Kesal, Menteri Agus Gebrak Meja DP
TEMPO.CO, Jakarta - Berlarut-larutnya rapat kerja Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2013 tak urung membuat Menteri Keuangan Agus Martowardojo kesal.
Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini pun menggebrak meja lantaran anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat tak juga menyepakati pembahasan asumsi ekonomi makro untuk menentukan anggaran. "Bahan bakar minyak tidak jadi naik, tapi inflasi terjadi. Siapa yang menderita? Rakyat!" kata dia sambil menggebrak meja.
Sebelum insiden itu terjadi, Agus dan anggota Komisi XI tengah membahas beberapa masalah seperti pertumbuhan ekonomi, suku bunga, inflasi, lifting minyak, serta nilai tukar rupiah.
Dalam rapat itu, Fraksi PDI Perjuangan dan Gerindra meminta pemerintah untuk memasukan indikator kesejahteraan dan kemakmuran seperti angka pengangguran dan kemiskinan dalam asumsi makro. Anggota fraksi PDI Perjuangan, Arif Budimanta, menyatakan indikator tersebut harus dihitung agar ada ukuran untuk menentukan realisasi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
"Selama ini pertumbuhan ekonomi tinggi tapi ukuran rakyat sejahtera apa? Banyak yang belum merasakan langsung pertumbuhan ekonomi," katanya.
Pernyataan itu menuai tanggapan beragam dan durasi rapat pun menjadi lebih panjang. Agus mulai tampak kesal dan melakukan interupsi, meminta agar DPR menyepakati penentuan asumsi makro, Menurut dia, indikator kemakmuran lebih berhubungan dengan alokasi anggaran yang seharusnya dibahas setelah asumsi makro ekonomi ditentukan.
Agus lantas meminta agar DPR mendukung setiap langkah pemerintah. Sebelum menggebrak meja, ia menyatakan harapan agar rapat tersebut tak molor seraya memaparkan kejadian 2012 saat terjadi inflasi lantaran DPR meminta kenaikan harga minyak masuk sebagai asumsi makro ekonomi. "Sepakati dulu pembahasan ini, jangan melantur," ujarnya.
Cara aman makan Mie Instan
Oleh: Marmi Panti Hidayah
Mi instan merupakan makanan yang paling simpel dikonsumsi. Mudah dan praktis. Namun perlu diingat bahayanya. Misalnya, endapan zat pewarna yang sangat berbahaya bagi tubuh.
Ahli gizi Afrinia Ekasari menuturkan, mi instan terbuat dari bahan dasar tepung, terigu, telur, air dan mineral, serta dilengkapi bumbu dan minyak sayur. Memang ada kandungan vitamin, tapi pada faktanya, jauh dari standar untuk memenuhi angka kebutuhan gizi. Terutama bagi anak-anak.
Ada beberapa kandungan berbahaya pada mi instan, yakni bahan pengawet dan pewarna yang tidak dapat diurai di dalam tubuh, sehingga cenderung tidak dapat dikeluarkan. Jadi, apabila zat-zat tersebut terlalu sering dikonsumsi, dapat mengendap dalam tubuh dan bersifat karsinogenik atau merusak.
“Karena itu, untuk memenuhi zat gizi, sebaiknya mi instan ditambahkan sayuran dan protein hewani seperti telur, ayam, udang,” ujar wanita yang lama berkarir di perusahaan makanan tersebut. Afrinia menyarankan jangan terlalu sering mengonsumsi mi instan.
Sementara Andi Imam Arundhana, ahli gizi dari Universitas Hasanuddin menguraikan bahwa dalam prinsip-prinsip makanan seimbang, apa yang dikonsumsi harus beraneka ragam, memiliki kandungan gizi. “Tidak hanya mengandung karbohidrat, tapi juga lemak, protein dan vitamin. Tidak cukup dengan kenyang saja,” ujarnya.
Sebagai gambaran, lanjut Andi, saat sarapan, seseorang membutuhkan sekitar 15-25 persen dari kebutuhan zat gizinya. Sementara kandungan mi instan baru memenuhi sekitar 16 persen kebutuhan karbohidrat dan lemak seseorang (kebutuhan 2.000 kkal).
Terkait dengan bahan pengawet, Andi mengungkapkan, kendati bisa hilang, memang sangat sulit. “Melalui sistem sekresi manusia, setidaknya sekitar empat hari kemudian,” ujarnya.
Karena itulah, dia mengatakan, kalaupun terpaksa harus mengonsumsi mi instan, durasi paling banyak 4-5 hari sekali. “Misalkan hari ini kita sudah konsumsi mi instan, empat hari sampai lima hari kemudian baru bisa konsumsi lagi,” jelasnya.
Andi dan Afrinia sependapat bahwa cara memasaknya harus diperhatikan, selain menambah bahan makanan lain saat mengonsumsi mi instan, demi kesehatan. Keduanya menyarankan agar ketika memasak mi instan, air rebusan pertamanya dibuang. Hal itu perlu dilakukan untuk membuang pengawetnya.
“Barulah mi instan dimasukkan ke dalam air mendidih yang baru, sehingga kadar pengawetnya keluar,” jelas Andi.
Cara lainnya yang bisa ditempuh adalah tidak menggunakan bumbu bawaan dari mi. “Kita bisa mengolah bumbunya sendiri seperti saat memasak,” kata Andi. Atau, minimal kurangi penggunaan bumbu mi instan. Ini untuk meminimalisasi masuknya pengawet ke dalam tubuh kita.
“Jika sudah terasa cukup, buang saja sisa bumbunya. Bila ingin lebih asin, ada baiknya ganti dengan menambahkan garam,” katanya. “Berbagai cara tadi bisa ditempuh, bila memang kita tidak bisa menghindari konsumsi mi instan.”
Bagian lain yang perlu diperhatikan, yaitu ketika membeli. Kata Afrinia Ekasari, selain melihat tanggal kedaluwarsa, komposisi, logo halal, pastikan juga kemasan tidak cacat atau robek. Sebab dalam kondisi cacat atau robek, berbagai macam serangga dapat mengontaminasi mi instan tersebut.
Kisah hidup desainer muslimah asal inggris yang populer:HANA TAJIMA
Bagi seorang perempuan muslimah sudah sepatutnya untuk mengenakan pakaian yang menutup aurat karena hal itu sudah diatur dalam agama islam. Belakangan ini banyak sekali model model jilbab yang trendi namun tetap dalam koridor syariah. Banyak gadis gadis atau wanita yang mencoba untuk mengenakan jilbab di bulan ramadhan ini meski kita tidak tau apakah nanti dilepas [...]
Siapa sebenarnya Lady Gaga?
Lady Gaga sukses menyihir dunia. Fansnya pun menggurita di berbagai penjuru dunia, khususnya kaum muda. Salah satu unsur kesuksesan Lady Gaga adalah kemampuannya memadukan unsur musik dan unsur teater dalam setiap penampilannya. Permasalahan muncul ketika Lady Gaga dalam melakukan ekspresi berkeseniannya selalu menabrak norma- norma yang ada.
Biografi Firman Utina
Firman Utina lahir pada tanggal 15 Desember 1981 di di Manado, Sulawesi Utara. Firman merupakan pemain Sepakbola Indonesia. Sebagai gelandang sekaligus kapten kesebelasan TIMNAS GARUDA. Firman Utina saat ini memperkuat Sriwijaya FC setelah sebelumnya memperkuat Tim Pelita Jaya, Persija Jakarta, Persita Tangerang, dan Arema Malang.