ARSIP BULANAN : August 2024

Sejarah Teknik Industri 

Sejarah Teknik Industri adalah kisah evolusi yang panjang, dimulai dari upaya manusia untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja, hingga menjadi sebuah disiplin ilmu yang mengintegrasikan teknik, manajemen, dan ilmu sosial untuk mengoptimalkan sistem dan proses produksi. Berikut adalah sejarah tentang perkembangan Teknik Industri dari masa ke masa:

Awal Mula: Pra-Revolusi Industri

   -Era Pra-Industri: Sebelum Revolusi Industri, produksi barang biasanya dilakukan dengan tangan di bengkel kecil atau di rumah. Sistem ini dikenal sebagai "cottage industry" atau "domestic system". Produksi berskala kecil ini tidak memerlukan manajemen yang kompleks.

   -Perubahan dalam Produksi: Seiring dengan meningkatnya permintaan akan barang-barang di Eropa pada abad ke-16 dan ke-17, muncul kebutuhan untuk meningkatkan skala produksi. Namun, metode manual tidak cukup efisien untuk memenuhi permintaan yang meningkat.

Revolusi Industri (Pertengahan Abad ke-18 hingga Awal Abad ke-19)

   -Lahirnya Pabrik dan Mesin Uap: Revolusi Industri yang dimulai di Inggris pada pertengahan abad ke-18 membawa perubahan drastis dalam produksi. Mesin uap yang ditemukan oleh James Watt (1769) menjadi salah satu pendorong utama revolusi ini. Mesin uap memungkinkan mekanisasi pabrik dan menggantikan tenaga manusia dan hewan dengan mesin.

   -Awal dari Produksi Massal: Pabrik-pabrik mulai berkembang, dan produksi massal menjadi mungkin. Sistem produksi massal ini memerlukan koordinasi dan pengelolaan yang lebih kompleks, membuka jalan bagi kebutuhan akan teknik manajemen yang lebih baik.

Manajemen Ilmiah dan Frederick Winslow Taylor (Akhir Abad ke-19 hingga Awal Abad ke-20)

   -Frederick Winslow Taylor: Taylor adalah tokoh penting yang dikenal sebagai "Bapak Manajemen Ilmiah". Dia mengembangkan pendekatan sistematis untuk meningkatkan efisiensi kerja melalui analisis ilmiah terhadap pekerjaan. Taylor memperkenalkan konsep "time and motion study", yang bertujuan untuk menemukan cara terbaik dalam melakukan pekerjaan tertentu.

   -Prinsip-Prinsip Manajemen Ilmiah: Taylor memperkenalkan beberapa prinsip dasar, termasuk:

     -Seleksi Ilmiah Pekerja: Memilih pekerja yang paling cocok untuk tugas tertentu berdasarkan kemampuan mereka.

     -Pelatihan Sistematis: Memberikan pelatihan yang tepat kepada pekerja untuk meningkatkan efisiensi.

     -Pembagian Tugas yang Jelas: Memisahkan perencanaan dan pelaksanaan, di mana manajer bertanggung jawab atas perencanaan dan pekerja bertanggung jawab atas pelaksanaan.

     -Kerja Sama antara Manajemen dan Pekerja: Meningkatkan kerja sama antara manajer dan pekerja untuk mencapai efisiensi yang lebih tinggi.

   -Dampak: Prinsip-prinsip Taylor meletakkan dasar bagi disiplin Teknik Industri, yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh banyak ahli lain.

Perkembangan Teknik Industri di Abad ke-20

   -Frank Bunker Gilbreth dan Lillian Moller Gilbreth:

   -Studi Gerakan: Frank Gilbreth mengembangkan metode studi gerakan untuk mengidentifikasi gerakan yang tidak efisien dalam pekerjaan. Bersama istrinya, Lillian Gilbreth, mereka juga mempelajari aspek psikologis dari pekerjaan, memperkenalkan konsep ergonomi dan interaksi manusia-mesin.

   -Pengaruh: Karya mereka membantu mengembangkan prinsip-prinsip ergonomi dan manajemen pekerja, yang menjadi elemen penting dalam Teknik Industri.

   -Henry Gantt dan Gantt Chart:

   -Perencanaan Proyek: Henry Gantt mengembangkan Gantt Chart, sebuah alat visual yang membantu dalam perencanaan dan pengendalian proyek. Alat ini menjadi sangat populer dan masih digunakan secara luas dalam manajemen proyek hingga hari ini.

   -Kontribusi Lain: Gantt juga memperkenalkan konsep insentif bagi pekerja berdasarkan kinerja, yang kemudian diadopsi secara luas dalam manajemen produktivitas.

TOKOH-TOKOH TEKNIK INDUSTRI BESERTA KONTRIBUSINYA 

1. Frederick Winslow Taylor (1856-1915)

Kontribusi: Taylor dikenal sebagai "Bapak Manajemen Ilmiah". Ia mengembangkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah yang menekankan pentingnya metode ilmiah dalam manajemen tenaga kerja. Taylor memperkenalkan konsep analisis waktu dan gerakan untuk meningkatkan efisiensi produksi. Bukunya, The Principles of Scientific Management (1911), menjadi landasan bagi manajemen modern dan Teknik Industri.

2. Henry Ford (1863-1947)

Kontribusi: Ford adalah pionir dalam produksi massal dan pengembangan jalur perakitan. Dengan menggunakan prinsip produksi massal, ia berhasil mengurangi waktu produksi dan biaya mobil, terutama Model T, yang menjadi produk mobil terjangkau bagi masyarakat luas.

3. Frank Bunker Gilbreth (1868-1924) dan Lillian Moller Gilbreth (1878-1972)

Kontribusi: Pasangan suami istri ini adalah pionir dalam studi gerakan dan ergonomi. Frank Gilbreth mengembangkan teknik analisis gerakan untuk mengurangi kelelahan pekerja dan meningkatkan efisiensi kerja. Lillian Gilbreth, seorang psikolog industri, memperkenalkan aspek psikologis dalam desain pekerjaan, menggabungkan studi gerakan dengan kesejahteraan pekerja.

4. Elton Mayo (1880-1949)

Kontribusi: Mayo dikenal karena penelitian "Hawthorne Studies" yang menunjukkan bahwa faktor sosial dan psikologis berperan penting dalam produktivitas pekerja. Penelitian ini memperkenalkan konsep "hubungan manusia" dalam manajemen.

5. Walter A. Shewhart (1891-1967)

Kontribusi: Shewhart adalah salah satu pendiri pengendalian kualitas modern. Ia mengembangkan konsep kontrol kualitas statistik dan diagram kontrol (control chart) yang digunakan untuk memantau proses produksi.

6. W. Edwards Deming (1900-1993)

Kontribusi: Deming adalah tokoh utama dalam gerakan kualitas di Jepang setelah Perang Dunia II. Ia mengembangkan 14 Prinsip Manajemen dan Siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act) untuk peningkatan kualitas dan efisiensi.

7. Joseph M. Juran (1904-2008)

Kontribusi: Juran adalah seorang ahli kualitas yang mengembangkan konsep "Trilogi Juran" (Perencanaan Kualitas, Pengendalian Kualitas, dan Peningkatan Kualitas). Ia juga mempromosikan pentingnya keterlibatan manajemen dalam proses pengendalian kualitas.

8. Henry L. Gantt (1861-1919)

Kontribusi: Gantt dikenal dengan penemuannya, yaitu Gantt Chart, sebuah alat visual untuk perencanaan dan pengendalian proyek. Diagram ini membantu manajer melihat jadwal proyek dan memastikan bahwa pekerjaan dilakukan tepat waktu.

9. Taiichi Ohno (1912-1990)

Kontribusi: Ohno adalah arsitek utama dari Sistem Produksi Toyota, yang menjadi dasar dari Lean Manufacturing. Ia mengembangkan konsep-konsep seperti Just-In-Time (JIT) dan Kaizen (perbaikan berkelanjutan), yang bertujuan menghilangkan pemborosan dalam proses produksi.

10. Shigeo Shingo (1909-1990)

Kontribusi: Shingo adalah seorang insinyur yang bekerja sama dengan Taiichi Ohno dalam mengembangkan Sistem Produksi Toyota. Ia dikenal karena mengembangkan konsep Poka-Yoke (pencegahan kesalahan) dan SMED (Single-Minute Exchange of Die), yang bertujuan untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan fleksibilitas produksi.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong