MATERI I
MATERI I
1. Mengidentifikasi Penyebab Penyakit
a. Tujuan
Setelah mempelajari sub kompetensi ini siswa mampu melakukan identifikasi penyebab penyakit pada tumbuhan dalam proses pengendalian penyakit pada tumbuhan.
b. Uraian Materi
Gejala kerusakan akibat jamur, bakteri dan virus
Proses dan budidaya tanaman tidak terlepas dari pemeliharaan tanaman. Salah satu dari pemeliharaan tanaman yang sangat diperhatikan adalah adanya hama dan penyakit pada tanaman yang dapat merusak salah satu bagian tanaman sehingga dapat menurunkan hasil produksi. Untuk menekan terjadinya penyakit pada tanaman perlu kita perhatikan beberapa faktor antara lain: benih, bibit, lingkungan dan lain sebagainya. Pengendalian penyakit tanaman hanya dapat menekan intensitas serangan pada tanaman tersebut.
Suatu tumbuhan boleh disebut sehat atau normal apabila dapat menjalankan fungsi fisiologinya. Fungsi ini terdiri dari pembelahan sel; deferensiasi dan perubahan absorsi air dan mineral dari tanah beserta translokasinya, fotosintesis dan translokasinya hasil fotosintesis ke bagian-bagian lain. Ilmu yang mempelajari penyakit tumbuhan disebut phytopathology.
Ada beberapa hal yang perlu dipelajari dalam phytopathology yaitu:
Mempelajari penyebab penyakit dan keadaan lingkungan yang menyebabkan penyakit.Mempelajari mekanisme bagaimana faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan penyakit.Mempelajari interaksi antara penyebab yang menimbulkan penyakit dan tanaman sakit.Mempelajari metode untuk mencegah timbulnya atau memberantas penyakit sebelum/sesudah berkembang dalam tumbuhan.
Di alam terdapat berpuluh-puluh ribu penyakit yang menyerang tumbuhan, dan setiap tumbuhan dapat diserang oleh bermacam-macam penyakit. Sebaiknya setiap jenis penyakit dapat pula menyerang satu atau beratus-ratus macam tumbuhan. Oleh karena penyakit dan luasnya masalah penyakit ini, Maka perlu diadakan suatu klasifikasi tertentu sebagai dasar atau petunjuk untuk dapat memahaminya. Penyakit tumbuhan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, diantaranya:
Berdasarkan gejala, yang pada dasarnya dikelompokkan dalam tiga hal garis besar; 1. nekrose, 2. hipoplasia dan 3. hipertropi.Bagian tanaman yang terserang seperti seed root (busuk biji), kemel smut (jamur api pada bulir), seadling beight (nawar semai).Macam tanaman yang diserang, seperti cereal disease (penyakit serealia), corn disease (penyakit jagung).Kerusakan yang ditimbulkan beberapa penyakit hanya menyebabkan kerusakan yang tidak berarti pada tumbuhan, tetapi jenis lainya mungkin dapat segera membunuh tumbuhan.
Golongan gejala penyakit tumbuhan
Gejala Hiferplasia, ialah pertumbuhan luar biasa oleh perpanjangan atau pembesaran sel-sel, dinamakan juga hipertropi, seperti keriting, kudis, intunesensi, tunefekasi, fasikulasi, dan prolifarasi.Gejala Hifoplasia ialah pertumbuhan regresif dengan kekurangan sel-sel, kerdil (duarfuig) ialah suatu gejala hipoplasia. Dalam hal ini tanaman tidak mencapai ukuran yang normal.Perubahan warna
1) Daun menguning, daun-daun tanaman dapat berubah warnanya menjadi kuning karena rusak dan kemudian gugur.
2) Bercak kuning (yellow spot). Bercak kuning dapat merupakan sifat genetik dari tanaman yang mempunyai warna daun beraneka, tetapi dapat juga disebabkan adanya infeksi virus, dikenal dengan istilah mosaik.
3) Merah dan merah keungu-unguan, disebabkan oleh pembentukan antasian pada tanaman yang menderita kekurangan P misalnya pada tanaman jagung.
4) Jaringan yang berwarna coklat menunjukan adanya serangan dieback (mati ujung). Leher akar berubah karenanya menjadi coklat saat leher akar mulai menebal.
5) Daun keperak-perakan (silvery shine) dapat disebabkan oleh Hysanoptera (trips), Acariva (mites), organisme ini merusak sel epidermis, sehingga sel kering dan kemudian sel tersebut akan terisi dengan udara.
6) Bercak air (water spot) ialah sebenarnya bercak yang terjadi karena dinding sel telah mati. Bercak air ini kemudian berubah warnanya menjadi bentuk bulatan seperti bekas tusukan serangga, misalnya Helopeltis antoni pada daun teh.
Kekeringan atau layu
Ciri penyakit layu ialah gugurnya daun-daun, yang diikuti keringnya batang daun tunas, kadang-kadang akar yang berpenyakit akan berfungsi lagi, dan itu semua mungkin juga dapat disebabkan oleh jamur nematoda.
Nekrose
Suatu hal yang biasa bila beberapa jaringan mati, misalnya pada kulit kayu dan daun. Jika matinya jaringan disebabkan penyebab yang lain dari penyebab yang normal, dinamakan nekrose. Bercak nekrose pertama-tama berwarna kuning, kemudian berwarna coklat atau hitam (antracnose). Pada daun, bercak nekrose dapat disebabkan oleh jamur, virus, bakteri, penyakit indefisiensi atau oleh serangga.
Jamur
1) Jamur termasuk dalam lima tumbuh-tumbuhan Thallopyta, akan tetapi tidak mempunyai khrolopil, sehingga untuk hidupnya memerlukan sumber bahan organik. Dinding selnya kebanyakan mengandung zat lahitin, yang terdiri dari rangkaian molekul N-acetyglocosamina.
Bentuk vegetatifnya yang khas berupa hallus, yaitu suatu sistem berupa benang yang disebut hifa. Hifa ini tersususn bersama membentuk miselium, yang mungkin dapat tampa sekat atau septa (colnocytis) berupa sel panjang dengan banyak inti misalnya pada omycetes dan zygomycetes. Sedangkan pada kelas lain ilmunya kreepta, misalnya pada ascomycetes, basidomycetes dan deuteromycetes, terlihat pada gambar dibawah ini.
Miselium Coenocytis
Phosenychema
Fator-faktor yang mempengaruhi penyakit jamur
1. Kelembaban dan curah hujan
Tingginya kelembaban udara dan hujan yang sering turut berpengaruh positif terhadap pertumbuhan jamur plasnopora viticola pada permukaan di bawah daun . Bila cuaca lembab, maka di samping dapat menyebabkan berkembangnya tepung putih jamur pada permukaan di bawah daun. Kelembaban pada 80-100 persen akan mudah terjadinya infeksi jamur pada daun muda cukup dengan kelembaban 70-80 persen.
