ARSIP BULANAN : March 2013

akibat suatu kezaliman

04 March 2013 06:29:35 Dibaca : 1153

Suatu ketika, seorang nelayan keluar rumah di pagi hari untuk mencari rezeki yang halal. Dia melemparkan jaringnya dan ternyata dia tidak memperoleh apa-apa sementara anak-anaknya di rumah sedang merintih kelaparan. Lalu dia berdoa dengan sepenuh hati kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika matahari hampir tenggelam. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberinya rezeki seekor ikan besar. Dia lalu memuji kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengambil ikan tersebut dengan penuh keceriaan menuju ke rumahnya.

Kebetulan ada seorang raja yang sedang bertamasya. Raja pun melihat nelayan tersebut, lalu dia dihadapkan kepada sang raja. Melihat ikan yang ada di tangan si nelayan, sang raja merasa takjub dengan ikan tersebut. Akhirnya, sang raja merampasnya secara paksa untuk dibawa ke istananya, demi membahagiakan permaisurinya. Sang raja mengeluarkan ikan tersebut di hadapan permaisurinya. Tetapi, tiba-tiba ikan tersebut berputar dan menggigit jari sang raja. Pada malam itu sang raja tidak dapat istirahat dan tidak dapat tidur. Raja pun mendatangkan beberapa dokter. Para dokter merekomendasikan agar jarinya diamputasi.

Meski telah dipotong jarinya, akan tetapi sang raja masih tetap tidak dapat istirahat karena racunnya telah menjalar ke seluruh tangannya. Para dokter kembali merekomendasikan agar tangannya diamputasi. Setelah diamputasi akan tetapi sang raja masih jgua tidak beristirahat. Bahkan dia berteriak-teriak dan minta tolong karena racun telah sampai lengannya.

Para dokter pun kembali merekomendasikan agar lengannya diamputasi. Kemudian sang raja dapat beristirahat dari rasa sakit secara fisik, tetapi jiwanya belum tenang. Perlahan, sang raja menyadari letak persoalannya. Orang-orang pun menganjurkannya agar pergi ke dokter hati, yaitu ulama yang ahli hikmah.

Sang raja pun berangkat ke tempat ulama dan mengisahkan tentang ikan tersebut. Sang ulama berkata kepadanya, “Kamu tidak akan tenang kecuali jika si nelayan telah memaafkanmu.” Kemudian sang raja mencari keberadaan nelayan, hingga akhirnya sang raja dapat menemukan si nelayan dan menjelaskan masalahnya kepadanya dan memintanya bersumpah agar si nelayan rela mengampuni dan memaafkannya. Si nelayan pun memaafkannya. Lalu raja bertanya kepadanya, “Sumpah apa yang kamu ucapkan untukku?” Dia menjawab, “Saya hanya megnucapkan sebuah kalimat, yaitu ‘Ya Allah! Dia telah menunjukkan kekuatannya kepadaku. Oleh karena itu, tunjukkan padaku kuasa-Mu pada dirinya!”

Seorang penguasa yang zhalim lagi sombong memerintahkan anak buahnya agar menggekang dan menangkap perempuan yang teraniaya untuk disiksa dan dihina. Dia memerintahkan agar perempuan tersebut diseret. Lalu perempuan tersebut berkata kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah,” tetapi dia tidak memperdulikannya. Dia masih saja memerintahkan agar perempuan tersebut diseret. Perempuan tersebut terus saja menyumpahinya agar melepaskannya dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia pun masih bersikeras menyeret perempuan tersebut. Ketika perempuan tersebut telah putus asa maka dia mendongakkan kepalanya ke langit seraya berdoa:

“Katakanlah: ‘Wahai Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui barang ghaib dan yang nyata, Engkaulah Yang memutuskan antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang selalu mereka memperselisihkannya’.” (QS. Az-Zumar: 46)

“Ya Allah, apabila orang ini menzalimi saya, maka ambillah nayawanya.” Dalam sekejap mata, lelaki tersebut jatuh ke belakang dan meninggal dunia. Lalu dia diusung di atas keranda mayat. Dan perempuan tersebut lepas dengan selamat.

Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1