Air Mata Cinta Memadamkan Api Neraka

22 February 2013 23:29:44 Dibaca : 2885


“Tiada pelupuk mata yang tergenangi dengan air mata melainkan pasti diharamkan jasadnya dari neraka, dan tiada air mata yang mengalir pada pipi melainkan akan dihapuskan daripadanya suatu kotoran dan kehinaan, dan apabila ada seseorang di antara umat yang menangis niscaya mereka akan dirahmati. Tiada suatu amal pun kecuali bernilai seperti kadar dan timbangannya, kecuali tetesan air mata., Sesungguhnya air mata itu dapat memadamkan samudera api neraka.
Air mata itu bukti kasih sayang yang ditanamkan oleh Allah di hati hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya Allah menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang“

(HR.Bukhari dan Muslim )

Siti Aisyah RA bertanya kepada Rasulullah saw, “Apakah ada umatmu yang nanti masuk surga tanpa hisab? “ Beliau saw menjawab, “Ada, yaitu orang yang mengenang dosanya lalu ia menangis.“ Dalam hadis lain Utusan Allah itu bersabda, “Pengakuan seorang hamba kepada Allah atas dosa-dosa yang dilakukannya lebih disukai Allah dari pada ibadah.“ Hadis senada diriwayatkan oleh Abdullah bin Man’ud, bahwa Nabi akhir zaman ini bersabda, “Linangan air mata seorang mukmin karena takut kepada Allah lebih baik daripada ibadah satu tahun.

Bertafakur tentang kebesaran dan kekuasaan Allah sesaat lebih baik daripada puasa enam puluh hari dan salat enam puluh malam. Bukankah Allah memiliki para malaikat yang menyeru setiap siang dan malam?” Zaid bin Arqam meriwayatkan. Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah! Bagaimana caranya aku menghindar dari neraka?“ Nabi saw menjawab, “Dengan linangan air matamu.

Sesunggguhnya kedua mata yang menangis karena takut pada Allah tidak akan tersentuh api neraka“ (HR.Ibnu Abi Dunya dan Al-Ashbahani). Ketika Rasulullah saw mendengar diantara sahabat menangis lantaran takut kepada Allah, beliau bersabda “Tidaklah masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah, dan tidaklah masuk surga orang yang terus menerus berbuat maksiat kepada Allah.“

Abu Hazim berkata, “Jibril AS turun kepada Nabi saw yang disisinya ada seorang lelaki yang sedang menangis. Jibril bertanya kepada Nabi saw ‘Siapa ini?’ Nabi saw menjawab, ‘Ia adalah si Fulan.‘ Kemudian Jibril as berkata, “Sesungguhnya kami menimbang amal-amal anak Adam semuanya kecuali tangisan. Sesungguhnya Allah memadamkan lautan api neraka jahanam dengan setetes air mata.‘

” Dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh imam Tirmizi, Rasul saw bersabda “Tidak ada yang lebih dicintai Allah swt selain dua tetes dan dua bekas kaki : tetesan air mata yang menangis karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang ditumpahkan di jalan Allah. Sedangkan dua bekas kaki adalah bekas ( perjuangan ) di jalan Allah, dan bekas melakukan kewajiban yang diwajibkan Allah.“

Umar bin Khattab ra terkenal sebagai orang yang sangat keras, pemberani, dan ditakuti musuh-musuhnya, tetapi dalam setiap ibadah, hatinya selalu khusyuk dan air matanya mengalir deras. Pada wajah Umar terdapat garis hitam seperti tali karena banyaknya menangis. Bahkan pernah pada suatu malam, ketika berzikir dan membaca sebuah ayat, ia menangis tersedu-sedu sampai tersungkur jatuh. Ia terus berada di rumahnya sehingga orang-orang menyangka ia sedang sakit.

Terkait ini bukankah Allah swt telah berfirman, “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk “ (Al Isra’ (17 ) : 109). Shalahuddin al Ayyubi, orang yang membebaskan Masjid al Aqsa dari kaum Muysrikin merupakan hamba Allah yang sangat tekun menunaikan salat tahajjud di sepertiga malam hingga matanya berlinang air mata.

Menurut Imam Al Qurthubi, “Menangis bisa menjadi tanda bagi ketakutan atau kerinduan seorang hamba kepada Rabb-nya. Hamba menangis karena takut Allah, ketika Dia menunjukkan keagungan-Nya. Hamba menangis karena rindu, apabila ia mendengar keindahan sifat Allah.“ Menangis bisa juga digunakan oleh seseorang untuk menutupi kesalahannya. Tangis dengan motivasi seperti ini pernah dilakukan oleh putra Nabi Ya’kub

“Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis“ (Yunus 16). Malik bin Dinar berkata, “Menangis karena menyesali kesalahan mengeringkan kesalahan itu, sebagaimana angin mengeringkan daun basah.“

Subhanallah! Orang-orang yang banyak menangis karena cinta dan takut kepada Allah, niscaya hatinya senantiasa diselimuti aura kekhusyuan, kelembutan dan kasih sayang. Kekuatan hati itulah yang kemudian mewarnai seluruh pikiran dan perbuatannya. Ketika ia salat, maka salatnya akan selalu khusyuk, ketika ia bekerja, maka ia bekerja dengan penuh konsentrasi (khusyuk) dan jujur...