6 curhatan presiden SBY

21 February 2013 12:14:40 Dibaca : 1361

Untuk kesekian kalinya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menumpahkan kegundahan hatinya selama menjabat sebagai orang nomor 1 di Indonesia. Kali ini SBY curhat di depan para bupati.

SBY menyampaikan unek-uneknya saat acara Rakernas Apkasi-Perhiptani 2013 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (20/2). Dalam acara itu, SBY menceritakan jika ada seorang bupati yang mengeluh kepada dirinya.

SBY juga mengeluhkan banyak kritikan dari media. Menurutnya, media tidak adil. Berikut curhatan SBY di depan para bupati:

1. Dicurhati bupati

SBY mengaku saat berkunjung ke daerah banyak bupati yang curhat kepada dirinya. SBY sebagai kelapa negara langsung merespons dan mendengarkan dengan baik curhatan para kepala daerah tersebut.

"Seorang bupati misalnya mengatakan, Pak, rasanya kok berat sekali menjadi bupati, kenapa? Saya bilang begitu. Ya kok disalahkan terus pak. Maju kena mundur kena. Kiri kata DPRD salah, kanan kata pers salah," ujar SBY saat menceritakan keluhan seorang bupati kemarin.

"Jadi kadang-kadang bingung kita, padahal rasanya kami sudah berikhtiar, berupaya," imbuh SBY menceritakan.

2. Keluhan dari gubernur

Selain bupati, SBY juga mendapat curhatan dari seorang gubernur. Intinya masih sama soal serangan atau kritikan.

"Secara terpisah saya juga berbicara dengan gubernur. Pak gubernur nadanya juga sama. Wah ini memang euforia reformasi belum selesai Pak SBY. Kenapa? Ya rasanya semua kebijakan saya, program saya, kok disalahkan semua. Dianggap gagal semua, ditentang," ujar SBY saat menceritakan keluhan seorang gubernur.

Menurut SBY, seorang gubernur itu mengaku sudah mengerjakan yang terbaik tapi tetap saja dikritik. "Ya kiri kanan sepertinya mengkritik. Kalau mengkritik baik, ini sudah pada posisi menghakimi. Salah, gagal, dan sebagainya," ujar SBY menirukan omongan sang gubernur.

3. Dihujat delapan tahun

Setelah mendengar keluhan dari sang bupati dan gubernur, SBY kemudian bertanya balik kepada kedua kepala daerah tersebut.? "Nah, waktu itu saya bertanya, Pak bupati, sudah berapa lama jadi bupati? " tanya SBY.

Kemudian si bupati itu menjawab. "Empat tahun pak. Pak gubernur? Tiga tahun pak," kata SBY saat menceritakan jawaban sang bupati dan gubernur.

"Nah begini, Pak bupati dikritik, dihujat, disalahkan oleh masyarakat di kabupaten ini dalam waktu tiga tahun. Pak gubernur, bapak dikritik, disalahkan, dihujat oleh provinsi itu selama tiga tahun. Nah saya yang nyalahkan, yang menghujat seluruh rakyat Indonesia, dan sudah lebih dari 8 tahun," ujar SBY.

Karena itu, SBY berharap kepala daerah kuat menerima kritikan dan hujatan. "Kalau saya kuat, bapak-bapak harus kuat. Yang penting di sininya berikhtiar," kata SBY.

4. Tak boleh larut dalam hujatan

Sebagai seorang pemimpin, SBY meminta kepada kepala daerah yang mendapat kritik dari masyarakat tidak menyerah. Justru harus dijadikan cambukan untuk kerja lebih keras lagi.

"Hampir pasti ada permasalahan, tantangan, hambatan. Tapi sudahlah. Jalankan semuanya itu. Lalui, hadapi, pasti hasilnya akan lebih baik daripada putus asa, menyerah, kemudian kita pun ikut larut dalam konflik ataupun hujat menghujat, hajar menghajar, serang menyerang seperti itu. Setuju?"

Kemudian para bupati yang hadir langsung menjawab ajakan SBY dengan "Setuju".

5. Omongannya diplintir

SBY juga mengeluhkan soal pernyataannya yang kerap kali dipotong oleh media. Akibatnya, informasi yang sampai ke masyarakat tidak utuh.

"Ini pers ada di belakang. Tolong dengarkan baik-baik jawaban saya, karena saya penah dihajar, statement saya dipotong, dilepas dari konteksnya, digoreng kesana kemari, akhirnya saya hanya katakan Ya Allah," kata SBY.

"Saya menyampaikan statement seperti itu, tapi banyak yang kreatif, akhirnya diplintir kesana kemari, digoreng," imbuh SBY.

6. Gaji harus naik

Setelah mendengar keluhan dari kepala daerah, SBY sepakat untuk menaikkan gaji para bupati dan gubernur. Sebab, tanggung jawab para pemimpin daerah itu besar.

"Karena bagaimanapun gaji itu harus layak dibandingkan tugas, tanggung jawab, dan perannya. Kalau tidak layak dan kita punya kemampuan untuk meningkatkan jadi layak, maka peningkatan diperlukan. Tidak usah minta maaf karena yang disampaikan benar," ujar SBY.

Untuk itu, sejak dipilih jadi presiden pada tahun 2004, SBY bertekad meningkatkan kesejahteraan PNS utamanya gol IA dan tingkat bawah. "Dulu PNS Gol IA gajinya Rp 600 sekian ribu. Tidak cukup. Saya katakan harus kita bawa ke Rp 2 juta. Alhamdulillah," ujarnya.

"Beberapa pejabat negara juga sudah naik cukup tinggi. Oleh karena itu, menjadi tidak adil kalau gaji bupati, wali kota, gubernur tidak naik-naik setelah 8 tahun ini. Sebenarnya saya sudah saya tugasi menteri keuangan termasuk mendagri yang dikoordinasikan oleh wapres," imbuhnya.