ARSIP BULANAN : October 2012

Hati Kecil

10 October 2012 12:40:30 Dibaca : 860
 

 
Seketika tawa hadir
Seketika tangis menyapa

Sesaat tiba gundah mengusik hati
Sesaat singgah ketenangan di hati

Datang dengan sekejap kesedihan
Sekejap jualah kebahagiaan menyelimuti

Disela-sela perubahan-perubahan yang terjadi
Hanya hati kecil yang bisa berkata kebenaran tentang apa yang terjadi
Hanya hati kecil yang dapat kita percaya akan keyakinan dalam hidup
Dan hanya kepada ALLAH kita berserah diri atas segala yang terjadi
Hanya ALLAH yang Maha Mengetahui atas segala yang terjadi
Dan hanya dengan petunjuk ALLAH kita menemukan jalan kebenaran
 

Penyebab rendahnya kemampuan guru dalam menulis karya ilmiah, yaitu: (1) kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru dalam menulis karya ilmiah, khususnya menulis artikel ilmiah, (2) terbatasnya sarana bacaan ilmiah terutama yang berupa majalah ilmiah atau jurnal, (3) belum tersedianya majalah atau jurnal di lingkungan sekolah atau dinas pendidikan kabupaten yang bisa menampung tulisan para guru, (4) masih terbatasnya penyelenggaraan lomba menulis karya ilmiah yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan baik pada tingkat nasional, tingkat provinsi maupun pada tingkat kabupaten, dan (5) masih rendahnya motivasi guru untuk mengikuti lomba menulis karya ilmiah. Sehubungan dengan itu, ada beberapa strategi yang ditawarkan melalui tuilisan ini dalam rangka melakukan gerakan menulis di kalangan guru di Indonesia. 1. Tingkatkan Pelatihan Menulis Karya Ilmiah Dalam berbahasa, keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling tinggi tingkatannya dibandingkan keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menyimak/ mendengarkan. Hal ini mudah dipahami karena dilihat dari segi tahapan pemerolehan bahasa, keterampilan menulis dilakukan pada tahapan terakhir setelah pemerolehan keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Akhdiah, dkk. (1996/1997:iii) mengatakan bahwa berbeda dengan kemampuan menyimak dan berbicara, kemampuan menulis tidak diperoleh secara alamiah. Kemampuan menulis harus dipelajari dan dilatihkan dengan sungguh-sungguh. Belakangan ini, di Provinsi Jawa Tengah, memang sudah pernah diadakan pelatihan menulis karya ilmiah oleh pihak sekolah dan pihak dinas pendidikan baik pada tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten dengan melibatkan para guru sebagai peserta. Di samping itu, pelatihan menulis karya ilmiah juga sudah pernah dilakukan oleh pihak perguruan tinggi di Jawa Tengah, khususnya oleh pihak Universitas Negeri Semarang. Akan tetapi, secara kuantitas, frekuensi pelatihan penulisan karya ilmiah itu tampaknya masih tergolong rendah. Oleh karena itu, pada masa-masa mendatang, secara kuantitas, pelaksanan pelatihan penulisan karya ilmiah bagi guru-guru masih perlu ditingkatkan lagi. Di samping oleh pihak dinas/instansi terkait, pelatihan penulisan karya ilmiah hendaknya diprogrankan secara rutin, minimal sekali dalam satu semester, oleh masing-masing sekolah dengan mendatangkan narasumber dari luar sekolah. Secara kualitas, dari beberapa kegiatan pelatihan penulisan karya ilmuiah yang sudah pernah dilaksanakan tampaknya kurang mengembirakan. Mengapa? Motivasi para guru peserta pelatihan penulisan karya imiah itu lebih banyak mengarah pada pemerolehan sertifikat atau piagam pelatihan dalam rangka untuk mengikuti sertifikasi guru, bukan untuk pemerolehan pengetahuan dan keterampilan menulis karya ilmiah dalam rangka peningkatan profesionalismenya sebagai guru. Motivasi ini tentu menyimpang dari tujuan pelatihan penulisan karya ilmiah itu sendiri. Hal ini dirasakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah ketika memberikan sambutan dalam rangka Lomba penulisan Karya ilmiah bagi guru-guru SMP/SMA di Dinas Pendidikan Jawa Tengah beberapa bulan yang lalu di LPMP Jawa Tengah. Oleh karena itu, dalam sambutannya, beliau sangat menekankan agar pelatihan penulisan artikel tersebut tidak dimaksudkan untuk mendapatkan sertifikat, tetapi benar-benar diarahkan agar profesionalisme guru meningkat. 2 Berlangganan Majalah Ilmiah/Jurnal Ada satu pengalaman menarik ketika beberapa kali penulis mendapat kesempatan mengikuti pelatihan penulisan karya ilmiah bersama beberapa guru-guru di beberapa kabupaten di Jawa Tengah. Demikian guru-guru diminta untuk latihan menulis artikel kajian pustaka di rumah masing-masing, mereka mengeluh karena kesulitan mendapatkan sumber bacaan yang relevan. Banyak di antara guru, khususnya guru SD, yang bertanya apa yang kami harus tulis sementara sumber bacaan yang relevan di sekolah kami masih sangat terbatas. Hal serupa juga dirasakan oleh sejumlah dosen Universitas Negeri Semarang ketika mendapat tugas membimbing penyusunan proposal PTK (Penelitian Tindakan Kelas) bagi guru-guru di Provinsi Jawa Tengah. Keluhan para guru tersebut tentu mudah dipahami karena sarana buku bacaan ilmiah yang berupa laporan penelitian, majalah ilmiah, dan buku-buku metode penelitian atau buku penulisan karya ilmiah di sekolah-sekolah rata-rata kondisinya demikian. Sadar akan kondisi ketersediaan bacaan ilmiah tersebut, sudah sepatutnya setiap sekolah membuat program untuk berlangganan majalah ilmiah atau jurnal secara rutin dari perguruan tinggi yang relevan seperti Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Negeri Semarang. Ketersedian buku bacan ilmiah sangat penting artinya bagi kepentingan menulis karya ilmiah. Logikanya, dengan sarana bacaan yang memadai, minat baca para guru akan semakin meningkat. Tingginya minat baca guru akan dapat dijadikan modal dalam menulis karya ilmiah. Oleh karena itu, untuk melakukan gerakan menulis karya ilmiah di kalngan guru, idealnya berlangganan majalah ilmiah dilakukan oleh setiap guru. Namun, jika tidak memungkinkan, dengan adanya peningkatan dana pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD pada tahun 2009, sudah sepatutnya setiap sekolah menyisihkan anggaran secara khusus untuk kepentingan berlanganan majalah ilmiah. 3 Menerbitkan Majalah Ilmiah/Jurnal Menerbitkan majalah ilmiah/jurnal memang tidak gampang karena di samping memerlukan kerja keras para pengelolanya juga memerlukan dukungan dana yang tidak sedikit. Namun, dalam rangka menggalakkan atau menggerakkan aktivitas menulis karya ilmiah para guru, kehadiran majalah ilmiah/jurnal merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Tanpa tersedianya majalah ilmiah/jurnal di suatu sekolah atau dinas pendidikan setempat, tentu laporan-laporan penelitian yang berupa PTK, yang belakangan ini sudah banyak dihasilkan para guru tidak bisa diterbitkan sehingga pengakuan kredit poinnya rendah. Tanpa ketersediaan majalah ilmiah/jurnal, hasil-hasil penelitian para guru menjadi tidak terkomunikasikan secara luas; paling-paling tersimpan di rak buku yang ada pada masing-masing sekolah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya direncnakan adanya majalah ilmiah/jurnal minimal satu majalah pada masing-masing dinas pendidikan kabupaten di Indonesia. Keberadaan majalah ilmiah ini sangat penting karena dapat memberikan prestise suatu lembaga, di samping dapat dijadikan sebagai tolok ukur produktivitas lembaga dan pengakuan terhadap para penulis. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kehadiran majalah ilmiah merupakan mercusuarnya suatu lembaga. Sayangnya, sampai saat ini, jumlah majalah ilmiah di lingkungan lembaga pendidikan di luar perguruan tinggi sangat terbatas adanya sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alasan bagi guru untuk tidak menulis karena tulisan yang diakui kreditnya adalah tulisan yang dimuat di dalam suatu majalah ilmiah. 4 Tingkatkan Frekuensi Penyelenggaraan Lomba Menulis Karya Ilmiah dalam Bidang Pendidikan Sementara ini, frekuensi kegiatan lomba menulis karya ilmiah dalam bidang pendidikan yang melibatkan guru sebagai peserta lomba tampaknya masih terbatas adanya. Lomba semacam ini biasanya dilakukan setiap tahun oleh pihak Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah dalam rangka memperingati hari pendidikan Nasional setiap tahun. Di samping itu, lomba serupa juga dilakukan oleh pihak Departemen Pendidikan Nasional dengan melibatkan guru di seluruh Indonesia. Kedua jenis loma yang biasanya dilakukan setahun sekali itu tentu tidak banyak bisa melibatkan guru untuk ikut sebagai peserta lomba. Itulah sebabnya perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan frekuensi penyelenggaraan lomba menulis karya ilmiah yang mampu memberikan kesempatan secara lebih luas kepada para guru. Untuk itu, dengan ditetapkannya anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD, sudah sepatutnya, pihak dinas pendidikan tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi menyusun program penyelenggaraan lomba penulisan karya ilmiah setahun dua kali atau setiap semester sekali. 5 Tingkatkan Motivasi Guru dalam Menulis Karya Ilmiah Aktivitas menulis karya ilmiah di kalangan guru memerlukan adanya motivasi dari guru. Tanpa adanya motivasi dari dalam diri guru itu sendiri niscaya gerakan menulis karya ilmiah di kalangan guru sulit membuahkan hasil yang memadai. Logikanya dengan adanya program sertifikasi guru seperti sekarang ini guru sepatutnya sudah termotivasi untuk rajin menulis. Namun, tampaknya hingga sat ini, motivasi menulis karya ilmiah di kalangan guru maih tergolong rendah. Oleh sebab itu, salah satu cara meningkatkan motivasi guru untuk menulis karya ilmiah dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru adalah dengan menjadikan prestasi lomba menulis karya ilmiah sebagai salah satu pertimbangan penting dalam pengisian lowongan jabatan tertentu di lingkungan sekolah maupun di lingkungan dinas pendidikan mulai dari tingkat kecamatan, tingkat kabupaten, tingkat provinsi, bahkan sampai ke tingkat nasional. Adapun dasar berpikirnya adalah guru yang sering memenangkan lomba penulisan karya ilmiah khususnya di bidang pendidikan tentu memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang berbagai persoalan menyangkut lika-liku pendidikan dan pengajaran sehingga hal ini merupakan modal bagi guru dalam memecahkan persoalan-persoalan substansial dalam bidang pendidikan dan pengajaran. 6. Simpulan Simpulan yang dapat ditarik dari keseluruhan uraian di atas. Pertama setidak-tidaknya ada dua pertimbangan mengapa gerakan menulis karya ilmiah di kalangan guru dapat meningkatkan profesionalisme guru, yaitu (1) Profesi menulis bersifat terbuka, siapa pun dapat melakukannya asalkan mau belajar dan bekerja keras dan (2) Menulis karya ilmiah dapat meningkatkan kompetensi guru khususnya yang menyangkut kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Kedua ada beberapa strategi yang dapat ditempuh dalam melaksanakan gerakan menulis karya ilmiah di kalangan guru, yaitu: (1) tingkatkan pelatihan menulis karya ilmiah di kalangan guru, (2) berlangganan majalah ilmiah/jurnal, (3) membuat majalah ilmiah/jurnal minimal di tingkat kabupaten; (4) meningkatkan frekuensi pelaksanaan lomba menulis karya ilmiah dalam bidang pendidikan; dan (5) meningkatkan motivasi guru untuk menulis karya ilmiah. DAFTAR PUSTAKA Akhdiah, Sabarti; Arsjad, Maidar G; Ridwan, Sakura, H. 1998. Menulis I. Jakarta: Depdikbud Daud, Afrianto. 2007. ”Guru sebagai Peneliti: Mungkinkah?” dalam Kompas 14 Desember 2007 Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta: Depdiknas Gong, Gola. 2007. Jangan Mau Gak Nulis Seumur Hidup. Bandung: Karya Kita Huda, H. Nurul, dkk. 2000. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang. Hull, Glynda Ann. 1989. Research on Writing:Building a Cognitive and Social Understanding of Composing, in Resnick, Lauren B. and Klopfer E. Toward the Thinking Curriculum:Current Cognitive Research:ASCD Ibnu, Suhadi. 2000. “Penulisan Artikel Konseptual/ Nonpenelitian dan Artikel Hasil Penelitian” dalam Huda, dkk. 2000. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang. Irawan, Aguk, MN. 2008. Cara Asyik Menjadi Penulis Beken. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran Keraf, Gorys. 1996. Terampil Berbahasa Indonesia I. Jakarta:Balai Pustaka Kompas, 14 Desember 2007 Koster, Wayan. 2006. Memperjuangkan Nasib Guru dan Dosen. Jakarta: tanpa penerbit Marahimin, Ismail. 2005. Menulis secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya Mujiran, Paulus. 2002. 10 Tahun Belajar Menulis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Parera, Daniel. 1993. Menulis Tertib dan Sistematis (Edisi Kedua). Jakarta: Erlangga Sudjana, Nana. 1987. Tuntunan Menyusun Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru Supriyadi, dkk. 1992. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud Swales, John M dan Christine B. Feak. 1977. Academic Writing for Graduate Students. Ann Arbor: The University of Michigan Press Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa: Bandung  ...

Fakultas Pertanian

09 October 2012 11:49:20 Dibaca : 928

SEJARAH

Maksud pendirian Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo (UNG) adalah untuk turut memecahkan masalah di bidang produksi pertanian, terutama melalui kegiatan penelitian dan penyediaan tenaga ahli pertanian, sehingga akan memberikan bantuan yang nyata bagi masyarakat Gorontalo khususnya dan bangsa Indonesia umumnya. Dalam perkembangannya, Fakultas Pertanian mengemban tugas di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Gagasan pendirian Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian diawali sejak berdirinya Program Balai Pelatihan Agrokompleks STKIP Gorontalo Tahun 1994. Pendirian wadah tersebut merupakan bagian awal pengembangan institusional dari kehadiran sumber daya dosen yang memiliki latar belakang bidang pertanian, perikanan, peternakan dan teknik saat itu. Usaha mendirikan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian tersebut mendapat momentum dari pemerintah pusat melalui kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang memberikan perluasan mandat bagi Perguruan Tinggi Keguruan untuk mengelola program non kependidikan. Diawali dengan pembukaan Program Diploma Non Kependidikan STKIP Gorontalo yang didalamnya terdapat Program D-III Pertanian berdasarkan SK No. 280/DIKTI/KEP/2000 dengan tiga konsentrasi yaitu Budidaya Tanaman Pangan, Budidaya Perikanan dan Budidaya Ternak. Kemudian dalam perkembangan STKIP Gorontalo menjadi IKIP Negeri Gorontalo, Program D-III Pertanian menjadi salah satu jurusan di lingkungan Fakultas PMIPA dengan tiga Program Studi D-III yaitu Pertanian, Budidaya Perikanan dan Budidaya Ternak. Seiring dengan perkembangannya guna memenuhi kebutuhan akan tenaga terampil serta profesional di bidang perikanan, peternakan dan pertanian, pada tahun 2003/2004 maka berdasarkan SK DIKTI No. 2277/D/T/2003 dibuka lagi program studi baru yaitu Program Studi Teknologi Hasil Perkebunan, Teknologi Hasil Perikanan dan Teknologi Makanan Ternak.
Usaha yang dirintis selama beberapa tahun tersebut akhirnya berhasil dengan dibukanya Fakultas Pertanian berdasarkan Surat Persetujuan Menteri Pendidikan Nasional No. 82/MPN/KL/2004 sesaat setelah perubahan IKIP Negeri Gorontalo menjadi Universitas Negeri Gorontalo dengan SK Presiden RI No. 54 Tahun 2004 tanggal 23 Juni 2004. Untuk menjalankan kegiatan akademik di Fakultas Pertanian berdasarkan SK Rektor Universitas Negeri Gorontalo No. 289/K15.A2/KP/2004 Tahun 2004 ditetapkan pelaksana tugas yaitu :
Pejabat Dekan : Ir. Alim Niode, M.Si
Sekretaris: : Ir. Asda Rauf, M.Si
Kemudian atas dasar pertimbangan keragaman bidang ilmu yang meliputi pertanian, perikanan dan peternakan di dalam Fakultas Pertanian, maka berdasarkan Surat Keputusan Rektor UNG No. 86/K.15.A1/PP/2005 dilakukan perubahan nama menjadi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian. Periode kepemimpinan fakultas tahun 2005 sampai sekarang dijabat oleh seorang dekan dan dibantu oleh masing-masing pembantu dekan sebagai berikut :
1. Dra. Nikma Musa, M.Si (2005-2006)
Ir. Hasim, M.Si (Pembantu Dekan Bidang Akademik)
Ir. Yuniarti Koniyo, MP (Pembantu Dekan Bidang Keuangan dan Administrasi)
Ir. Alim Niode, M.Si. (Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan)
2. Ir. Zulzain Ilahude, MP (2006-2010)
Ir. Syukri I. Gubali, MP (Pembantu Dekan Bidang Akademik)
Femy Sahami, S.Pi, M.Si (Pembantu Dekan Bidang Keuangan dan Administrasi)
Ir. Fitria S. Bagu, M.Si. (Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan)
3. Prof. Dr. Ir. Mahludin Baruwadi, MP (2010-sekarang)
Dr. Abdul Hafi dz Olii. S.Pi, M.Si (Pembantu Dekan Bidang Akademik)
Fauzan Zakaria, S.P, M.Si (Pembantu Dekan Bidang Keuangan dan Administrasi)
Ir. Fahria Datau, M.Si. (Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan)

Sejak awal pendiriannya, Fakultas Pertanian telah mempunyai Rencana Pembinaan dan Pengembangan dalam aspek fi sik dan nonfi sik. Pada aspek fi sik, pada awal berdirinya, Fakultas ilmu-ilmu Pertanian UNG menempati laboratorium Fakultas Teknik (sekarang gedung lama fak pertanian dan sekarang juga telah menjadi laboratorium fakultas ilmu-ilmu pertanian), sedangkan kegiatan perkuliahan dan praktikum terpencar di beberapa tempat dan instansi terkait. Akhirnya pada bulan September 2007 Fakultas ilmu-ilmu Pertanian pindah menempati gedung sendiri sampai sekarang.
Pada tahun 2006, Fakultas Pertanian mengembangkan kebun percobaan yang berlokasi di Desa Dulamayo, Kec. Tapa Kab.Bone Bolango, seluas 6,5 ha sebagai areal kegiatan penelitian dan pengembangan kegiatan-kegiatan pertanian. Pengembangan aspek fi sik juga mencakup peningkatan kuantitas dan kualitas sarana/ prasarana pendukung kegiatan akademik.
Saat ini, Fakultas Pertanian telah memiliki gedung dan ruang kuliah, laboratorium, internet fakultas), dan perpustakaan. Dalam waktu yang tidak lama lagi, diharapkan Fakultas Pertanian juga memiliki sebuah gedung aula serba guna berlantai tiga yang nantinya akan berintegrasi dengan stasiun radio penyuluhan pertanian.
Pengembangan aspek nonfisik di Fakultas Pertanian antara lain meliputi penyempurnaan kurikulum dan sistem pendidikan, serta pengembangan program pendidikan. Pada mulanya, kurikulum di Fakultas ilmu-ilmu Pertanian menganut sistem paket per semester. Penyempurnaan kurikulum disesuaikan dengan pendidikan di fakultas ilmnu-ilmu pertanian yakni Strata-0 (diploma 3).
Sejak tahun 2008/2009 Fakultas Pertanian menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan metode pembelajaran yang bersifat Student Centered Learning (SCL). Sejalan dengan penyempurnaan kurikulum, sistem pendidikan di Fakultas Pertanian juga disesuaikan. Pada awalnya, pendidikan di Fakultas Pertanian ditempuh melalui Jurusan Pertanian. Namun sejak tahun 2004/2005, pendidikan tingkat diploma ditempuh melalui :
1. Jurusan Teknologi Pertanian
2. Jurusan Teknologi Peternakan
3. Jurusan Teknologi Perikanan
Berdasarkan SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi pengelolaan pendidikan Program diploma di Fakultas Pertanian didasarkan pada Program Studi (PS), yaitu :
1. PS Pertanian (SK Dirjen DIKTI No 280/Dikti/Kep/2000)
2. PS Teknologi Hasil Perkebunan (SK Dirjen DIKTI No 2277/D/T/2003)
3. PS Teknologi Produksi Ternak (SK Dirjen DIKTI No 3749/D/T/2006)
4. PS Teknologi Makanan Ternak (SK Dirjen DIKTI No 2277/D/T/2003)
5. PS Budidaya Perikanan (SK Dirjen DIKTI No 3749/D/T/2006)
6. PS Teknologi Hasil Perikanan (SK Dirjen DIKTI No 2277/D/T/2003)
Pada tahun 2007 terjadi perubahan PS yaitu :
1. PS Pertanian menjadi PS Agronomi
2. PS Teknologi Hasil Perkebunan menjadi PS Teknologi hasil pertanian
Seiring dengan perkembangan waktu maka Fakultas Ilmu-ilmu pertanian mendapatkan rekomendasi penyelenggaraan pendidikan program strata  dengan adanya program studi yang disetujui melalui SK Dirjen Dikti yaitu :
1. PS Agroteknologi
2. PS Agribisinis
3. PS Manajemen Sumberdaya Perairan
4. PS Budidaya Perairan
5. PS Teknologi Hasil Perairan
6. PS Peternakan

VISI, MISI, DAN TUJUAN

Visi
Fakultas riset dengan ciri civitas yang berkarakter, cerdas, dan terampil untuk mewujudkan Universitas peradaban

Misi
1). Menguatkan dan memberdayakan keunggulan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian melalui Riset.
2). Pencitraan fakultas melalui layanan prima, penggunaan teknologi informasi dan penataan lingkungan
3). Menciptakan kapasitas SDM yang berkarakter dan kreatif melalui soft skill

Tujuan
1). Peningkatan keunggulan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian melalui Riset
2). Pencitraan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian melalui peningkatkan mutu akademik dan non akademik
3). Peningkatan kapasitas SDM melalui pengembangan SDM yang terencana, relevan dan fl eksibel dengan kondisi eksternal dan internal.

TUJUAN PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI LULUSAN
1. Program Sarjana
Program Studi Agroteknologi
Tujuan

  1. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat Gorontalo dan sekitarnya untuk memperoleh pendidikan tinggi pertanian bidang Agroteknologi.
  2. Menciptakan sarjana pertanian dengan kompetensi di bidang ilmu tanah, agronomi, ilmu hama dan penyakit, serta ilmu danteknologi pangan yang produktif dan unggul dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi yang mumpuni.
  3. Melenggarakan pendidikan dan pembelajaran dalam suasana akademik yang kondusif dan dinamis dengan menjunjung kebebasan mimbar akademik.
  4. Melenggarakan kegiatan penelitian yang produktif, dan berkelanjutan, serta terpublikasi dalam masyarakat ilmiah.
  5. Melenggarakan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang produktif, dan relevan dengan permasalahan masyarakat.
  6. Mewujudkan Agroteknologi sebagai jurusan yang produktif dan unggul dengan basis riset yang kuat serta berjiwa enterpreneurship.

Kompetensi

  1. Mampu melaksanakan perencanaan dan pengembangan sumberdaya pertanian pada sub sistem hulu secara rasional, efektif, efi sien dan berkelanjutan.
  2. Mampu mengelola pertanaman dan media tumbuh tanaman yang produktif dan berkelanjutan.
  3. Mampu mengendalikan pertumbuhan dan produksi pertanian yang ramah lingkungan dan berbasis agroekologi yang sehat.
  4. Mampu mengembangkan keahlian bidang agroteknologi secara kreatif dan inovatif dengan basis riset yang mumpuni.
  5. Mampu berkerjasama secara produktif dalam tim yang interdisiplinan.
  6. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan basis agroteknologi yang ramah lingkungan.
  7. Mampu mengoperasikan berbagai alat bantu (tools) dan instrument dalam bidang agroteknologi dalam menunjang keputusan.
  8. Mampu menyusun dokumen perencanaan penggunaan sumberdaya pertanian yang baik dan benar serta aplikabel.


2. Program Studi agribisnis
Tujuan

  1. Berkarakter, kreatif dan profesional di bidang agribisnis serta ilmu-ilmu penunjangnya.
  2. Mampu menganalisis dan mengambil keputusan yang tepat.
  3. Dapat mengaplikasikan ilmunya untuk kepentingan masyarakat sekarang dan masa depan

Kompetensi

  1. Mampu memilih, mengoperasikan, mengendalikan dan mengembangkan unit agribisnis dan merumuskan kebijakan pengembangan agribisnis yang berkelanjutan.
  2. Mampu menyusun rencana strategik, rencana bisnis dan mengevaluasi program-program bisnis
  3. Mampu mengembangkan keahlian, keinovativan, kewirausahaan dan jejaring kemitraan agribisnis
  4. Mampu bekerjasama dalam tim yang multidisiplin

 

Struktur Organisasi

Dekan : Prof. Dr. Ir. Mahludin Baruwadi, MP
Pembantu Dekan Bidang Akademik : Dr. Abd Hafi dz Olii, S.Pi, M.Si
Pembantu Dekan Bidang Keuangan dan Adm. : Fauzan Zakaria, SP, M.Si
Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan : Ir. Fahria Datau, M.Si

PIMPINAN JURUSAN
Jurusan Agroteknologi : 
Ketua : Nurdin, SP M.Si
Sekretaris : Dr. Nurmi, SP, M.Si
Prodi Agroteknologi : Nurdin, SP M.Si
Prodi Teknologi Hasil Pertanian : Lisna Ahmad, S.TP, M.Si
Prodi Agronomi : Ir. Rida ISwati, M.Si

Jurusan Agribisnis : 
Ketua : Supriyo Imran, SP, M.Si
Sekretaris : Wawan Tolinggi, SP, M.Si
Prodi Agribisnis : Supriyo Imran, SP, M.Si

Jurusan Peternakan :
Ketua : Abd Hamid Arsyad, S.Pt, M.Si
Sekretaris : Ir. Syamsul Bahri, M.Si
Prodi Peternakan : Sri Suryaningsih Djuuna, S.Pt, MP

Jurusan Perikanan Dan Kelautan : 
Ketua : Ir. Yuniarti Linda Koniyo, MP
Sekretaris : Lukman Mile, S.Pi, M.Si
Prodi Manajemen Sumber Daya Perairan : Dr. Ir. Syamsudin
Prodi Budidaya Perairan : Muhlis, S.Pi, M.Si
Prodi Teknologi Hasil Perikanan : Silvana Naiu, S.Pi, M.Si

KEPALA LABORATORIUM DAN KEPALA PUSAT/KAJIAN
Laboratorium
Laboratorium Agroteknologi
Kepala : Fitri Yamin, SP, MM
Laboratorium kultur Jaringan
Kepala : Indriati Husain, SP, M.Si
Laboratorium Agribisnis
Kepala : Ria Indriani, SP, M.Si
Laboratorium Peternakan
Kepala : Ir. Ellen Saleh, MP
Laboratorium Perikanan dan Kelautan
Kepala : Siti Nursinar, S.Pi, M.Si

Pusat Studi/Kajian
Pusat studi pertanian tropis (PSPT)
Ketua : Prof. Dr. Ir. Mahludin Baruwadi, MP
Sekretaris : Supriyo Imran, SP, M.Si
Pusat Kajian Perikanan Teluk dan Laut Dalam (PKPTLD)
Ketua : Dr. Abd. Hafi dz Olii, S.Pi, M.Si
Sekretaris : Muhlis, S.Pi, M.Si
Pusat kajian peternakan dan kesehatan hewan (PKPKH)
Ketua : Dr. Muhamad Mukhtar, S.Pt, M.Agr
Sekretaris : Siswatiana R. Taha, S.Pt, M.Si
Pusat Kajian Agribisnis dan lingkungan ternak
Ketua : La Ode Sahara, S.Pt, M.Si
Sekretaris : Sri Yeni Pateda, S.Pt, M.Si
Pusat studi sosial ekonomi dan kebijakan pertanian (PSSEKP)
Ketua : Wawan Tolinggi, SP, M.Si
Sekretaris : Amelia Multisari, M.Sc
Pusat studi Perencanaan dan pengembangan system pertanian Hulu
(PusrenbangSIMPUL)
Ketua : Ir.Hi Zulzain Ilahude, MP
Sekretaris : Wawan Pembengo, SP
Pusat studi Teknologi Hasil Pertanian (PSTHP)
Ketua : Yoyanda Bait, S.Tp, M.Si
Sekretaris : Rahmiati Kasim, SP, M.Si

Kepala Bagian Tata Usaha
Umar U. Almahdali, S.Pd, M.Pd
Kepala Sub Bagian Akademik
Sri Merajiwaty Doenggio, SE
Kepala sub Bagian Kemahasiswaan
La Ode Muhamad Yusuf, S.Pd, M.Pd
Kasubag Perlengkapan
Albert H. Mohamad, S.Sos

