ARSIP BULANAN : August 2024

Teknik Industri

Teknik Industri adalah cabang ilmu teknik yang berfokus pada pengoptimalan sistem, proses, dan organisasi dengan cara mengintegrasikan manusia, mesin, material, informasi, dan energi. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi, produktivitas, kualitas, dan keselamatan kerja sambil mengurangi biaya dan dampak lingkungan.

Sejarah Teknik Industri

1.Era Pra-Revolusi IndustriSebelum munculnya revolusi industri, proses manufaktur dan produksi dilakukan secara manual dengan skala kecil. Kebanyakan barang diproduksi oleh pengrajin yang menguasai seluruh proses dari awal hingga akhir, yang dikenal sebagai produksi kerajinan tangan.

Abad ke-18: Produksi masih sangat terbatas dan tidak ada sistem standar yang jelas dalam proses produksi. 2. Revolusi Industri (Abad ke-18 hingga Awal Abad ke-19)Revolusi Industri, yang dimulai pada pertengahan abad ke-18 di Inggris, menjadi titik awal penting dalam perkembangan Teknik Industri. Pada masa ini, mesin-mesin baru, seperti mesin uap, diciptakan dan diterapkan pada proses produksi.

1760-an: Penggunaan mesin-mesin di pabrik-pabrik tekstil mulai menggantikan tenaga manusia dan hewan. Ini memicu perkembangan produksi massal yang lebih efisien.Pekerjaan mulai menjadi lebih terpisah, di mana pekerja hanya menguasai satu bagian kecil dari proses produksi.Penggunaan mesin juga menciptakan kebutuhan baru untuk mengatur aliran produksi, pemeliharaan peralatan, dan manajemen pekerja.

3. Munculnya Manajemen Ilmiah (Akhir Abad ke-19 hingga Awal Abad ke-20)Periode ini menjadi era penting dalam pengembangan ilmu Teknik Industri, dengan fokus pada manajemen ilmiah (Scientific Management).

Frederick Winslow Taylor (1856–1915): Taylor, yang sering disebut sebagai "Bapak Teknik Industri", memperkenalkan konsep Scientific Management. Dia melakukan studi waktu dan gerakan (time and motion studies) untuk menganalisis dan meningkatkan efisiensi tenaga kerja. Pendekatan Taylor adalah dengan melakukan pengukuran terhadap setiap aktivitas pekerja dan menciptakan standar kerja yang optimal.

Buku Taylor, "The Principles of Scientific Management" (1911), menjadi salah satu fondasi utama dalam manajemen produksi.Henry Ford (1863–1947): Ford memperkenalkan konsep produksi massal melalui jalur perakitan (assembly line) di pabriknya. Produksi mobil Model T oleh Ford pada awal abad ke-20 menjadi salah satu contoh sukses bagaimana pengoptimalan proses produksi secara besar-besaran dapat mengurangi biaya produksi dan membuat produk lebih terjangkau. 4. Studi Gerak dan Ergonomi (Awal hingga Pertengahan Abad ke-20)Setelah Taylor, pasangan suami istri Frank Gilbreth dan Lillian Gilbreth memperkenalkan studi gerak, yang merupakan perpanjangan dari studi waktu Taylor.

Frank dan Lillian Gilbreth: Mereka mempelajari cara untuk mengurangi gerakan yang tidak perlu dalam aktivitas pekerja untuk meningkatkan efisiensi. Pendekatan mereka lebih berfokus pada elemen gerakan manusia, dan mereka menciptakan metode untuk mengoptimalkan gerakan pekerja.

Lillian Gilbreth juga memperkenalkan konsep ergonomi dan psikologi industri, dengan fokus pada kenyamanan dan keselamatan pekerja dalam proses produksi. 5. Studi Hawthorne dan Perhatian pada Faktor Manusia (1920-an hingga 1930-an)Studi Hawthorne, yang dilakukan di Western Electric Company di Amerika Serikat pada tahun 1920-an hingga 1930-an, menjadi tonggak penting dalam memahami peran faktor sosial dan psikologis dalam produktivitas pekerja.

Elton Mayo: Studi ini dipimpin oleh Elton Mayo dan menunjukkan bahwa perhatian terhadap kebutuhan sosial pekerja dan kondisi kerja mempengaruhi produktivitas. Ini menandai pergeseran dari fokus eksklusif pada efisiensi teknis menuju kesadaran akan pentingnya kondisi kerja yang nyaman bagi manusia. 6. Periode Pasca-Perang Dunia II dan Awal Teknik Operasional (Pertengahan Abad ke-20)Setelah Perang Dunia II, dunia industri semakin memerlukan pendekatan yang lebih terstruktur dan ilmiah untuk mengelola sistem produksi yang kompleks.

Pengembangan Teknik Operasional: Teknik industri berkembang menjadi lebih matematis dengan lahirnya teknik operasi atau operation research. Berbagai teknik optimasi mulai digunakan, seperti program linier, teori antrian, dan metode simulasi, yang bertujuan untuk memecahkan masalah keputusan dalam proses produksi.George Dantzig mengembangkan metode Simplex untuk memecahkan masalah optimasi linear. Ini merupakan metode penting dalam membantu pengambilan keputusan dalam teknik industri, terutama untuk produksi, distribusi, dan perencanaan sumber daya. 7. Era Komputerisasi dan Otomasi (Akhir Abad ke-20 hingga Awal Abad ke-21)Teknologi komputer mulai memainkan peran penting dalam teknik industri. Sistem manajemen berbasis komputer, seperti Enterprise Resource Planning (ERP) dan Computer Integrated Manufacturing (CIM), memungkinkan proses produksi dan manajemen yang lebih terkoordinasi dan otomatis.

1980-an hingga 1990-an: Banyak industri mulai mengadopsi teknologi otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kesalahan manusia.Lean Manufacturing dan Six Sigma juga menjadi populer pada periode ini, dengan fokus pada pengurangan limbah dan peningkatan kualitas produk. 8. Revolusi Industri 4.0 (Era Modern)Saat ini, Teknik Industri memasuki era Revolusi Industri 4.0, di mana teknologi digital dan sistem fisik-siber menjadi pusat perhatian. Penggunaan Big Data, Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), Machine Learning, dan otomasi pintar semakin mengintegrasikan dunia fisik dan digital.

Smart Manufacturing: Menggunakan teknologi seperti robotika dan sensor pintar untuk menciptakan pabrik yang lebih efisien, fleksibel, dan responsif terhadap perubahan permintaan pasar.Digital Twin: Konsep yang memungkinkan perancangan virtual dari suatu produk atau proses sebelum diproduksi secara fisik.

Tokoh-Tokoh Berperan dalam Dunia Teknik Industri

Frederick Winslow Taylor:

Dikenal sebagai "Bapak Manajemen Ilmiah" (Scientific Management).Karyanya menjadi dasar penting bagi pengembangan Teknik Industri, terutama dalam pengoptimalan tenaga kerja.

Henry Ford:

Pendiri Ford Motor Company yang memperkenalkan produksi massal dan jalur perakitan, yang menjadi salah satu revolusi dalam produksi industri.Frank dan Lillian Gilbreth:

Pelopor dalam studi gerak dan waktu.Lillian Gilbreth juga mempelopori ergonomi, fokus pada efisiensi manusia dalam pekerjaan.

Elton Mayo:

Peneliti yang terkenal dengan Studi Hawthorne, yang menunjukkan pentingnya faktor sosial dan psikologis dalam produktivitas pekerja.

George Dantzig:

Matematikawan yang mengembangkan metode Simplex untuk menyelesaikan masalah optimasi linear, yang menjadi dasar dalam banyak proses pengambilan keputusan di Teknik Industri.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong