Tujuan jadi mahasiswa
Menjadi seorang mahasiswa adalah suatu tanggung jawab yang harus dikerjakan dengan baik. Ketika kamu lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) di situlah saatnya kamu mencari jati diri kamu sebagai seseorang yang akan tumbuh dewasa. Anak muda sekarang masih banyak yang labil, yaitu kondisinya mudah berubah dalam hal keadaan perasaan dan kejiwaannya. Mislanya dari sedih berubah menjadi marah, sering marah-marah dikarenakan sesuatu yang tidak jelas, dan sikap-sikap lainnya. Nah sifat ini yang biasanya dimiliki oleh anak yang tergolong muda. Lalu bagaimana jika kamu sedang berkuliah dan sudahkah kamu pikirkan tujuan kamu menjadi mahasiswa? Beberapa hal berikut ini membuat kamu tahu apa yang menjadi tujuan seorang mahasiswa dalam perkuliahan.
1. MERUBAH POLA PIKIR
Menjadi seorang mahasiswa dapat membuat kamu merubah cara berfikir kamu dalam memecahkan masalah. Seorang mahasiswa akan membaca masalah kemudian mengukur kapabilitas dirinya sendiri untuk mengatasinya. Mencoba mencari sumber daya di luar yang dia punya dan kemudian berusaha mencapai tujuannya seselektif mungkin dan itulah yang menjadi hal dasar yang membedakan seorang yang pernah kuliah dengan tidak.
2. MENINGKATKAN KAPASITAS DIRI
Yang harus dimiliki seorang mahasiswa adalah hard skill dan soft skill. Maksudnya adalah jika hard skill seorang mahasiswa harus mempunyai kemampuan khusus yang kamu dapatkan lewat perkuliahan tergantung pembidangan masing-masing. Soft skill adalah kemampuan yang di dapatkan dari aktifitas sosial di kampus yang meliputi hobi, komunikasi dan yang lainnya. Dengan begini secara tidak langsung kapasitas yang dimiliki diri kamu akan terus meningkat.
3. MEMPEROLEH GELAR DAN SERTIFIKAT AKADEMIK
Membuat bangga orang tua adalah dambaan setiap anak apalagi jika kamu memperoleh gelar dan sertifikasi itu adalah tujuan kuliah yang tidak terbantahkan. Karena dunia kerja yang saat ini semakin ketat dan banyak membutuhkan orang-orang yang keahliannya dapat dibuktikan. Dengan memperoleh gelar dan sertifikat maka kamu termasuk orang-orang yang diperhitungkan untuk bekerja di perusahaan manapun.
4. MENAMBAH TEMAN DAN STATUS SOSIAL
Seorang mahasiswa harus mampu berpikir kritis dan mencari solusi karena di mata masyarakat seorang mahasiswa adalah seorang yang dapat diandalkan. Ini juga menjadi salah satu manfaat dan tujuan kamu berkuliah karena dapat menambah relasi yang akan sangat berguna dalam pekerjaan dan usaha kamu nantinya.
Itulah keempat hal yang menjadi tujuan dan manfaat menjadi seorang mahasiswa, jadi seimbangkanlah antara main bersama teman-teman dan edukasi untuk masa depan kamu nantinya. Tidak bisa disalahkan jika banyak anak muda yang juga masih labil dan menganggap dunia kuliah adalah dunia yang senang-senang. Namun kamu juga harus bisa memikirkan tujuan kehidupan kamu ke depannya agar dapat menjadi seseorang yang lebih baik lagi.
Dampak positif dan negatif belajar daring
Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari. Salah satunya dalam bidang pendidikan. Pembelajaran tatap muka ditiadakan sejak Maret tahun lalu, hal ini juga dilakukan pada semua universitas yang ada di Indonesia. Pembelajaran Jarak Jauh telah dilaksanakan selama lebih dari satu tahun. Dalam kondisi seperti ini, pendidikan harus tetap diperhatikan dan diutamakan. Belajar jarak jauh tidak berarti kehilangan semangat dalam mencari ilmu, terdapat beberapa dampak positif dan negatif yang dapat diambil dan dijadikan pelajaran untuk para mahasiswa, yuk disimak!
