untuk nanti

22 February 2013 22:49:07 Dibaca : 1153

Siapa yang bisa menduga hari esok?
Pastinya tidak ada yang tahu..
Hidup selalu menyimpan
perjalanan berliku...

Perjalanan yang terkadang membuat
kita bertanya dan meragu akan saat ini yang kita
lalui...
Tapi hidup juga ada kalanya membuat kita takjub
atas apa yang sudah dialami...

Air mata mungkin sempat menetes ketika menjalani hidup
ini, tapi senyum pun pasti pernah mengembang ketika
kegembiraan menyapa hati ini...
Atas semua yang sudah
terjadi, atas semua yang sudah terlewati...
Ya,
sesungguhnya itu adalah rahasia Yang Mahakuasa untuk
nanti...

Perlahan tapi pasti, kejadian-kejadian yang sudah kita
lalui itu adalah untuk nanti...

Mungkin berawal tidak
mengenakkan, tapi kita tidak pernah tahu bagaimana
nanti akan berlanjut...

Hidup berisi dengan aneka macam peristiwa...
Peristiwa
yang menghadirkan silih berganti perasaan yang mengisi
jiwa...

Di mana kita melewati satu momen ke momen
lainnya... Meraih satu cita ke cita lainnya...
Begitu
indah ketika cita itu berhasil kita lewati dan kita
raih.... Tapi itu untuk nanti.....

Adakalanya juga kita melepas satu momen untuk meraih
momen lainnya....
Melepas satu keinginan terganti meraih
keinginan lainnya...

Terkadang serasa sulit untuk
menerima yang ada di depan mata, ketika harus melepas
cita yang begitu kita impikan..

Ini juga untuk nanti.,
Tidak ada salahnya ketika kita begitu mempertahankan
cita kita, siapa pun berhak merasa kecewa manakala
keinginan dan cita-citanya tidak tercapai...

Ada yang
mengatakan perasaan kecewa adalah bagian dari
gharizatul baqa' (naluri mempertahankan diri) yang
Allah ciptakan pada manusia...

Dengannya, manusia bukan
onggokan daging dan tulang belulang... Ia juga bukan
robot yang bergerak tanpa perasaan, tapi manusia
memiliki aneka emosi jiwa... Ia bisa bergembira, tapi
juga bisa kecewa....

Orang bijak mengatakan, hidup itu adakalanya tidak
bisa memilih...
Perkataan itu benar adanya, ketika kita
renungkan, kita lahir ke dunia ini tanpa ada pilihan;
terlahir sebagai seorang pria atau wanita, berkulit
coklat atau putih, berbeda suku bangsa, dan
sebagainya...

Di balik segala cita, di balik segala perasaan kecewa
yang hadir karena mempertahankan cita itu..
Perasaan
menerima untuk melepas ketika cita itu tidak berhasil
kita raih merupakan kesiapan yang perlu dihadirkan...

Di balik segala cita, di balik segala perasaan yang
melahirkan pertanyaan akan jalan yang kita tempuh..

Perlulah menjaga dengan meyakinkan diri itu dariNya
untuk diri kita bahwa semuanya untuk nanti yang akan
baik-baik saja...

Maka kokohkanlah keimanan saat perjalanan membuat kita
bertanya, saat membuat kita meragu dan kecewa itu
terjadi pada kita....

Yakinilah skenario Allah tengah
berlangsung untuk nanti...

Dan jadilah penyimak yang
baik dengan penuh sangka yang baik padaNya...

Tanamkan
dalam diri kita bahwa Allah Mahatahu yang terbaik bagi
hamba-hambaNya...

Memang kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi
esok hari...

Man propose, God dispose. . :)

Kita hanya bisa
menduga dan berikhtiar, tapi Allah jua yang
menentukan......

===

"Menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya
urusannya seluruhnya baik dan tidaklah hal itu
dimiliki oleh seseorang kecuali bagi seorang mukmin.
Jika mendapat nikmat ia bersyukur, maka hal itu baik
baginya. Dan jika menderita kesusahan ia bersabar,
maka hal itu lebih baik baginya." (HR. Muslim)

Wallahu a'lam bishshawab