Sejarah Teknik Industri

Teknik industri adalah disiplin ilmu yang berfokus pada optimalisasi sistem yang kompleks, termasuk manusia, mesin, material, informasi, dan energi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Dimulai pada akhir abad ke-18, Revolusi Industri memperkenalkan mesin uap dan teknologi manufaktur baru yang menggantikan pekerjaan manual. Mesin-mesin ini memungkinkan produksi massal yang lebih cepat dan efisien. Selama periode ini, konsep manajemen ilmiah mulai berkembang, yang merupakan fondasi dari teknik industri modern. Frederick Winslow Taylor, sering disebut sebagai "Bapak Manajemen Ilmiah", memperkenalkan prinsip-prinsip untuk meningkatkan efisiensi kerja melalui studi waktu dan gerak.

Pada awal abad ke-20, teknik industri berkembang pesat dengan pengenalan prinsip-prinsip manajemen ilmiah oleh Taylor dan pengembangan lebih lanjut oleh Frank dan Lillian Gilbreth, yang fokus pada pengurangan gerakan tidak perlu dalam pekerjaan. Selama Perang Dunia I dan II, permintaan untuk efisiensi tinggi dalam produksi senjata dan peralatan militer meningkatkan peran teknik industri. Henry Ford memperkenalkan lini perakitan yang bergerak di pabriknya, yang memungkinkan produksi massal kendaraan dengan biaya lebih rendah dan waktu lebih cepat.

Setelah Perang Dunia II, teknik industri terus berkembang dengan memasukkan prinsip-prinsip statistik dan riset operasi untuk mengatasi masalah yang lebih kompleks dalam produksi dan manufaktur. Di Jepang, konsep Lean Manufacturing, yang dikembangkan oleh Toyota, menjadi dasar bagi banyak industri untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi. Ini melibatkan penghapusan proses yang tidak bernilai tambah dan penggunaan teknik Just-In-Time (JIT) untuk mengoptimalkan aliran produksi.

Memasuki era digital pada 1980-an, teknik industri mengalami transformasi besar dengan adopsi teknologi komputer dan informasi. Simulasi berbasis komputer, kontrol kualitas digital, dan analisis data besar menjadi alat penting bagi para insinyur industri untuk meningkatkan proses dan sistem. Globalisasi dan kompleksitas rantai pasokan modern juga memerlukan pendekatan baru dalam manajemen operasi, logistik, dan keberlanjutan. 

Tokoh-tokoh teknik Industri dan kontribusinya

  1. Frederick Winslow Taylor (1856-1915): Dikenal sebagai "Bapak Manajemen Ilmiah," Taylor memperkenalkan konsep studi waktu dan gerak serta prinsip manajemen ilmiah yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi. Metodenya mendasari banyak praktik dalam teknik industri modern.
  2. Frank Gilbreth (1868-1924) dan Lillian Gilbreth (1878-1972): Pasangan suami-istri ini mengembangkan teknik studi gerak dan studi waktu yang mengarah pada peningkatan efisiensi operasional dan ergonomi di tempat kerja. Kontribusi mereka juga meluas ke bidang psikologi industri.
  3. Henry Ford (1863-1947): Ford merevolusi produksi massal dengan memperkenalkan sistem lini perakitan bergerak di pabrik otomotifnya, yang memungkinkan produksi dalam skala besar dengan biaya yang lebih rendah.
  4. Henry Gantt (1861-1919): Gantt menciptakan "Gantt Chart," sebuah alat yang masih digunakan sampai sekarang untuk manajemen proyek dan perencanaan produksi. Alat ini membantu visualisasi jadwal proyek dan alur kerja.
  5. Taiichi Ohno (1912-1990): Sebagai arsitek utama dari Sistem Produksi Toyota, Ohno mengembangkan konsep Lean Manufacturing dan Just-In-Time (JIT) yang menekankan pada pengurangan pemborosan dan peningkatan efisiensi dalam proses produksi.
  6. W. Edwards Deming (1900-1993): Deming adalah pelopor dalam konsep manajemen kualitas total (Total Quality Management) dan perbaikan berkelanjutan (Kaizen). Ia membantu perusahaan-perusahaan Jepang untuk mengadopsi metode statistik untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas.
  7. Joseph M. Juran (1904-2008): Juran berfokus pada manajemen kualitas dan mengembangkan "Juran Trilogy," yang mencakup perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, dan peningkatan kualitas. Ia juga dikenal dengan Prinsip Pareto dalam manajemen kualitas.
  8. Walter A. Shewhart (1891-1967): Shewhart dikenal sebagai "Bapak Pengendalian Kualitas Statistik." Ia mengembangkan Control Chart dan memelopori penggunaan metode statistik dalam pengendalian kualitas. Konsep-konsep yang diperkenalkannya menjadi dasar bagi Six Sigma dan kontrol kualitas modern.
  9. James Watt (1736-1819): Sebagai seorang insinyur mesin dan penemu, James Watt adalah tokoh kunci dalam Revolusi Industri. Watt tidak hanya menyempurnakan mesin uap tetapi juga memperkenalkan konsep kuda tenaga (horsepower) sebagai satuan untuk mengukur daya, yang sangat penting dalam mekanisasi dan otomatisasi produksi. Kontribusinya memberikan fondasi bagi perkembangan lebih lanjut dalam teknik industri, terutama dalam optimasi proses produksi dan penggunaan mesin.
  10. Charles Babbage (1791-1871): Babbage adalah seorang matematikawan Inggris yang dianggap sebagai pelopor teknik industri. Dia menulis tentang efisiensi dan produktivitas dalam bukunya, "On the Economy of Machinery and Manufactures," yang menguraikan pentingnya spesialisasi tenaga kerja dan analisis pekerjaan untuk meningkatkan produktivitas di pabrik.

 

Nama: Anggun Ocktaviana Damopolii

Nim: 561423042

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong