkan prinsip-prinsip efisiensi yang berfokus pada pengurangan pemborosan dan peningkatan produktivitas dalam organisasi. Karyanya berkontribusi pada pengembangan sistem manajemen yang lebih efisien.

5.     Charles Babbage

Kontribusi: Babbage adalah seorang matematikawan dan ilmuwan komputer yang juga memberikan kontribusi penting pada Teknik Industri. Dalam bukunya "On the Economy of Machinery and Manufactures," dia menganalisis berbagai aspek produksi industri, termasuk pembagian kerja dan efisiensi mesin.

6.     Elton Mayo

Kontribusi:Mayo adalah seorang psikolog dan sosiolog yang dikenal melalui Hawthorne Studies. Penelitiannya mengungkapkan pentingnya faktor sosial dan lingkungan dalam meningkatkan produktivitas kerja, yang akhirnya menjadi dasar bagi pendekatan *human relations* dalam manajemen.

7.     W. Edwards Deming

Kontribusi: Deming mengembangkan konsep *Total Quality Management* (TQM) yang menekankan kualitas di setiap tahap produksi. Karyanya sangat berpengaruh di Jepang setelah Perang Dunia II dan berperan penting dalam kebangkitan industri Jepang.

8.     Taiichi Ohno

Kontribusi:* Ohno mengembangkan Sistem Produksi Toyota, termasuk konsep *Just-in-Time* (JIT), yang mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi produksi. Sistem ini menjadi dasar bagi *Lean Manufacturing*, yang diterapkan di berbagai industri global.

9.     Eliyahu M. Goldratt

Kontribusi:Goldratt adalah pengembang *Theory of Constraints* (TOC), sebuah metode manajemen yang membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam proses produksi untuk meningkatkan efisiensi keseluruhan.

10.  Walter A. Shewhart

Kontribusi: Shewhart adalah ahli statistik yang mengembangkan konsep *Statistical Process Control* (SPC). Metode ini digunakan untuk memantau dan mengontrol proses produksi guna memastikan bahwa produk memenuhi standar kualitas yang diinginkan. Karyanya menjadi dasar bagi banyak teknik pengendalian kualitas modern.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong