ARSIP BULANAN : August 2024

Teknik industri (dalam bahasa Inggris, industrial engineering) adalah suatu teknik yang mencakup bidang desain, perbaikan, dan di pergunakan dari sistem integral yang terdiri dari manusia, bahan-bahan, informasi, peralatan dan energi.[1] Hal ini digambarkan sebagai pengetahuan dan keterampilan yang spesifik pada matematika, fisika, dan ilmu-ilmu sosial bersama dengan prinsip dan metode dari analisis keteknikan dan desain untuk mengkhususkan, memprediksi, dan mengevaluasi hasil yang akan dicapai dari suatu sistem.[1] Bidang garapan teknik industri adalah sistem integral yang terdiri dari manusia, material/bahan, informasi, peralatan, dan energi.[1] Dasar keilmuan teknik industri multidisiplin, karena teknik industri tidak hanya bertumpu pada ilmu matematika dan fisika, tetapi juga ilmu sosial dan manajemen.[1]

Sejarah Teknik Industri Teknik industri lahir sejak zaman Pra Yunani kuno. Pada masa itu, manusia menggunakan batu dan tulang sebagai peralatan kerjanya. Alat - alat yang digunakan mengalami perbaikan secara berkala, sehingga meningkatkan produktivitas pada persoalan produksi. Hal ini terjadi sampai pada saat ini. Teknik industri sebenarnya berakar kuat pada masa revolusi industri. Sejarah teknik industri dimulai dengan Revolusi industri pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 telah mengubah secara dramatis proses manufaktur dan membantu lahirnya konsep – konsep ilmu pengetahuan di kemudian hari. Inovasi teknologi yang terjadi pada waktu itu ditujukan untuk membantu dalam mekanisasi beberapa operasional manual tradisional pada industri tekstil

Tokoh-Tokoh Teknik Industri

 

1. Frederick Winslow Taylor

Frederick Winslow Taylor dikenal sebagai "Bapak Teknik Industri" karena kontribusinya dalam mengembangkan prinsip manajemen ilmiah. Karyanya, terutama buku "The Principles of Scientific Management" (1911), memperkenalkan pendekatan sistematis untuk meningkatkan efisiensi kerja melalui pengukuran dan analisis. beliau memperkenalkan konsep-konsep seperti studi waktu, standarisasi metode kerja, dan pemilihan pekerja berdasarkan kemampuan. Taylor juga menekankan pentingnya pembagian kerja yang efisien dan perencanaan yang matang untuk meningkatkan produktivitas.

2. Frank Gilbreth

Gilbreth, bersama istrinya Lillian, berkontribusi besar melalui studi waktu dan gerakan. Mereka mengembangkan metode "tergerak" untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi pemborosan gerakan, yang menjadi dasar bagi teknik manajerial modern.

3.Lillian Gilbreth

Lillian Gilbreth adalah pelopor dalam psikologi industri dan manajemen. Ia mengintegrasikan prinsip-prinsip psikologi dengan teknik manajerial untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja, serta memberikan kontribusi penting dalam ergonomi dan manajemen stres

4.Adam Smith

Adam Smith (Kekayaan Bangsa-Bangsa, 1776); mengemukakan konsep perancangan proses produksi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja, yang menekankan pentingnya spesialisasi.

5.Charles Babbage 

Charles Babbage (Tentang Ekonomi Mesin dan Pabrikan, 1832); mengemukakan perlunya pembagian kerja (sesuai spesialisasinya) untuk meningkatkan produktivitas.

6.Henry Towne

Henry Towne (The Engineers As Economist, 1886) mengemukakan pentingnya para insinyur memperhatikan ketidakpastian profitabilitas dalam mengambil keputusan. Yang berarti dibutuhkan ilmu ekonomi.

7.Henry Gantt 

Henry Gantt mengembangkan prosedur penjadwalan rencana kerja dengan menggunakan peta balok atau peta Gantt

8 Ralph Barnes

 Ralph Barnes; menulis buku Motion and Time Study yang pertama.

9.HB Maynard, GJ Stegmerten dan SM Loury (1927); menulis buku Motion and Time Study yang menekankan pentingnya studi dan metode kerja yang baik.

10.AH Mogenson (Common sense apply to time and motion study, 1932) fokus pada konsep studi gerakan dengan pendekatan penyederhanaan kerja

 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong