ASRAMA PUTRA KELIHATAN SEPI
Beberapa bulan telah berlalu, Asrama Putra (ASPURA) yang dulunya dipenuhi oleh para mahasiswa berprestasi, sekarang sudah kelihatan sepi karena masa transisi untuk tinggal di aspura tersebut sudah berakhir. Aspura itu menjadi sebuah kenangan para mahasiswa yang tinggal di tempat itu, di mana di dalamnya terdapat berbagai macam para mahasiswa yang berbeda suku, bahasa, budaya, daerah asal, sifat dan karakter bahkan jurusan maupun fakultas, tapi semua itu bukan berarti kita tidak saling berkomunikasi.
Kisah canda tawa yang pernah terjadi, sekarang sudah tidak ada lagi, keinginan hati ingin kembali ketempat itu lagi namun hal itu belum pasti terjadi meskipun di dalamnya terdapat beberapa hal yang kita tidak inginkan tapi semua itu menjadi sebuah perubahan pada diri yang sebelumnya tidak seperti itu.
Susah dan senang yang pernah di alami, menjadi suatu pengalaman dalam kehidupan di asrama tersebut, kekompakkan dan kebersamaan menjadi sebuah keindahan dalam setiap perbedaan, namun di dalam perbedan banyak yang memiliki karakter yang tidak memiliki rasa timbale balik sehingga menimbulkan sifat yang tidak di senangi oleh orang lain, tapi biarlah orang-orang yang seperti itu, suatu saat mungkin mereka akan sadar akan hal itu.
Sekarang Asrama Putra hanya ada beberapa orang tutor saja, yang selalu setia dalam menjalankan tugas mereka sebagai tutor di Aspura tersebut, Aspura yang sekarang sepi bukan berarti sepi seterusnya karena akan ada penghuni Aspura gelombang kedua yang akan tinggal di tempat itu dan akan mengalami hal yang seperti kami alami sebelumnya tapi sistimnya mungkin akan sedikit berubah dan semua itu bukanlah sebuah penyiksaan melainkan suatu kebaikan untuk diri kita sendiri.
Selamat tinggal ASPURA bagi gelombang pertama dan selamat dating penghuni ASPURA gelombang kedua di Asrama Putra Berprestasi, yang akan merasakan bagaimana hidup mandiri dan arti sebuah persahabatan dan kebersamaan dalam setiap perbedaan.
“Sekian dari saya, sebagai salah satu penghuni ASPURA Berprestasi Angkatan 2012”
Gorontalo, 31 Januari 2013
Kamal sibalingbalingbangsat