2. Suhu
Suhu yang optimum untuk perkecambahan sporagium dari jamur adalah 20-50 oC. Sedangkan suhu optimum untuk perkembangan jamur 18-24 oC niminum 12-15 oC dan maksimum 30 oC.
3. Angin
Hembusan angin menyebabkan sporagium dari jemur melalui tunas, sulur, daun dan buah berupa tepung putih dan menempel pada permukaan jaringan tanaman kemudian terjadi infeksi baru.
4. Unsur hara
Tumbuhan penyakit jamur ini didorong oleh defisiensi nitrogen, oleh karena itu bagian tanaman yang terserang harus mendapatkan pemupukan nitrogen pada permukaan musim.
Batang yang terserang
Penyakit jamur
Daun yang terserang
Penyakit jamur
Buah yang terserang
Penyakit jamur
Bakteri
Bakteri merupakan organisme kecil berukuran sekitar 0,2-1 cm. Sehingga sulit untuk dilihat dibawah mikroskop biasa. Bakteri berasal dari bahasa Yunani bacterian. Bentuk tersebut tidak mutlak, dapat beraneka ragam, seperti: tongkat dapat berupa basilus, diplobasilus, dan speptobasilus: bulat dapat berupa pokus, diplokokus, speptokokus, tetrakokus dan stafilokukus terlihat pada gambar dibawah ini.
Keaneka ragaman bentuk bakteri:
a. Basilus
b. Rantai Basilus
c. Diplokokus
d. Setrakokus
Hampir kebanyakan bakteri tidak berkrokopil, tidak mempunyai plastida, tidak mempunyai inti, namun mempunyai protoplasma yang mengandung DNA yang disebut nekroid, sehingga sering disebut sebagai intinya.
Struktur tubuh bacterium
Keterangan
Dinding selPlasmalenaMesosomRibosomBandan inti
Badan Inti inti
Gejala penyakit bakteri terjadi serangan pada tanaman adalah sebagai berikut:
1. Busuk basah
Terjadinya pembusukan yang berair yang berbau tidak sedap, karena terjadi kerusakan jaringan tanaman. Bakteri berada dalam sel tanaman yang rusak (luka) dan mengeluarkan enzim-enzim yang dapat menyebar ke sel-sel sekelilingnya dan melarutkan nidel camella dinding sel.
2. Bercak daun
Beberapa penyakit bakteri dimulai dengan penetrasi pada stomata pada daun atau lain organ tanaman, dan menyebar ke bagian disekitarnya. Dengan demikian mengakibatkan suatu gejala nokrotis. Apabila perkembangan penyakit ini terus terjadi maka akan mengakibatkan gejala lodoh baik pada daun maupun tangkai tanaman.
3. Bleight (lodoh)
Terjadinya gejala nekrose yang cepat sekali, biasanya penyerangan bakteri lebih cepat dari pada penyebab bercak daun.
4. Penyakit pada jaringan pembuluh
Pada beberapa hal patogen penyebab leaf spot juga dapat meluas ke dalam jaringan pembuluh sehingga menjadi sistemik sifatnya. Dalam hal lain penyerangan bakteri dapat melalui stomata, inti sel atau luka-luka tetapi bakteri berkonsentrasi dan berbalik dalam jaringan pembuluh. Gejala ini adalah busuk hitam pada crucifera, layu bakteri pada cucurpita dan bercak bercincin.
Batang yang terserang
bakteri
Daun yang terserang
bakteri
Pohon yang terserang
bakteri
Virus
Virus mempunyai wujud Sub-Mikrokopir yang hanya mampu hidup dan berkembang didalam organisme hidup lainnya, sebagai akibatnya sering menyebabkan penyakit. Partikel Virus disebut Virion yang pada dasarnya terdiri dari satu atau beberapa molekul Asam Nukleat Deoksinibase (DNA) atau Asam Nuklat Ribosa (RNA) yang terbungkus dalam selubung protein.
Tanaman yang terinfeksi dapat menimbulkan berbagai macam gejala pada sebagian atau seluruh bagian dari tumbuhan. Gejala yang paling umum dari virus atau gejala khusus bagi virus tersebut adalah penurunan laju pertumbuhan dari tanaman yang mengakibatkan pengkerdilan (stuting). Gejala yang paling nyata dari tumbuhan yang terserang virus umumnya nampak pada daun, tapi bisa juga tampak gejala pada batang, buah dan akar.
Gejala sistemik ini terdapat pada seluruh bagian tumbuhan yang terinfeksi ada juga sebagian atau lokal disebut infeksi lokal. Gejala sistemik pada umumnya yang terserang virus adalah mosaic, yellow dan ringsport.
Mosaic dicirikan dengan adanya daerah-daerah yang berwarna hijau muda, kering atau putih yang berselang-seling dengan warna hijau yang normal dari daun atau buah dan bunga.
Yellow dicirikan dengan adanya warna kehijauan pada bunga, mematahkan dormancy, tunas mengganggu pertumbuhan.
Ring sport dicirikan dengan adanya cincin klorosis atau nekrose pada daun kadang-kadang juga pada buah dan batang, ditularkan oleh Aplih dan Leaf Hopper.
Morfologi dan struktur virus
Virus tumbuhan terdiri dari bermacam bentuk dan ukuran. Namun pada umumnya berbentuk memanjang (clongate) atau membulat.
Virus yang memanjang berupa Serabut fleksibel
NA : Asam Nukleat
PS : Protein
Virus yang kaku berbentuk tongkat
NA : Asam Nukleat
PS : Protein
Penampang melintang virus
Polyhidral virus
PS : Protein
Asam nukleat virus terbagi dari dua kelompok, yakni:
Virus yang menyerang tumbuhan mengandung asam Nuklat Riboasa (RNA)Virus yang menyerang hewan mengandung Asam Nukleat Deoksinibase (DNA)
Asam nukleat merupakan rantai polimer yang panjang dan terdiri atas banyak unit, yang dikenal sebagai nukleotida. Suatu nukleotida terdiri dari satu molekul asam fosfat, suatu molekul gula berkarbon lima, dan satu molekul serupa nitrogen.
Batang yang terserang
Penyakit virus
Daun yang terserang
Penyakit virus
Buah yang terserang
Penyakit virus
Mengidentifikasi gejala penyebab penyakit
Identifikasi dalam pekerjaan pengendalian penyebab penyakit ada dua metode:
1. Identifikasi melalui lab laboratorium yang fungsinya untuk menyakinkan penyakit apa yang timbul pada bagian-bagian tanaman yang terserang misalnya pada batang, daun, buah, akar, dan melalui uji mikroskopis dan uji reverensi penyakit
2. Identifikasi melalui tanda-tanda kerusakan pada tanaman yang terdapat dilapangan dengan ditunjukkan adanya gejala serangan penyakit, bakteri, virus dan jamur serta diuji reverensi gejala penyakit pada batang, buah, daun, dan akar.
a. - Siapkan tanaman atau batang, daun, buah dan akar yang terserang penyakit
- Amati dibawah mikroskop
- Gambar penyakit tersebut
- Sesuaikan dengan reverensi penyakit tumbuhan
- Pastikan bahwa nama penyakit tersebut sesuai dengan reverensi yang ada
b. - Siapkan atau observasi dilapangan pada tanaman yang terserang penyakit
- Amati baik batang, daun, buah dan akar dengan adanya gejala penampakan yang menyolok dari perubahan fisiologis tanaman
- Sesuaikan dengan reverensi penyakit tumbuhan
- Pastikan bahwa nama penyakit tersebut sesuai dengan reverensi yang ada.
c. Tugas
1. Buatlah resume menurut pengertian anda sendiri tentang identifikasi penyebab dalam proses pengendalian penyakit tanaman, berdasarkan informasi yang anda pelajari.
2. Lakukan observasi pada tanaman semusim, tahunan tentang gejala serangan penyakit:
BakteriJamurVirus
Pada pengendalian penyebab penyakit tumbuhan.
Berdasarkan hasil belajar anda baik melalui reverensi buku dan hasil observasi dilapangan terhadap gejala serangan penyakit bakteri, jamur dan virus, buatlah rencana identifikasi gejala serangan penyakit bakteri, jamur dan virus dalam pengendalian penyakit tumbuhan.Diskusikan dengan guru pembimbing anda terhadap hasil resume, identifikasi dan observasi, serta rencana melakukan identifikasi yang telah anda buat.Hasil diskusi yang telah disetujui guru pembimbing selanjutnya difail dalam odner portfolio hasil belajar anda.
d. Lembar Latihan
Sebutkan beberapa hal yang perlu dipelajari dalam phytopotologiJelaskan penyakit tumbuhan yang dapat diklasifikasikan !Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi jamur !Jelaskan gejala penyakit bakteri pada tumbuhan !Bagaimana anda melakukan identifikasi penyakit pada tanaman berdasarkan tanda-tanda kerusakan !
e. Kunci Jawaban
1. - Mempelajari penyebab penyakit dan keadaan lingkungan yang menyebabkan penyakit
- Mempelajari mekanisme bagaimana faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan penyakit
- Mempelajari interaksi antara penyebab yang menimbulkan penyakit dan tanaman sakit
- Mempelajari metode untuk mencegah timbulnya atau memberantas penyakit sebelum/sesudah berkembang dalam tumbuhan
2. - Berdasarkan gejala yang pada dasarnya dikelompokkan dalam tiga hal besar: 1. Nikroses 2. Hipoplasia, 3. Hipertropi
- Bagian tanaman yang terserang seperti: Seed noot, kemel semut, seadling beight
- Macam tanaman yang diserang, seperti: cereal disease, corn disease
- Kerusakan yang ditimbulkan beberapa penyakit hanya menyebabkan kerusakan yang tidak berarti pada tumbuhan, tetapi jenis langka mungkin dapat segera membunuh tumbuhan.
3. - Kelembaban
- Suhu
- Angin
- Unsur hara
4. - Busuk basah
Terjadinya pembusukan yang berair yang berbau tidak sedap, karena terjadi kerusakan jaringan tanaman.
- Bercak daun
Beberapa penyakit bakteri dimulai dengan penetrasi pada stomata, pada daun atau lain organ tanaman dan penyebar ke bagian lain sekitarnya.
- Pleight (lodoh)
Terjadinya gejala nekroses yang cepat sekali
- Pada jaringan pembuluh
Penyebab leat spot juga dapat meluas kedalam jaringan pembuluh sehingga menjadi sistemik sifatnya
5. - Siapkan atau observasi kelapangan tanaman yang terserang penyakit
- Amati baik batang, daun, buah, dan akar dengan adanya gejala kenampakan yang menyolok dari perubahan fisiologis tanaman
- Sesuaikan dengan reverensi penyakit tumbuhan
- Pastikan bahwa nama penyakit tersebut sesuai gejala dengan reverensi yang ada.
f. Lembar Kerja
Pendahuluan
Identifikasi penyakit-penyakit pada tumbuhan dalam suatu kegiatan pengendalian penyakit tumbuhan adalah merupakan sub sstem dalam kegiatan mengetahui tanda-tanda kerusakan dan diskripsi penyakit tumbuhan dengan pengertian bahwa keberhasilan pengendalian penyebab penyakit sangat dipengaruhi oleh mengidentifikasi penyebab penyakit dengan pasti. Memperhatikan peran identifikasi penyebab penyakit, maka kaidah-kaidah dalam identifikasi penyakit harus dilakukan dengan tata asas dan prosedur yang telah ditetapkan.
Apa yang akan terjadi dalam proses pengendalian penyebab penyakit tanaman apabila identifikasi tidak dilakukan, dan apa yang akan dirasakan bila identifikasi penyebab penyakit dilakukan dengan benar. Diskusi bersama teman anda.
Tujuan
Kegiatan ini bertujuan agar siswa mampu melakukan identifikasi penyebab penyakit pada tumbuhan dalam proses pengendalian penyakit pada tumbuhan.
Alat dan bahan
Batang yang terserang penyakit dilapanganBuah yang terserang penyakit dilapanganDaun yang terserang penyakit dilapanganAkar yang terserang penyakit dilapanganBuku reverensi penyakit tumbuhanPensilKertas folio.
Keselamatan kerja
Gunakan pakaian praktikGunakan sepatu kerjaHati-hati dengan benda tajam yang ada dilapangan
Langkah kerja
Siapkan buku reverensi penyakit tumbuhanSiapkan pensil dan kertas folioLakukan observasi dilapangan, apakah tanaman semusim atau tahunan yang akan anda amatiAmati perubahan fisiologis yang menyolok pada tanaman tersebutAmati gejala perubahan tersebut kerusakan pada tanaman dari batang, buah, daun, dan akarSesuaikan dengan buku reverensi penyakit tumbuhan yang anda bawaCatat perubahan fisiologis yang mencolokCatat gejala-gejala yang tampak baik pada batang, daun, buah dan akarCatat nama tanamannyaTulis nama penyebab penyakit pada tanaman tersebutEvaluasi kegiatan
Apakah bahan dan alat sudah disiapkanApakah identifikasi dilakukan dengan benar
Unpan balik
Rumuskan:
Apakah ada prosedur kerja yang perlu diperbaiki dalam proses identifikasi penyebab penyakit berdasarkan tanda-tanda kerusakan dilapanganApakah ada konsep yang perlu disempurnakan dalam identifikasi penyebab penyakit ini!
2. Menghitung Tingkat Kerusakan
a. Tujuan
Setelah mempelajari sub kompetensi ini siswa mampu melakukan menghitung tingkat serangan yang disebabkan oleh penyakit pada luasan areal.
b. Uraian Materi
Tanaman yang rusak tentu akan kuat dan lebih bertahan terhadap serangan penyakit. Dikatakan sehat tanaman apabila reaksi fisiologinya cepat, seperti cepat terbentuknya antibodi, maupun komposisi bagian-bagian tanaman yang terserang. Tanaman yang sehat dan produktif akan menghasilkan produksi yang tinggi dan mutu yang baik, sehingga memperoleh keuntungan yang maksimal.
Tanaman yang sakit ditampakkan adanya perubahan fisiologi pada tanaman yang abnormal misalnya adanya infeksi atau proses potojeni mengadakan kontak dengan sel-sel jaringan tumbuhan yang peka dan mengambil makanan dari padanya setelah terjadinya infeksi maka adanya perubahan pada bagian-bagian tanaman yang terinfeksi misalnya pada daun adanya perubahan bentuk maupun warna yang tidak wajar, pada batang adanya perubahan-perubahan yang menyolok misalnya pengkerdilan, busuk begitu juga pada buah maupun akar.
Penyakit pada tumbuhan perlu kita kendalikan dengan beberapa langkah sebelum mengambil suatu tindakan yaitu yang harus dilakukabn dengan menghitung tingkat kerusakan tanaman yang disebabkan oleh penyakit.
1. Katagori kerusakan tanaman
Tanaman dikatakan rusak apabila salah satu bagian tanaman terinfeksi oleh penyakit misalnya pada batang, daun, buah, maupun akar yang menyebabkan proses pertumbuhan terganggu. Untuk mengetahui kepastian tanaman rusak yang terinfeksi perlu adanya pengamatan gejala serangan penyakit pertanaman untuk teridentifikasinya jenis penyakit.
2. Metode pengambilan sampel penghitungan tingkat serangan
Metode pengambilan sampel mengetahui tingkat serangan yang disebabkan penyakit dapat dilakukan dengan :
Metode ZIG – ZAG
Metode ZIG – ZAG digunakan untuk mengetahui berapa tingkat serangan penyakit yang terdapat pada luasan areal tanaman yang teridentifikasi adanya gejala serangan penyakit
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
Keterangan:
X = Tanaman yang tidak diamati
X = Tanaman yang diamati
Metode Diagonal
Metode Diagonal digunakan untuk mengetahui berapa tingkat serangan penyakit yang terdapat pada luasan area tanaman yang teridentifikasi adanya gejala serangan penyakit.
X X X X X X X
X X X X X X X
X X X X X X X
X X X X X X X
Keterangan:
X = Tanaman yang tidak diamati
X = Tanaman yang diamati
Penghitungan tingkat serangan penyakit
Dalam pengambilan data metode tingkat serangan penyakit dapat dilakukan beberapa cara:
1) Dengan metode pengambilan sampel secara zig-zag
2) Dengan metode pengambilan sampel secara diagonal
Metode pengambilan sampel bermanfaat untuk menentukan tingkat serangan yang disebabkan oleh penyakit. Intensitas penyakit yang tidak sistemik, dihitung dengan cara dengan cara mengamati satu helai daun pada bagian pucuk, tengah dan bawah dari masing-masing tanaman.
Contoh : Penghitungan intensitas serangannya dilakukan dengan menggunakan rumus :
å (n x v)
I = x 100%
Z x N
Dimana: I = Intensitas serangan (%)
n = Jumlah tanaman contoh dari tiap-tiap katagori
V = Nilai numerik dari tiap katagori serangan
z = Nilai numerwrik dari katagori serangan tertinggi
Nilai numerik katagori serangan patogen yang menyerang daun ditentukan seperti dalam tabel 1
Nilai numerik serangan patogen yang menyerang daun.
Nilai numerik
Tingkat serangan (% daun yang terserang)
0
0 < x < 5
1
5 < x < 10
2
10 < x < 25
3
25 < x < 50
4
50 < x < 75
5
75 < x < 100
6
Untuk potagen yang menimbulkan gejala sistemik pada tanaman seperti penyakit busuk akar, penghitungan intensitas serangannya dilakukan sama dengan pertitungan intensitas serangan patogen yang merusak bunga.
Luas serangan ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
m
P = x 100%
M
Dimana P = Luas serangan (%)
m = Jumlah tanaman yang terserang
M = Jumlah tanaman yang diamati
c. Tugas
Buatlah resume menurut pengertian anda sendiri tentang persiapan menetukan metode pengambilan sampel untuk menghitung intensitas serangan pada penyakit.
Lakukan observasi dilapangan budidaya tanaman yang teridentifikasi oleh infeksi penyakit:
Nama penyakit :
Luas areal tanaman :
Jumlah tanaman :
Jenis tanaman :
Cara menggunakan metode pengambilan sampel:
Gambar metode penggunaan sampel:
Diskusikan dengan guru pembimbing anda tentang hasil resume, identifikasi dan observasi di lapangan, serta rencana rancangan penyiapan metode pengambilan sampel menghitung tingkat serangan.Hasil diskusi yang telah disetujui guru pembimbing selanjutnya di dokumentasi dalam port folio hasil belajar anda.
d. Lembar Latihan
Sebutkan beberapa metode pengambilan sampel ?Gambarlah metode pengambilan sampel dengan metode zig-zag?Jelaskan rumus menghitung tingkat serangan yang disebabkan oleh penyakit ?Jelaskan manfaat untuk mengetahui intensitas serangan yang disebabkan oleh penyakit ?
e. Kunci Jawaban
a. Metode pengambilan sampel secara zig-zag
b tode pengambilan sampel secara diagonal
2.
X X X X X X X
X X X X X X X
X X X X X X X
X X X X X X X
3. m
P = x 100%
M
P = Luas serangan (%)
m = Jumlah tanaman yang terserang
M = Jumlah tanaman yang diamati
4. Untuk pengambilan keputusan dalam tindakan pengendalian apabila tingkat serangan diatas mencapai 50%
f. Lembar Kerja
Pendahuluan
Penyiapan dalam menghitung tingkat serangan dalam suatu kegiatan proses pemeliharaan tanaman yang saling mempengaruhi satu sama lainya. Dengan pengertian ini artinya bahwa untuk menghitung tingkat serangan penyakit dapat dipengaruhi dalam kesiapan
Tujuan
Kegiatan ini bertujuan agar siswa mampu melakukan menghitung tingkat serangan yang disebabkan oleh penyakit pada luasan areal.
Alat dan bahan
BambuKertas berwarnaAlat tulisKalkulatorTanaman dilapangan (sayuran)
Keselamatan kerja
Gunakan alat-alat yang dibutuhkan sesuai dengan cara menghitung tingkat serangan dan berpakaian praktik
Langkah kerja
Siapkan alat-alat yang digunakan dalam menghitung tingkat serangan yang disebabkan oleh penyakit.Tentukan sistem atau model pengambilan sampel menghitung tingkat seranganBerilah tanda dengan bambu dan ditandai dengan kertas disebelah tanaman yang terserang penyakitAmati jenis penyakit, jumlah tanaman, jumlah tanaman yang sehat, jumlah tanaman yang sakit.Catat hasil pengamatan tersebutEvaluasi kegiatan
Apakah menghitung tingkat serangan sudah sesuaiApakah pengambilan sampel sudah benar
3. Menetukan Metode Pengendalian Penyakit
a. Tujuan
Setelah mempelajari sub kompetensi ini siswa mampu melakukan menentukan metode pengendalian penyakit dalam prosen pemeliharaan tanaman
b. Uraian Materi
Pengendalian adalah suatu tindakan aktivitas yang bertujuan untuk mengurangi atau menekan terjadinya suatu kegagalan dalam kegiatan pengendalian tanaman mempunyai arti adalah suatu tindakan pada tanaman yang terserang penyakit atau yang mempengaruhi terhambatnya terjadinya proses pertumbuhan yang normal.
Beberapa cara dalam mengambil keputusan pengendalian penyakit setelah anda mengetahui gejala serangan penyakit pada tanaman dan telah mengetahui tingkat serangan pada tanaman.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit tanaman. Namun pada dasarnya hal tersebut dapat dilakukan dan digolongkan dalam dua kategori besar yakni:
Secara imunisasiProfilaksis
Kedua golongan tersebut dibagi dalm dua katagori seperti pada bagan berikut :
Metode pengendalian terdapat beberapa macam cara untuk menanggulangi penyakit tersebut, diantaranya secara fisik, secara mekanis, secara kimia, secara biologis dan secara kultur teknis. Manun dari masing-masing cara tersebut adalah sebagai berikut:
Secara fisik
Pengendalian fisik merupakan usaha kita menggunakan atau mengubah faktor lingkungan fisik sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan penurunan serangan penyakit pada tanaman. Penurunan penyakit disebabkan karena faktor fisik seperti suhu, kelembaban. Kita ketahui setiap penyakit atau mikro organisme mempunyai batas terendah dan tertinggi untuk dapat hidup dan bertahan terhadap faktor fisik tertentu seperti suhu. Diatas suhu batas tertinggi atau terendah penyakit tersebut tidak dapat hidup dan berkembang biak.
Beberapa perlakukan atau tindakan pengendalian yang termasuk dalam pengendalian fisik antara lain adalah:
PemanasanPembakaranPemanasan dengan energi elektronikPembasmian patogenPenerapan khemoterapiRadiasi sinar infra merah
Agar teknik tersebut berhasil perlu dipelajari lebih dahulu biologi.
Secara mekanik
Pengendalian secara mekanik bertujuan untuk menindahkan bagian tanaman atau tanaman yang terserang penyakit secara langsung baik dengan menggunakan tangan atau dengan bantuan alat dan bahan lain. Caranya cukup sederhana dan dapat dilakukan setiap orang tetapi memerlukan tenaga yang banyak dan mahal, harus dilakukan secara kontinyu, efektivitas dan efisiensi. Untuk meningkatkan efektifitas pengendalian mekanik perlu dipelajari phytopotologi secara keseluruhan.
Pengambilan dengan tangan
Cara ini merupakan teknik yang paling sederhana dan murah tentunya untuk daerah yang banyak tersedia tenega kerja. Pengambilan dengan tangan tentunya pada tanaman yang terinfeksi oleh penyakit pada bagian-bagian tanaman yang ditunjukkan dengan adanya gejala.
Misalnya pada daun:
Daun yang terinfeksi oleh penyakit dengan parameter pengendalian mengetahui teknik menghitung tingkat serangan pertanam.
Daun yang terinfeksi oleh penyakit pengambilan dengan tangan
Secara biologis
Pengendalian penyakit secara biologis bervariasi mulai dari manipulasi tanaman inang sampai yang sempit yaitu perubahan lingkungan biologis. Pengendalian biologis penggunaan antagonisme dan penggunaan varitas tanah dan rotasi tanam
Pengendalian secara biologis diidefinisikan secara terbatas yaitu suatu bentuk pengendalian dimana organisme selain tanaman inang dan pahtogen-pahtogen dimanfaatkan untuk mengurangi kerugian yang diakibatkan photogen pada tanaman inang atau mengurangi daya tahan (senviral) pahtogen.
Metode pengendalian biologis terhadap penyakit:
Inokulasi
antagonis
- Dengan tanah yang menghambat (SS) (jadi dengan seluruh populasi)
- Dengan antagonis yang dipilih
- Inokolasi pada tanah
- Inikolasi pada tanaman
- biji dan stek
- Luka-luka
Merubah mikro flora dengan
Subrat
Pemberian bahan organik amendemen (bahan yang di buat ……. Untuk merubah ekologis bioti S)
Merubah lingkungan
Kelembaban
Pemupukan (pupuk buatan hijau)
Mokalasi tanah
Mokalasi tanah dengan antagonis yang dipilih efektif untuk menghindari terjadinya penyakit, apabila diberikan pada tanah yang steril.
Misalnya pemberian Mycoparasit
Mokalasi bahan tanaman dan biji-bijian
Mokalasi dengan bakteri Pseodamonas yang berflorense banyak mengeluarkan suatu zat yang dapat merangsang pertumbuhan.
Misalnya: Thricoderma yang menyerang phytin
Secara Kultur teknis
Pengendalian penyakit secara kultur teknis merupakan usaha pengendalian yang bersifat preventif yang dilakukan sebelum serangan penyakit terjadi pada tanaman dengan harapan intensitas serangan agar populasi penyakit tidak meningkat sampai melebihi ambang pengendalian.
Karena teknik pengendalian ini merupakan bagian teknik bercocok tanam yang umumnya untuk memperoleh produktivitas yang tinggi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian kultur teknik:
1) Pengurangan kesesuaian ekosistem
SanitasiPenghancuran atau modofikasi inang dan habitat penggantiPengerjaan tanahPengolahan air
2) Ganguan komunitas penyedian berkembangnya penyakit
Pergiliran tanamanPerkiraan lahanPenanaman serempakPenetapan jarak tanamLokasi tanamanMemutuskan sinkronisasi antar tanaman dan penyakitMenghalangi berkembangnya penyakit
c. Tugas
Buatlah resume menurut anda sendiri tentang menentukan metode pengendalian penyakitBacalah buku reverensi-reverensi yang menjelaskan tentang pengendalian penyakitLakukan observasi pada petani/pengusaha metode pengendalian penyakit yang sering dilakukanPenyakit yang sering dijumpai oleh petaniAlasan penggunaan metode pengendalianBagaimana pelaksanaannya pengendalian
4. Catat hasil kegiatan tersebut, kalau perlu ada gambar, gambarlah dengan benar hasilnya disimpulkan dan diskusikan dengan teman dan guru pembimbing anda.
d. Lembar Latihan
Jelaskan dalam struktur pengendalian penyakit tumbuhan digolongkanSebutkan metode pengendalian penyakitBagaimana pengendalian penyakit secara fisik dilakukan
e. Kunci Jawaban
1.
Monitoring
2. a. Secara fisik
b. Secara mekanis
c. Secara kimia
d. Secara biologis
e. Secara kultur teknis
3. Pengendalian secara fisik dilakukan
PemanasanPembakaranPemanasan dengan energi elektonPembasmian patogenPenerapan khemoterapiRadiasi sinar infra merah
f. Lembar Kerja
Pendahuluan
Pada suatu sistem kerja pengendalian penyakit maka suatu tahapan pekerjaan akan sangat berpengaruh terhadap tahapan pekerjaan lain, dan akhirnya akan mempengaruhi produk akhir.
Kegiatan pengendalian penyakit dalam metode pengendalian penyakit secara fisik, mekanik, kernis, biologis dan kultur teknis akan sangat berpengaruh terhadap tanaman yang akan diperlukan.
Tujuan
Kegiatan ini bertujuan agar siswa mampu melakukan menentukan metode pengendalian penyakit dalam prosen pemeliharaan tanaman
Bahan dan alat
Alat tulisMedia tanam
Keselamatan kerja
Dalam menentukan metode pengendalian penyakit untuk menjaga keselamatan anda yang perlu diperhatikan
Penggunaan peralatanPenggunaan pestisida
Langkah kerja
Siapkan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhanAmati gejala serangan penyakit pada tiap-tiap tanamCatat jenis gejala serangan penyakit setelah diidentifikasiLakukan pengendalian sesuai dengan tingkat dan gejala seranganCatatlah hal-hal yang berkaitan dengan proses pengendali penyakit
Yaitu: - Apakah jenis metode pengendalian yang dipilih
- Bagaimana pelaksanaan kegiatan
Evaluasi kegiatan
Anda lakukan dengan benar ? lakukan penilaian dalam hal menentukan metode pengendalian
Umpan balik
Apakah ada prosedur kerja yang perlu diperbaiki, kalau ada jelaskan alasannya
4. Melaksanakan Pengendalian Penyakit
a. Tujuan
Setelah mempelajari sub kompetensi ini mampu melakukan pelaksanaan pengendalian penyakit dalam proses pemeliharaan tanaman
b. Uraian Materi
Pelaksanaan pengendalian penyakit dapat dilakukan setelah mengetahui gejala serangan yang tampak pada tanaman, mengetahui tingkat serangan dan metode pengendalian. Dalam melaksanakan suatu pengendalian beberapa hal yang harus dilakukan antara lain:
a. Membuat jadual pengendalian
Jadual pengendalian penyakit merupakan suatu hal yang diperlukan untuk mengetahui kapan dilakukan pengendalian yang berdasarkan gejala serangan penyakit dan intersitas serangan yang tampak disuatu lahan.
Format jadual pengendalian
Nama tanaman :
Jenis penyakit :
Tempat/lokasi :
No.
Tanggal Penyemrotan
Jenis Pestisida
Dosis
Keterangan
Fungsi pembuatan jadual pengendalian bertujuan untuk mengefektifkan dan efisiensi penggunaan peralatan, diisi pestisida dan kena sasaran pada serangan penyakit tersebut.
b. Peralatan yang digunakan
Sebelum anda melangkah lebih jauh, terlebih dahulu anda kenali dulu perangkat/alat-alat yang digunakan dalam pengendalian penyakit, khusunya alat-alat yang sering digunakan dalam pengendalian.
Pemahaman terhadap jenis alat (nama, karakteristik, spesifikasi, dan fungsi) menjadi sangat penting agar anda tidak menjalani kecanggungan dalam bekerja. Dengan mengetahui secara mendalam tentang perangkat kerja secara benar, maka anda akan dapat menggunakan dengan benar dan nyaman serta tepat sasaran.
Dalam kegiatan pengendalian penyakit, alat-alat yang digunakan tergantung pada jenis tanaman, luasan areal tanaman dan jenis penyakit yang menyerang serta kondisi lingkungan.
Untuk mengenal lebih dalam terhadap alat-alat yang akan anda gunakan, coba perhatikan informasi lebih lanjut dibawah ini :
Gelas ukur 100 ml
Spesifikasi:
Terbuat dari gelas, mempunyai ukuran volume 100 mlFungsi alat
Fungsi alat tersebut dalam pengendalian penyakit sebagai alat ukur pestisida yang berbentuk cair
Timbangan analisis 500 gram
Spesifikasi:
Terbuat dari besi, mempunyai akurasi timbangan 500 gram.Fungsi alat
Fungsi alat tersebut dalam pengendalian penyakit sebagai alat ukur pestisida yang berbentuk powder.
Ember
Spesifikasi:
Terbuat dari plastik mempunyai kapasitas 5 literFungsi alat
Fungsi alat untuk mencampur pestisida dengan air dan menambahkan air
Knaspak sprayer
Spesifikasi:
Terbuat dari besi, mempunyai kapasitas volume 14 literFungsi alat
Fungsi alat tersebut sebagai alat semprot dengan cara digendong digunakan pada tanaman rendah areal tanaman yang tidak terlalu luas.
Penutup hidung
Fungsi alat:
Alat tersebut sebagai pengaman untuk menutupi mulut dan hidung
c. Bahan pestisida yang digunakan
Beberapa jenis dari bahan kimia tang tersedia untuk menanggulangi penyakit-penyakit tumbuhan adalah fungisida-fungisida. Beberapa macam mana yang diberikan untuk fungisida seringkali sangat membingungkan, terdapat 3 jenis nama:
1. Nama kimiawi zat efektif/bahan aktif
Nama yang pendek dan lebih sederhana dari yang umum digunakanNama barang yang ditentukan oleh pabrik untuk suatu formulasi yang mengandung persenan tertentu dari bahan kimia yang aktif.