Kegiatan jaringan (daring) menjadi salah satu hal yang harus dilakukan ditengah situasi pandemi Covid-19 saat ini. Perguruan tinggi diminta untuk melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan sistem daring. Hal ini dilakukan demi mengurangi penyebaran virus Covid-19 yang saat ini sudah menyebar ke berbagai daerah. Semua kegiatan belajar seperti presentasi, kuis, diskusi, dan lain sebagainya dilakukan melalui media daring. Namun untuk beberapa Universitas sudah mulai bersiap menjalani perkuliahan tatap muka secara terbatas. Pemerintah terus menghimbau mereka untuk terus mengikuti protokol kesehatan dengan baik dan benar.
Kegiatan belajar mengajar daring mendapat respon pro dan kontra dari mahasiswa yang melakoninya. Beberapa mahasiswa kontra dengan adanya pembelajaran daring yang membuat semua mahasiswa kesulitan untuk memahami materi yang diberikan oleh dosen. Sebagiannya lagi lebih memilih untuk mengikuti pembelajaran daring, karena waktu belajar yang lebih fleksibel. Beberapa dampak positif dan negatif juga dirasakan oleh banyak mahasiswa.
Dampak positif yang dapat dilihat dari pembelajaran daring ini salah satunya adalah hemat waktu. Mahasiswa tidak perlu meluangkan waktu untuk pergi ke kampus, kegiatan yang seringkali memakan waktu sehingga tidak banyak aktivitas yang bisa dijalankan. Bisa dikatakan, dengan adanya kuliah daring membuat sebagian mahasiswa bisa mengelola waktu lebih baik dari sebelumnya. Selain itu, dengan adanya pembelajaran daring banyak aplikasi pembelajaran yang meningkatkan kualitasnya, bahkan mahasiswa dapat mengakses aplikasi tersebut tanpa mengeluarkan biaya. Google Meet, Zoom, dan Discord adalah beberapa contohnya. Munculnya aplikasi berkualitas tinggi, membuat para mahasiswa mudah untuk menggunakannya. Beberapa kursus daring juga memberikan potongan diskon yang besar. Seperti Ruang Guru dan Zenius, menurunkan beberapa harga paket layanannya hingga bisa diakses lebih banyak orang.
Di lain sisi, ada juga beberapa dampak negatif yang didapatkan saat pandemi ini. Seperti risiko penambahan minus pada mata mahasiswa dikarenakan terlalu lama menatap layer laptop atau komputer, tidak optimal mengerjakan tugas yang memang mengharuskan bertemu tatap muka dengan orang lain, dan beberapa hal merugikan lain. Lebih sering menatap layar laptop atau komputer merupakan hal yang biasa dijumpai saat pandemi Covid-19 saat ini, hal ini membuat mata lebih lelah dari sebelumnya.
Meskipun ada dua sisi dalam pelaksanaan perkuliahan daring ini, baiknya sebagai mahasiswa kita mengambil manfaat positifnya, dan menekan sebisa mungkin peluang dampak negatif yang akan terjadi dengan berbagai rencana mitigasi. Kita bisa mendapat tambahan waktu karena tidak harus melakukan perjalanan ke kampus, maka bisa kita manfaatkan tambahan waktu itu untuk menambah waktu belajar. Kita bisa menghindari penambahan minus mata dengan berbagai strategi mengistirahatkan mata sehingga tidak terlalu lelah menatap layar. Apapun itu, pilihan ada di tangan kita, apakah kita akan memanfaatkan dampak positif atau melewatkannya, atau kita pasrah menerima dampak negatif daripada mencoba mencegahnya terjadi.
7.Tantangan dan Halangan Belajar Online yang Banyak Dihadapi Siswa dan Mahasiswa Jaringan Internet yang Lambat
1.Jaringan Internet yang Lambat
Salah satu masalah utama yang banyak dihadapi oleh siswa maupun mahasiswa adalah jaringan internet yang lambat. Padahal, pembelajaran daring membutuhkan jaringan internet yang cukup kuat mengingat media yang digunakan berupa Zoom, Google Meet, Skype dan aplikasi lainnya untuk menghadiri video conference.
Aplikasi-aplikasi untuk menghadiri video conference tersebut membutuhkan jaringan internet yang kuat agar proses pembelajaran tetap lancar dan tidak terkendala video yang tiba-tiba berhenti atau suara yang putus-putus.
Permasalahan teknis seperti suara yang putus-putus dan video yang berhenti menyebabkan pembelajaran tidak efektif dan murid tidak dapat menyerap informasi yang disampaikan guru secara utuh.
Bahkan, Indonesia menempati negara dengan urutan terbawah dari negara OECD terkait terbatasnya ketersediaan akses jaringan internet. Inilah yang menjadi tantangan bagi Kementerian Pendidikan dalam memaksimalkan potensi yang ada.
2.Harga Kuota Internet yang Mahal
Selain jaringan internet yang sangat lambat terutama untuk mereka yang berada di daerah-daerah pedalaman atau di luar Pulau Jawa, tantangan dan halangan belajar online selanjutnya adalah harga kuota internet yang terlalu mahal bagi sebagian besar orang.
Apalagi paket internet yang mahal tersebut seringkali dibatasi untuk besaran kuota tertentu saja yang tentunya tidak cukup untuk kebutuhan para siswa menjalankan video conference dengan gurunya. Seperti yang kita ketahui bahwa kuota yang dibutuhkan untuk video conference tentu saja sangat besar.
Sementara rata-rata harga paket internet dari provider di Indonesia tergolong cukup mahal terutama untuk rata-rata pendapatan masyarakat. Ditambah lagi paket internet tersebut hanya bisa digunakan oleh satu orang untuk satu perangkat dan tidak untuk seluruh anggota keluarga.
3.Terbatasnya Akses ke Perangkat Komputer dan Smartphone
Masih banyak pelajar di Indonesia yang tidak memiliki akses ke perangkat komputer dan smartphone. Hal ini biasa dialami oleh pelajar yang berasal dari keluarga menengah ke bawah. Terkadang, satu-satunya perangkat telekomunikasi yang dimiliki oleh keluarga hanya handphone biasa tanpa akses internet.
Kondisi ini menyebabkan tidak meratanya akses pembelajaran daring bagi seluruh pelajar di Indonesia. Keterbatasan akses ke perangkat yang terhubung dengan internet ini banyak dialami terutama oleh pelajar yang berasal dari desa dan pedalaman.
4.Banyaknya Gangguan di Rumah
Perbedaan utama dari belajar di sekolah atau kampus dengan belajar di rumah adalah tingkat distraksi yang dialami oleh para pelajar. Ketika pelajar belajar di ruang kelas, maka lingkungan ruangan tersebut sudah diatur sedemikian rupa untuk mendukung proses pembelajaran agar berjalan lancar.
Hal ini berbeda dengan proses belajar mengajar dari rumah. Tidak semua pelajar memiliki kondisi rumah yang sama untuk mendukung proses belajar. Banyak dari pelajar tidak memiliki ruang belajar yang sunyi, senyap, mendapat sinar yang mencukupi dan nyaman.
Ditambah lagi seringkali aktivitas di lingkungan rumah menyebabkan distraksi yang cukup banyak bagi pelajar. Distraksi tersebut sangat beragam, mulai dari distraksi suara, distraksi pandangan dan banyak lainnya yang menyebabkan pelajar tidak dapat fokus belajar.
5.Guru dan Pelajar Masih Belum Lihai Menggunakan Teknologi Digital
Selama ini, masyarakat hanya mengenal proses belajar secara tatap muka. Proses pembelajaran secara daring masih sangat langka dilakukan di Indonesia sehingga perubahan sistem belajar dari tatap muka menjadi daring membuat banyak pihak harus segera beradaptasi dengan teknologi digital.
Penggunaan teknologi digital yang harus dipelajari mulai dari perangkat keras hardware hingga software atau aplikasi. Banyak pihak seperti guru hingga pelajar yang tidak terlalu paham menjalankan fitur tertentu di dalam software sehingga pembelajaran tidak maksimal.
6.Sulit untuk Interaktif
Meski hal ini tidak selalu terjadi, namun umumnya proses belajar mengajar yang dilakukan secara online menyebabkan proses pembelajaran tidak dapat berlangsung secara interaktif. Banyak siswa yang merasa bingung dengan suatu materi namun kesulitan untuk bertanya kepada guru.
Hal ini terkadang juga disebabkan oleh guru yang menyampaikan materi secara satu arah saja dan tidak memberi kesempatan murid untuk bertanya. Apalagi di beberapa kasus, guru seringkali tidak mengadakan video conference dan hanya memberikan materi tertulis dan video penjelasan saja kepada siswa.
Hal ini tentu menyulitkan para siswa untuk memahami dan bertanya terkait materi tertentu kepada guru. Alhasil proses belajar mengajar menjadi tidak efektif untuk siswa.
7.Banyak siswa yang bermain-main ketika belajar online karena merasa tidak diawasi oleh guru secara langsung. Para guru pun kesulitan untuk memantau perkembangan siswa. Oleh karena itu dibutuhkan koordinasi yang baik antara guru dan wali murid.