Tips Keterampilan Guru dalam penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar di kelas yang optimal. Menunjukkan Sikap Tangkap Menggambarkan tingkah laku guru yang tampak pada siswa, bahwa guru sadar dan tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan ketidak acuan mereka. Dengan adanya sikap ini siswa merasa guru hadir ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini dengan cara : Memandang Secara Saksama Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas dikelas serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik terhadap kelompok maupun individu. Memberikan Pernyataan Hal ini terkomunikasi kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap memberi respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus dihindari adalah menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar yang mengandung ancaman. Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”. Gerak Mendekati Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa. Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan belajar, mengalami frustasi atau sedang marah. Gerak yang mendekati hendaknya dilakukan dengan wajar, bukan menakuti atau maksud lain ?? Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa. Dengan adanya teguran menandakan adanya guru bersama siswa. Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan pada sasaran yang tepat. Membagi Perhatian Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : Visual Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau individu namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok siswa atau individu. Keterampilan ini digunakan untuk memonitor kegiatan kelompok atau individu, mengadakan koreksi kegiatan siswa, memberi komentar atau memberi reaksi terhadap siswa yang mengganggu. Verbal Guru dapat memberikan komentar terhadap aktivitas seseorang yang dilihat atau dilaporkan oleh siswa lain. Penggunaan teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai kelas. Memusatkan Perhatian Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahnkan apabila dari waktu kewaktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. Hal ini dengan cara : Menyiagakan Siswa Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan pertanyaan atau topic pelajarannya. Misalnya : “ coba anak-anak, semuanya memperhatikan dengan teliti gambar ini untuk membedakan daerah mana yang subur dan daerah mana yang tanahnya gersang. Menuntut Tanggung Jawab Siswa Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat penting dalam mempertahankan pusat perhatian siswa seperti : meminta untuk diperagakan hasil pekerjaan tugas. Memberikan Petunjuk Yang Jelas Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa. Menegur Tidak semua tingkah laku yang mengganggukelompok, siswa dalam kelas dapat dicegah atau dihindari dengan baik, sehingga guru harus melakukan teguran secara verbal atau memperingatkan siswa. Teguran itu efektif jika : Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkn serta mengandung penghinaan. Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan. Seperti : “suharto ingat”! Memberi Penguatan Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan cara. Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu yaitu dengan jalan” menangkapnya” ketika ia melakukan tingkhlaku yang wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan tingkah yang tidak wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan tindakan yang tidak wajar dengan tujuan perbuatan yang wajar tadi dapat terulang. Guru daapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain untuk menjdi teladan. ....

ANIMASI DENGAN SWISMAX

09 October 2012 11:37:16 Dibaca : 184

Animasi adalah salah satu elemen multimedia yang memang sangat menarik. Sebab animasi mampu membuat sesuatu seolah-olah bergerak. Padahal animasi adalah rangkaian sejumlah gambar yang ditampilkan secara begantian. Menuru Ibiz Fernandes dalam bukunya Macromedia Flash Animation & Cartooning: A Creative Guide, animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan.( HTTP://CBS-BOGOR.NET/EBOOKLAIN/, DIAKSES 2 JULI 2010) Animasi tidak hanya dipakai untuk film saja. Dalam dunia situs web animasi digunakan untuk memberikan sentuhan manis pada situs. Bahkan bagi dunia pendidikan animasi juga digunakan sebagai alat bantu untuk menjelaskan sesuatu agar siswa dapat memahami konsep yang diajarkan. Di bidang animasi yang saat ini berkembang sangat pesat, salah satu contoh hasil dari pengembangan animasi adalah program swishmax. Swishmax dapat dijadikan alternatif selain menggunakan flash yang telah banyak digunakan. Sebelum swishmax dikembangkan software flash lebih dahulu tenar di kalangan desain grafis. Namun setelah software ini dikeluarkan para animator lebih memilih menggunakan software swishmax dari pada macromedia flash karena penggunaan script animasinya lebih mudah dipergunakan dan lebih efektif. Dibanding dengan software lain, swishmax menyediakan banyak desain button, sehingga memudahkan animator untuk mendesain. Selain itu software swishmax mempunyai kelebihan disbanding software animasi flash terdahulu, yaitu diantaranya swish max relatif  lebih mudah digunakan dibandingkan dengan Macromedia Flash dan dengan hasil relatif sama, swishmax sudah dilengkapi dengan berbagai animasi yang menarik dan mudah dalam penggunaanya, swishmax juga mampu menangani link antar objek maupun dokumen. Pengembangan swishmax sebagai salah satu media penyampai pesan kepada anak adalah sebuah gagasan yang dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam menyampaikan materi terhadap anak. Pada kenyataannya, selama ini banyak guru yang masih terus selalu menggunakan metode ceramah yang klasikal dalam penyampaian materi. Padahal materi bisa disampaikan melewati beberapa media yang salah satunya adalah swishmax ini. Jika mendengarkan ceramah yang diberikan oleh guru, siswa hanya akan membayangkan dengan interpretasi yang berbeda-beda setiap anak, karena tidak ada gambaran yang jelas mengenai penjelasan yang diberikan atau tidak ada visualisasi yang jelas sehingga anak susah membayangkan mendekati kenyataan. .... Baca Selengkapnya di : HTTP://WWW.M-EDUKASI.WEB.ID/2012/04/ANIMASI-DENGAN-SWISMAX.HTML