4. Nama kode digunakan bila masih dalam proses sekrening.
Pemakaian fungisida
Sebagai bahan semprot, atau bahan pembentukan awan debu pada daun-daunan terhadap penyakit-penyakit jamur dan juga beberapa penyakit bakteri (disemprotkan/spraying, dikabutkan/misting, dihembuskan/dusting)Sebagai pasta-pasta atau cat-cat terhadap penyakit batang dan penyakit kulit pohon, dan juga untuk mencelup/mencat biji.Sebagai cairan untuk mendesinfeksikan tanah, tetapi cairan-cairan ini berlaku sebagai gas (diinjeksikan dalam tanah)Sebagai guamlat untuk tanah
Bahan–bahan kimia yang digunakan sebagai fungisida.
Senyawa-senyawa an-organik
Senyawa-senyawa pertama yang digunakan pada tanaman untuk mengendalikan penyakit jamur adalah senyawa an-organik, seperti senyawa tembaga (copper compounds) dan senyawa belerang Sulfhur compounds)
a. Senyawa-senyawa belerang (S)
- Belerang murni, biasanya dalam bentuk bubuk (dust) atau bentuk tepung yang dapat dilarutkan dalam air (WP = wettable powder) biasanya digunakan terhadap penyakit powdery mildew (erysiphale, asconycetes)
b. Senyawa-senyawa tembaga (Cu O)
- Bubur bordo (Borduaux mixture) suatu campuran sulfat tembaga dengan kapur tohor
- Oksida tembaga ( Cu2 O2)
- Oksiklorida tembaga ( 3 Cu OH2 – Ca CL2 )
- Sulfat-sulfat tembaga basis/dasar
Senyawa-senyawa organik
Perkembangan senyawa-senyawa belerang yang organik digunakan efektifitas pada penyakit jamur
a. Dithiocarbanat - dithiocarbonat
- Ziram, ferbam : Semua garam logam dari dinethyl
(Seng, besi) 1 dithiocarbonat
Sekarang sering digunakan untuk memberantas penyakit-penyakit jamur : karat, antrahrose, bercak daun
- Zineb (zinc ethylene - bis - dithiocarbonate)
H S
H2C – N – C – S
ZN (Zineb)
H2C – N – C – S
H S
CH2 NHC SS
Mn (Maneb)
CH2 NHC SS
H3C S S CH3
N – C – S – S – C – N
H3C CH3
b. Senyawa-senyawa timah (organik)
- Fentinacetat
- Sn – o – c – CH3
- Fentinhidroksida
- Sn – OH
c. Senyawa-senyawa mercurium (Hg)/air raksa:
Senyawa-senyawa ini lebih banyak disemprotkan pada daun
d. Senyawa-senyawa quinon
- Chloranil, digunakan untuk melindungi biji-biji dari penyakit gosong, seperti loose sum
e. Senyawa-senyawa nitrogen yang heterocylis
- ….. dazole (sekarang glyodin)
f. Senyawa-senyawa trikhloronethyl
- Captan digunakan terhadap beberapa penyakit jamur kecuali pomdery mildem
- Folfet, efektif terhadap powdery mildem
- Dipolatan, digunakan untuk mengendalikan phytoptora SP
g. Antibiotika
- Kasugamycin, suatu antibiotikum digunakan terhadap piricularia oryzae
- Pimaricin, untuk buah-buah terhadap hampir semua jamur kecuali oomycetes
- Blasticidum , digunakan untuk membunuh xaithomonas oryzae (bakteri)
h. Fungisida-fungisida yang sistenis
- Benoule, aktif terhadap bermacam-macam asconycetes dan deotoronycetes
- Thiofanat, mempunyai sifat seperti benouye
- Trifanin dan tridenof terhadap bermacam-macam milden
d. Membuat larutan pestisida
Sebelum melarutkan pestisida anda harus mengetahui penggolongan pestisida yang berdasarkan
Cara kerja
a. Insektisida:
- Racun kontak
- Racun perut
- Racun pernafasan
b. Herbisida:
- Selektif
- Tidak selektif
c. Fungisida:
- Kontak
- Sistenik
- Racun pernafasan
Berdasarkan sifat fisikPestisida padatPestisida cairPestisida gasBerdasarkan bentuk formasiButiran (gramle) pestisida dalam bentuk butiran ini cara penggunaannya sangat praktis yaitu cukup disebarkan dengan tangan saja
Contoh: diazinon 10 G, Mipzinon 6/4 G, Mipcin 4 G
Tepung (dust) pestisida dalam bentuk dust ini cara penggunaannya dengan dihenbuskan (dalam bentuk kabut)Tepung yang dapat dilarutkan dalam air (WP/SP) pestisida dalam bentuk ini cara aplikasinya dilarutkan dulu dengan air kemudian disemprotkan dengan memakai alat semprotanCairan yang dapat dilarutkan (EC)Cairan yang dapat dimulsikan (EC)Berdasarkan kandungan bahanBerasal dari tumbuhan (rotone, nicotine, pyrethin)Berasal dari bahan an organikBerasal dari bahan organik sintetisBerasal dari mikroba (jasad remik)Berasal dari minyak
Pemilihan pestisida
Pestisida adalah bahan racun yang biasa digunakan untuk memberantas semua gangguan dalam usaha tani. Oleh karena itu agar pemakaian pestisida tersebut dapat dilakukan secara efektif dan benar perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Pilihlah pestisida yang efektif untuk hama, penyakit dan tumbuhan pengganggu (gulma) sasaran sesuai dengan yang telah terdaftar.Pilihlah pestisida yang taksisitasnya rendah terhadap manusia dan hewan lain, sehingga aman dalam pemakaian.pilihlah pestisida sesuai dengan alat yang ada.Pilihlah pestisida yang selektif, yaitu yang dapat membunuh jasad sasaran tanpa berpengaruh terhadap jasad lain yang bukan sasaran.Pilihlah pestisida yang daya persitensinya rendah.Pilihlah yang masih baik dalam kemasan yang masih ada segelnya.Pilihlah pestisida yang tidak berakulasi dan tidak menimbulkan resistensi terhadap jasad sasaran.Pilihlah pestisida yang mempunyai efek residu rendah.
Cara membuat larutan pestisida
Setelah mengetahui penggolongan pestisida anda dapat memulai melarutkan pestisida dengan cara
Mencampuran dengan air sebagai bahan emulsian pelarutMengikuti petunjuk penggunaan pestisida
Siapkan ember dengan berisi air sebanyak 1 literSiapkan pestisida Campurkan pestisida dengan konsentrasi 5 ml/liter kedalam ember yang berisi airAduk campuran tersebut
e. Perhitungan kebutuhan alat
1. Peralatan yang diperlukan dalam pengendalian penyakit anda harus mengetahui:
Umur tanaman
Umur tanaman dalam kebutuhan dan jumlah peralatan sangat berpengaruh pada saat melakukan pengendalian penyakit
Misalnya:
Pada pembibitanPada tanaman umur 1 bulan dilapanganPada tanaman umur 3 bulan dilapanganJenis tanaman
Jenis tanaman dalam kebutuhan dan jumlah peralatan sangat berpengaruh pada saat melakukan pengendalian penyakit.
Misalnya:
Tanaman perkebunanTanaman sayuranLuasan areal
Luasan areal dalam kebutuhan dan jumlah peralatan sangat berpengaruh pada saat melakukan pengendalian penyakit
Misalnya:
Untuk luasan 2000 M2Untuk luasan 10.000 M2Untuk luasan 1 ha. Lebih
2. Perhitungan kebutuhan peralatan
Luas areal
Kap =
Kemampuan HOK/Perkaki
Kap = Kebutuhan alat penyemprotan
HOK = Hari orang kerja
3. Menghitung kebutuhan bahan
Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida:
Konsentrasi bahan aktif, yaitu presentase bahan aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan airKonsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam CC atau gram setiap liter airKonsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, adalah presentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi.
Untuk mempermudah menghitung konsentrasi dan dosis berikut ini disajikan sekedar contoh
Misalnya: dalam pengendalian penyakit diperlukan dosis bahan aktif 0,12 Kg dari fugisida 60 EC dalam 900 liter larutan jadi
Dengan melihat angka dibelakang nama dagang fungisida tersebut dapat diketahui bahwa satu liter fungisida 60 EC berarti bahan aktifnya 0,6 Kg
Disis pestisida untuk sekali aplikasi adalah:
0,12
= 2 liter fungisida 60 EC
0,6
0,12
Konsentrasi formulasinya: = 2,5 cc fungisida
0,6
60 Ec perliter
2,5
Konsentrasi bahan aktifnya: x 60% = 0,15%
1000
2,5
Konsentrasi pestisida dalam larutan : x 100=0,25%
1000
f. Pengendalian Penyakit Berwawasan Lingkungan
Pengendalian penyakit berwawasan lingkungan adalah suatu pengendalian penyakit yang memperhatuikan bebrapa faktor lingkungan pertanian disekitarnya.
Pertanian Organik
Pertanian Organik adalah suatu usaha dibidang budidaya tanaman yang menggunakan unsur cairan organik misalnya penggunaan pupuk yang berasal dari pupuk kandang, penggunaan pestisida yang berasal dari nabati, menggunakan barrier penyakit, penggunaan mutlak alami, penggunaan hayati, dll. Pertanian organik pada prinsipnya bebas dari bahan kimia (an-organik).
Tindakan preventif adalah suatu tindakan pengendalian penyakit yang dilakukan sebelum timbulnya gejala penyaklit dengan cara memperhatikan:Benih atau bibit yang bersertifikat.Melakukan sanitasi lingkungan, membersihkan tanaman pengganggu atau gulma.Melakukan penyangkokan terhadap tanaman.Penggunaan pestisida Nabati adalah pestisida yang ramah lingkungan yang diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan . Pestisida Nabati relatif rendah dibuat dan cepat terurai residu yang dialami.Mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan.
Penggunaan pestisida an-organik yang berlebihan dapat memberikan dampak yang sangat besar terhadap lingkungan misalnya:
Terhadap: Tanaman itu sendiri akan menimbulkan residu yang sangat besar dan berbahaya pada manusia.Terhadap predator atau pada penyakit-penyakit yang terkenai dapat mati.Terhadap ketahanan penyakit tersebut.dll.
G. Pengendalian penyakit secara bijaksana
Pengendalian penyakit secara bijaksana adalah suatu pengendalian yang memperhatikan beberapa faktor lingkungan antara lain:
Penggunaan varitas yang resistenPola tanam sistem rotasiPenyiangan yang intensif dan lingkungan yang bersihSistem penyiraman yang baikPenggunaan musuh alamiMenjauhkan tanaman atau bagian tanaman yang terkena penyakitMemberantas tanaman yang menjadi inang, seperti kutu yang membawa penyakit virus tanaman inangnya jenis kemuningMenggunakan pestisida biologisPenggunaan pestisida kimia apabila tanaman sudah parah
10. Memberantas penyakit secara mekanis
11. Tanaman sering diamati dan dikontrol
12. Bila perlu menggunakan green house
13. Sanitasi media secara fisik
c. Tugas
Buatlah resume menurut pengertian anda tentang pelaksanaan pengendalian penyakit dalam proses pengendalian penyakit, berdasarkan informasi yang anda pelajariLakukan observasi pada petani tentang pelaksanaan pengendalian penyakit yang sering digunakan oleh petani misalnya pada:Alat-alat penyemprotan yang digunakanBahan-bahan pestisida yang sering digunakanBagaimana petani menghitung/menetukan gejala penyakitDengan cara apa petani menghitung kebutuhan alat dan perhitungan bahanApa yang diketahui oleh petani tentang pengendalian yang berwawasan lingkunganApa yang diketahui oleh petani tentang pengendalian secara bijaksana
Berdasarkan hasil belajar anda baik melalui reverensi atau hasil observasi dilapangan terhadap pelaksanaan pengendalian
Buatlah rancangan pelaksanaan pengendalian penyakit.
Diskusikan dengan guru pembimbing anda terhadap hasil resume yang telah anda buatHasil diskusi yang telah disetujui guru pembimbing selanjutnya difail dalam odner port folio hasil belajar anda.
d. Lembar Latihan
Buat format jadwal pengendalian penyakitPeralatan apa saja yang diperlukan dalam pengendalian penyaklit dilapanganJelaskan bahan-bahan kimia sebagai pestisida pada senyawa an-organikHitunglah kebutuhan bahan pestisida dibawah ini pada: bahan fungisida dithane 45 – 60 E dalam 900 liter bahan aktifnya 0,12 KgKonsentrasi formulasinyaDosis formulasinyaKonsentrasi bahan aktifnyaKonsentrasi pestisida dalam bahan jadi
5. Jelaskan yang dimaksud dengan pengendalian penyakit yang berwawasan lingkungan
e. Kunci Jawaban
Format jadual pengendalian penyakit
Nama Tanaman :
Jenis Penyakit :
Tempat/lokasi :
No.
Tanggal Penyemprotan
Jenis Pestisida
Dosis Pestisida
Keterangan
2. Peralatan yang digunakan dalam pengendalian penyakit
<p style="text